Part 2

865 87 12
                                    

•Falling For You•
°°°An Affair°°°

Happy Reading :)

Two days later...

    Menopang dagu dengan satu tangan dan tatapan lurus kearah jalan diluar yang cukup ramai. Ia memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang, namun pikirannya melayang entah kemana. Hanna terus memikirkan ucapan pria bernama Hans. Bahkan kedua bola mata Hans terus mengitari pikirannya. Sejak acara pertunangannya dengan Arthur, ia terus memikirkan maksud ucapan Hans. Ucapan itu seperti magnet yang menariknya kuat.

Tidak, kau tidak boleh terus memikirkan ini. Kau sudah bertunangan Hanna. Batinnya.

Whitney berjalan menuju meja di pojok menghadap ke arah jendela kaca yang besar. Sambil membawa nampan berisikan jus buah dan juga cream cake dengan topping strauberry.

"Hanna..." panggilnya, namun tida ada jawaban.

Ia pun meletakan nampan di atas meja, sambil menatap ke arah wanita bermata indah itu. Dia melamun?!. Whitney pun duduk dan mengikuti arah pandang Hanna. Di luar sana hanya ada orang-orang yang berlalu lalang. Ia pun kembali menatap calon kakak iparnya itu.

"Sister..." panggilnya lagi. Ia pun mengulurkan tangannya di depan wajah Hanna dan menggoyangkan ke atas dan ke bawah. "Hanna..."

Hanna terkejut dan langsung menoleh. "I'm sorry..."

"Kau memikirkan sesuatu? Apa ada masalah?!" Whitney bertanya.

Hanna tersenyum dan menggeleng. "Bukan masalah yang serius" balasnya.

Whitney mengangguk dan menoleh ke arah luar. Menarik nafas berat, diluar sana cukup dijaga ketat oleh para pengawal. Karena sosoknya sebagai putri presiden, membuat dirinya tidak bisa bergerak bebas.

"You must be uncomfortable with them, right..."

Mendengar pertanyaan itu Hanna ikut menoleh. Ada lima pengawal bertubuh tegap yang berdiri di luar cafe. "Itu demi keamanan kita berdua. Lagi pula mereka juga tahu siapa dirimu dan keluargamu"

"Haaah... It's so molesto" desah Whitney.

Spain | Menyebalkan.

Hanna hanya terkekeh mendengar ucapan calon adik iparnya yang mengeluh. Memang benar, menjadi keluarga tepandang di negara sendiri itu sangat sulit. Apalagi keluarga tersebut memiliki pengaruh besar pada negara. Hanna bisa merasakan itu, karena posisi Whitney tidak jauh berbeda dengan dirinya.

"Oh ya... Sepertinya aku tidak bisa ikut bergabung bersamamu besok"

"It's oke Whitney, aku akan pergi sendiri. Lagi pula kau tidak tahan dengan bau obat-obatan kan"

Whitney mengangguk membenarkan. Ia benci bau obat-obatan yang ada di rumah sakit. "Sorry..." jawabnya dengan cengiran.

Hanna mengulas senyum sambil menggeleng. Mereka pun kembali menikmati makanan yang sudah di pesan, sambil berbincang-bincang.

A few moments later...

     Mobil sport berwana merah metalik itu berhenti di perkarangan gedung kantor. Diikuti dua mobil pengawal di belakangnya. Arthur keluar dari dalam mobil sportnya, dan berjalan memutar. Membukakan pintu untuk wanita yang kini menjadi tunangannya. Menggenggam tangan sang wanita pujaan dan berjalan masuk kedalam gedung.

 Menggenggam tangan sang wanita pujaan dan berjalan masuk kedalam gedung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang