Rahasia Alvin

3 1 0
                                    

Sepulang dari bermain bersama teman temannya ina dan arga menghabiskan waktu bersama lagi untuk menonton drakor. Sebenarnya bukan arga yang mau tapi ina yang selalu memaksa dan mengancam akan menangis jika arga tidak menurutinya. Akhirnya arga pasrah dan jadilah mereka seperti sekarang duduk di sofa sambil melihat ke arah televisi yang menayangkan drama favorit ina dan arga yang sudah merasa bosan dengan ini semua.

"Kenapa wajah mereka terlihat sama semua" gumam arga sambil masih terus menonton.

"Dih, om aja yang ngga tau" celetuk ina saat mendengar apa yang di katakan arga.

"Iya iya saya memang tidak tau" arga mengakui bahwa emang ia tak pernah tertarik untuk menonton hal semacam ini. Ini sama sekali bukan gayanya dia, tapi demi ina ia rela untuk mengikutnya saja. Walau tak ada yang dia mengerti.

"Om cowonya ganteng kan? Pacar aku itu" ujar ina saat layar televisi memperlihatkan  sang tokoh utama.

"Masih gantengan saya kemana mana" balas arga sedikit sombong.

"Dih apaan, aduh abs-nya om liat ga ya allah bang meleleh adek" oke alay ina mulai kambuh seperti biasanya jika melihat oppa oppanya itu.

"Saya juga punya" balas arga sombong lagi.

"Tapi ga sekeren dia" ina tidak mau kalah.

"Memangnya kamu sudah pernah liat?" Tanya arga memamerkan ekspresi yang terlihat menakutkan di mata ina.

"Ga mau liat" ina langsung fokus kembali ke arah televisi.

"Masa?" Tanya arga menggoda.

"Ish om apaan sih, timpuk nih?" Kesal ina mengambil bantal sofa.

"Hahahah lucu" arga malah tertawa puas.

"Dasar nyebelin" ina menarik rambut arga dan menggoyangkan kepalanya.

"Aw! Heh sakit lepasin ina lepasin" arga mulai merasakan rambutkan akan rontok setelah ini.

"Ga mau, om yang cari gara gara duluan" ina masih saja menarik rambutnya.

"Kamu yang bahas abs duluan ina" kesal arga dan mendorong ina kebelakang.

"Ko-k om marah, kan aku cuma bercanda" ina mulai ketakutan.

"Saya juga bercanda". Hah? Ekspresi macam apa itu? Bercandanya terlalu datar, bahkan tidak ada nada bercanda saat dia mengatakan apa yang dia ucapkan barusan.

.
.
.

"Al, lu harus percaya diri dong" celetuk Rio abangnya salsa.

"Iya bang, ini juga aku udah percaya diri" balas alvin sambil menarik nafasnya dalam dalam.

"Kalo kaya gini mana bisa taklukin apa yang akan kamu hadapin nanti" ujar rio meyakinkan alvin.

"Oke bang, siap!" Alvin mengangguk semangat.

"Aduh aduhh seru banget kayanya belajarnya ya? Sampe lupa itu cemilan malah salsa doang yang makan" ujar mama salsa dan kak rio.

"Heheh iya tan, lagi fokus buat belajar ini" balas alvin sambil tersenyum sopan.

"Ya sudah, belajarnya yang giat ya? Terus cemilannya di mana dong, tante kan buat ini juga buat kalian makan. Bukan buat di anggurin doang" ujar mama salsa dan kembali kedapur.

"Iya ma" balas salsa dan kak rio.

"Iya tan" balas alvin.

"Oke good, kalo bagian yang ini lu harus lebih latihan lagi sih, soalnya emang bagian yang ini agak susah" jelas rio sambil terus mengajarkan alvin.

BECAUSE IT'S YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang