Kejujuran

1 0 0
                                    

"Baik anak anak, jangan lupa minggu depan ibuk akan mengadakan ulangan harian, kalian jangan lupa belajar di rumah oke?" Jelas guru mata pelajaran terakhir untuk hari ini.

"Yahhh buk, kan materinya banyak masa ga mau di bagi buk buat ulangannya" protes Rara ke arah gurunya.

"Di sini yang guru saya, kenapa kamu yang mengatur" balas guru tersebut dan membereskan peralatan dan bukunya.

"Ck, ga asik banget jadi guru" celetuk rara kesal.

"Rara nanti setelah bell berbunyi kamu langsung temui ibuk di kantor. Oke anak anak segitu pelajaran kita hari ini dan selamat siang" guru tersebut berjalan keluar kelas.

"Makanya kalo ngga mau susah itu belajar, bukan malah ngatur guru" celetuk ica yang merasa senang ada yang bisa ia ejek.

"Diem lu!" Kesal rara dan langsung keluar kelas duluan menemui guru tadi.

"Jangan lupa re ingetin ke kembaran lu, nanti dia  piket kelas, jangan langsung pulang ya" ica merasa puas sekarang dan langsung merangkul keke.

"Yuk pulang" senangnya.

"Kaya menang lotre aja lu" celetuk ucup.

"Biarin wleeee" ica menjulurkan lidahnya.

"Hahaha lucu" ujar ucup.

"Emang! Masalah?" Ica mulai terpancing.

"Ngga kok, sering sering aja begitu" ucup terkekeh geli dan ikut keluar kelas bersama dengan yang lain.

"Yuk" ina menarik teman temannya keluar bersama meninggalkan alvin sendirian di dalam kelas biasanya ia akan menunggu alvin tapi kenapa sekarang? Itu aneh.

"Ck na, apaan sih narik narik jalan biasa aja" keke menarik tangannya.

"Heheheh maaf, gua gugup banget soalnya" balas ina.

"Emang kenapa? Gara gara mau ngdate itu?" Ica ikut nimbrung. Memang ina sempat memberi tahu temannya tadi malam.

Ina mengangguk malu malu tai kucing. Apa apaan itu sekarang dia malah melompat kegirangan.

"Aaaaa seneng banget!" Dan akhirnya keke dan ica menjadi korban. Oh ya ampun.

"Ck, udah ah yuk pulang" hari ini tidak ada satupun di antara mereka bertiga yang membawa kendaraan dan akhirnya mereka akan pulang naik bus angkutan saja.

.
.
.

"Ina pulang" ucapnya sambil melepaskan sepatunya dan masuk kedalam rumah.

"Kenapa sepi?" Lanjutnya saat tidak biasanya arga belum pulang.

"Mungkin sibuk" apa apaan dia. Bertanya tapi dia jawab sendiri. Tentu saja! Jika ada yang lain menjawab itu akan lebih terlihat menyeramkan.

Ina berlari masuk ke dalam kamarnya dan langsung mamilih apa yang akan ia kenakan nanti sore. Padahal masih beberapa jam lagi, tapi bukan ina namanya jika tak memperibet keadaan.

"Akhirnya, siap juga" sekarang sudah pukul tiga sore dan ia baru saja selesai memilih bajunya. Lama kan? Iya emang ina memang lama sekali memilih baju.

"Mandi dulu ah" ujarnya sambil mengambil  handuk dan masuk kedalam kamar mandi.

Setelah selesai ia mengeringkan rambutnya dan memakai sedikit riasan tipis di wajahnya. Jangan lupa dengan kep kecil ia letakkan di rambutnya yang terurai, mengambil sling bag dan bersiap menunggu alvin di bawah.

"Kenapa balum datang ya" celetuk ina sambil melihat room chtnya dengan alvin yang tadi alvin sudah mengatakan ia akan berangkat. Apa terasa lama karena ina tidak sabar? Omg.

BECAUSE IT'S YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang