Makin Jauh

7 1 0
                                    

Ina sekarang sedang berbaring di kasurnya, menatap langit langit kamarnya yang terasa lebih menarik dari pada buku tugas yang sudah ia buka di meja belajar namun tak mengerjakannya.

Memikirkan bagaimana kabar sang pujaan hati di sana, kenapa sekarang alvin malah semakin cuek bahkan tadi saat di jalan bersama keke ia melihat alvin mampir ke toko buku biasa dengan salsa.

"Hufftt ga seharusnya gua suuzon sama pacar sendiri" senyum ina mengembang.

"Ngapain senyum senyum sendiri? Kerasukan? "Celetuk arga yang berada di ambang pintu.

"Iiihh manaa ada " kesal ina dan duduk dari tidurnya.

"Makan" perintah arga dan langsung turun ke bawah. Ina menurut mengikuti arga ke ruang makan untuk makan malam.

"Kenapa? Ga enak sayurnya?" Tanya arga bingung.

Ina menggelengkan kepalanya dan mengunyah kembali lauk tanpa sayur itu.

"Harus pake sayur na" ujar arga lagi.

"Ga mau om" kesal ina dan segera menyelesaikan makanannya.

"Mau ice cream?" Tanya arga.

"Mau! Nanti abis makan kita beli di supermarket yaa" ujar ina bersemangat.

"Baiklah, habiskan makananmu" balas arga dan mereka kembali menyantap makan malamnya.

.
.
.

Sekarang arga pusing mencari ina di supermarket. Ini supermarket tidak terlalu besar tapi kenapa manusia seperti ina bisa menghilang  arga mempercepat langkahnya untuk mencari ina.

"Ck ni anak kemana sih, ga mungkin gua teriak kaya orang gila cuma buat cari dia" gerutu arga mulai kesal.

Berjalan menuju rak di mana tempat boneka lucu arga melihat seperti mengenal seseorang itu. Ia datang dan mengejutkan orang yang sedang memilih boneka tersebut.

"Ngapain?" Tanyanya to the point.

"Ish om bikin kaget aja! Ini lagi boneka ina mau" ujarnya.

"Ambil satu dan kembali ke rak ice cream karena tadi saya menawarkan ice cream bukannya boneka" balas arga dan berjalan  duluan di depan ina.

"Terima kasih sudah  berbelanja, kembali lagi ya" ujar mba kasirnya ke arah arga sambil tersenyum. Ina sedikit menunjukkan muka tidak sukanya dan kaget saat arga tiba tiba memeluk lehernya  di depan mba kasirnya.

"Om apaan sih" kesal ina dan ingin melepaskan pelukan arga namun itu semua sia sia.

"Yuk"hanya itu yang keluar dari mulut arga dan mereka kembali pulang ke rumah.

.
.
.

Pagi ini ina berangkat dengan ojek, malas untuk ikut dengan arga ataupun alvin. Bahkan alvin tak lagi mengiriminya pesan, yang ada di pikiran ina sekarang adalah bagaimana kelanjutan hubungannya dengn alvin. Jika memang sudah tidak bisa di lanjutkan maka ina akan mencoba merelakan untuk melupakan alvin.

Ina berjalan di koridor sekolah yang masih sepi, pagi ini ia sengaja berangkat sendiri dan meninggalkan rumah sangat pagi karena tidak ada mood untuk sarapanm tenang saja ia sudah meninggalkan note untuk arga di kulkas seperti biasanya.

"Sendirian aja nih?, Tumben" ujar seseorang yang melihat ina lewat.

"Ga usah cari gara gara ini masih pagi" balas ina dingin.

"Wahhh  memangnya kenapa kalo pagi? Energinya masih banyak ya?" Dan orang itu terkekeh geli.

"Ra, lu ga cape apa cari gara gara sama gua mulu ha?" Tanya ina kesal.

BECAUSE IT'S YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang