Part 3

687 70 6
                                    

•Falling For You•

Happy reading
📖

Hanya terdengar suara isak tangis di lorong panjang yang sepi. Suara tangis yang begitu pilu terdengar sangat jelas. Sosok gadis kecil itu menangis sambil memeluk sang ibu yang kini sudah tak bernyawa. Ia memang tidak mengetahui apa yang terjadi, tetapi melihat sang ayah yang menangis dan sang ibu yang terus menutup matanya itu menandakan sesuatu yang buruk tengah datang.

Gadis itu terus berusaha membangunkan sang ibu yang sudah terlihat memucat. Menangis sejadi-jadinya agar sang ibu mendengar suara tangisnya dan akan bangun dari tidurnya. Ia juga terus menciumi pipi sang ibu terus menerus.

"Mamma, svegliati..."

Italia | Ibu bangunlah.

"Hanna hentikan nak... Mama akan sedih melihatmu terus menangis" ucap seorang pria yang berdiri di belakang gadis itu.

Gadis itu terus menangis, hingga sang ayah menggendongnya dan membawanya keluar. Gadis itu memberontak memanggil sang ibu. Terdengar begitu pilu, bahkan beberapa perawat yang ada di sana ikut merasakan kesedihan.

 Terdengar begitu pilu, bahkan beberapa perawat yang ada di sana ikut merasakan kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanna membuka kedua matanya. Tatapannya langsung bertemu dengan sosok wanita muda di bingkai foto. Sosok sang ibu yang terlihat begitu cantik dengan senyumnya. Mengulurkan jarinya dan mengusap bingkai itu dengan gerakan lembut.

"Saat itu aku ingin sekali melihatmu membuka mata Mam" ucapanya pelan. Air mata mulai membendung.

"Kau tahu, semua sudah banyak berubah. Termasuk Papa"

Hanna mengusap air matanya yang jatuh. Semenjak kepergian sang ibu selama-lamanya, semua kehidupannya berubah total. Terutama sang ayah, sikapnya kini lebih terkesan dingin dan menakutkan. Bahkan ia tidak pernah berkata Tidak di depan sang ayah waktu itu.

Tapi setelah ia beranjak dewasa sang ayah lebih menunjukkan sikap perhatiannya.

"Ada banyak yang ingin aku ceritakan padamu Mam" tukasnya. Hanna ingin sekali mencurahkan rasa kesedihan dan juga kegembiraannya kepada sang ibu. Namun Tuhan memiliki kehendak lain.

Tok... Tok... Tok...

"Nona Hanna, apa anda sudah siap. Kita harus berangkat sekarang"

Hanna menoleh ke arah pintu. "Baiklah aku akan datang" jawabnya.

Ia pun kembali menatap bingkai foto dan tersenyum. "Aku akan segera kembali Mam... See you" ucapnya setelah itu melangkah pergi.

Di depan pintu sana salah satu pengawal berdiri dengan tubuh tegap. Membukakan pintu untuk sang majikan dan menutupnya kembali setelah Hanna keluar. Hanna terus berjalan keluar untuk menuju mobil yang sudah di siapkan.

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang