Part 8

534 64 19
                                    

•Falling For You•

Happy Reading
📖

Tatapan Hans begitu fokus pada beberapa lembar berkas yang ada di atas meja. Membacanya dengan begitu teliti agar tidak ada kesalahan. Sore ini acara pameran di Seattle akan di selenggarakan. Hans benar-benar menyiapkan semuanya dengan cermat. Di balik itu, ia juga harus di sibukkan dengan kantor cabang yang sedang ia kerjakan di Jerman.

"Aku ingin kau hubungi Kelly... Katakan padanya untuk membuang beberapa bagian projek" tukas Hans dengan nada datar namun terdengar tegas.

Selena yang berdiri di depan meja Hans mengangguk cepat. Ia juga mengambil kembali berkas yang Hans berikan.

"Acara akan di mulai pukul tiga sore, apa ada yang anda butuhkan?" tanya Selena.

Hans terdiam nampak berpikir. Ia pun langsung menatap sekretarisnya dengan tatapan mata elang. "Macchiato..."

Mendengar ucapan sang bos membuat Selena mengerutkan kening. Bahkan melihat tatapannya saja ia sudah bergidig ngeri. Namun Selena langsung mengerti apa yang di maksud Hans.

"Jangan katakan kau tid......" Hans terenti.

"Pesanan ada akan segera datang. Sir..." sahut Selena menyelang ucapan Hans. Ia pun segera bergegas keluar ruangan, bahkan ia sedikit berlari.

Hans menggelengkan kepalanya, dan kembali menyandarkan punggungnya pada kursi kebesarannya. Dua hari sudah ia berada di Seattle untuk menyiapkan acara pameran. Dan sudah dua hari sejak kejadian malam itu, Hans dibuat waspada. Ia tidak bisa lepas memikirkan Hanna. Hans memikirkan Hanna bukan tanpa alasan. Ia mengkhawatirkan wanita bermata tajam itu karena hal lain. Salah satunya adalah Arthur.

"Kenapa aku jadi memikirkannya...!?" ucapnya seorang diri.

Sementara itu Selena duduk di salah satu kursi dengan menopang dagu. Ia sedang menunggu pesanan yang Hans pinta. Bahkan selama di jalan menuju cafe ia menggerutu karena bosnya itu selalu saja menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Lihat saja nanti keadaan akan berbalik..." ucapnya pelan.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pesanan pun sudah siap. Selena langsung bergegas untuk kembali ke kantor.

Hans hanya memasang wajah datar dan juga tatapan tajam ke arah wanita yang sedang berdiri tak jauh darinya. Selama sepuluh menit ia hanya diam tak bergerak maupun bersuara. Hanya mendengarkan celotehan yang membuat kepalanya pusing.

"Aku jauh-jauh kesini hanya untuk menemuimu Hans.!"

Cukup sudah, ini sangat mengganggunya. Hans melempar ponsel yang sejak tadi ia pegang. "Aku tidak menyuruhmu untuk datang kesini Whitney.!"

Wanita yang tak lain adalah adik dari teman kuliahnya itu, masih menatap Hans dengan tatapan kesalnya. Ia merelakan tidak ikut acara besar bersama keluarganya hanya karena ingin menemui Hans. Gila memang, tapi seperti itulah Whitney.

"What makes you not like me?" tanya Whitney dan berjalan mendekat. Mendaratkan bokongnya di tepian meja dan mengulurkan tangannya di pipi Hans.

Hans langsung saja menoleh dan menatap wajah Whitney dengan tatapan datar. "Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan keluargamu. Statusmu dan posisiku itu berbeda jauh. Aku harap kau mengerti." tukas Hans dengan nada datarnya.

"But... I like you... And i love you Hans..."

Hans hanya diam tak menjawab. Ia merasa lelah jika harus berhadapan dengan Whitney. Sejak mengenal Arthur semasa kuliah, ia selalu di ikuti dengan adik temannya ini. Walau dirinya sudah menjauh, tapi tetap saja wanita ini selalu ada di dekatnya.

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang