Part 36

292 48 11
                                    

•Falling For You•

Happy reading
📚


Paris, Prancis

Arthur nampak duduk tenang dengan pandangan lurus kearah depan. Namun pikirannya melambung entah kemana. Terutama tentang kejadian hari itu, dimana ia dan mantan kekasihnya Selena menghabiskan waktu bersama. Tidak hanya hari itu saja, Artnur dan Selena kini sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Satu bulan sudah sejak kejadian itu namun itu masih membekas di pikirannya. Tanpa sadar bibirnya melengkung membentuk senyuman.

"Bagaimana dengan yang ini? Apa ini cocok untukku?"

Tidak ada jawaban, Arthur masih diam dengan pandangan lurus kedepan. Sedangkan sosok wanita yang sedang memegang gaun itu terlihat memicing dengan pikiran bertanya-tanya.

Ada apa dengannya? Tidak biasanya dia tersenyum seperti itu. Batinnya.

"Arthur!!!" panggilnya dengan nada tinggi.

Mendengar itu sontak Arthur tersadar dan menatap kearah wanita yang tak lain adalah Steva. "Untuk pertama kalinya kau memanggil namaku dengan nada seperti itu.!"

Menarik nafas dalam Steva meletakan gaunnya di atas sofa dan melangkah mendekat. Arthur memperhatikan istrinya itu terutama pada perutnya. Perut Steva kini mulai terlihat membesar, ia pun mengulas senyum dan mengulurkan tangan.

"Maafkan aku..." ucap Arthur pelan.

"Huuh... Kau ini kenapa? Apa yang sedang kau pikirkan?!" tanya Steva dengan nada merajuk.

Steva berinisiatif untuk duduk di atas pangkuan Arthur. Mengusap pipinya lembut dan memberi kecupan singkat di kening. Sementara itu Arthur hanya mengulas senyum tipis tanpa ada penolakan.

"Do you still love me?" tanya Steva.

"Tentu saja aku mencintaimu, kenapa kau bertanya seperti itu?" balas Arthur santai.

Menarik nafas dalam Steva langsung memeluk suaminya itu. "Kau pernah mengatakan jika aku adalah satu-satunya wanita yang bisa merubahmu. Membuatmu jatuh cinta hanya dalam tatapanku"

Arthur terdiam, ia mengingat apa yang sudah ia katakan dulu pada Steva. Memang benar saat ia masih menjalin hubungan dengan Hanna, ia memang jatuh dengan pesona Steva. Bahkan sampai saat ini, ia mengakui jika Steva masih menjadi sosok wanita yang mempesona. Walau terkadang ia hanya bersikap datar dan dingin padanya. Mencintai, itu tidaklah banyak ia berikan. Karena pada dasarnya ia memilih Steva untuk menjadi tempat pelariannya saja. Namun tanpa di sangka semua lewat dari kendali.

"Apa kau khawatir?" tanya Arthur sambil mengusap punggung Steva.

Dalam pelukan Steva mengangguk. "Aku hanya takut kau pergi meninggalkanku"

"Hei... Kita ini sudah menikah, apa yang kau khawatirkan?!"

"Entahlah aku hanya merasa khawatir dan takut. Dan..." Steva menjeda dan melepaskan pelukan. Menatap kedua mata Arthur lekat sambil menangkup kedua pipi suaminya. "Aku sangat berterima kasih karena kau sudah menepati janji untuk menikahiku. Walau aku tahu waktunya sangat tidak tepat"

Pandangan Steva langsung turun ke bawah tepatnya ke perutnya. Arthur mengikuti arah pandang Steva. Memang awalnya ia tidak bisa menerima kejadian waktu itu. Ia merasa belum siap untuk kehadiran seorang bayi. Tapi ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Steva.

"Kita akan menjaga dan merawat bersama. Bagaimanapun dia hasil perbuatan dari kita berdua" tukasnya.

Arthur langsung menarik tengkuk Steva dan mencium bibirnya. Dengan lembut dan penuh dengan perasaan. Untuk saat ini ia harus bisa mengesampingkan pikiran dan egonya. Namun tidak dengan semua rencana yang sudah ia persiapkan.

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang