Part 31

434 56 12
                                    

•Falling For You•

Happy Reading
📖

Menarik nafas panjang suasana terlihat begitu sepi, di dalam kamar Steva menoleh ke setiap sudut ruangan namun tetap sama, hanya dia yang berada di dalam kamarnya. tubuhnya masih terasa lemas, walau rasa pusing dan mual masih ada. segera ia pun beranjak dari atas ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

"Haaaah..." Steva membuang nafas panjang sambil menatap dirinya di cermin. tak ingin berlama ia pun bergegas untuk mandi.

Sementara di ruang tengah juga nampak sepi, hanya ada dua pengawal yang sedang berjaga di lorong pintu utama. mereka di tugaskan untuk menjaga Steva di penthouse milik Arthur. tidak hanya mereka, bahkan gedung penthouse tempat mereka tinggal pun di kawal super ketat. pintu utama terbuka dan muncul sosok Jimmy. pria berwajah tampan itu langsung melangkah masuk dan menyapa dua pengawal yang berjaga.

"Apa semuanya aman?" tanyanya.

Dua pengawal itu memasang wajah tidak sukanya. "Cht... kau bukan boss disini" ketusnya.

Mendengar itu Jimmy menaikan satu alisnya dan langsung meninggalkan mereka berdua. ia tidak ingin memulai atau mencari masalah karena tugasnya saat ini sudah sangat berat dan beresiko. "Ada apa dengan mereka berdua?" ucapnya pelan. Jimmy berjalan menuju dapur untuk membuat beberapa menu untuk sarapan.

Sedangkan Steva baru saja selesai mandi dan sibuk merapihkan penampilannya. ia juga enggan merias wajahnya dengan make up yang tebal. kembali menarik nafas dalam ia melihat ponselnya yang penuh dengan pesan dari sang ibu dan juga ayahnya. Kenapa tidak ada satupun pesan darinya?. Steva membatin, ia pun beranjak untuk keluar kamar.

Jimmy langsung menoleh ke arah pintu yang terbuka dan segera mengulas senyum tipis. "Good morning Ms. Siendro"

Steva langsung terdiam tak percaya dengan apa yang ia barusan. degup jantungnya berdetak cepat, walau bukan Arthur yang memanggilnya dengan sebutan nama Siendro. namun itu sudah cukup membuatnya senang. "Morning too"

"Dimana Arthur.?" tanya Steva.

Jimmy meletakan aproma dan mencuci tangannya. "Tuan Arthur sedang mengadakan pertemuan dengan beberapa petinggi bersama tuan Felipe"

Steva hanya mengangguk singkat dan menoleh kearah meja makan. Disana sudah tersedia roti panggang, salad sayur, jus buah. "Kau yang membuatnya?"

"Tuan meminta saya untuk melakukannya. Bukankah anda sedang kurang sehat" ucap Jimmy.

Steva terdiam, ia tidak menyangka jika Arthur meminta salah satu pengawal untuk menyiapkan sarapan untuknya. Ia pun tersenyum tipis dan langsung menarik kursi dan duduk. "Terimakasih" ucapnya pelan.

Tidak bicara lagi Steva memilih untuk mentantap makanan yang sudah di siapkan oleh pengawal pribadi Arthur. Sedangkan Jimmy hanya bisa tersenyum sambil memperhatikan. Dalam lubuk hatinya ia merasa kasihan dengan Steva. Dan berharap wanita itu akan baik-baik saja. Getaran di sakunya membuat Jimmy tersadar dan mengambil ponselnya. Beberapa pesan masuk dan ia pun membacanya.

"Saya permisi sebentar" pamit Jimmy dan melangkah pergi.

Steva hanya mengangguk singkat sambil memperhatikan Jimmy yang melangkah pergi. Ia pun kembali menyantap sarapannya dengan tenang. Sesekali ia mengusap perutnya sambil tersenyum. Ia masih suka tidak menyangka jika saat ini ia sedang mengandung hasil bersama Arthur. Ia juga sudah tidak sabar ingin melihat wajah calon anaknya.

"Mama berharap kau selalu dalam keadaan baik -baik saja baby" ucapnya pelan.

Sementara itu Arthur, pria bertubuh tegap dan wajahnya yang khas pria spanyol itu terlihat begitu asik berbincang dengan salah satu tamu. bibirnya tak berhenti tersenyum dan juga sesekali ia tertawa di depan para tamu undangan. pagi ini ia di jadwalkan untuk menemani sang ayah Felipe. sudah satu jam lebih ia berada di gedung pertemuan dan mengadakan pertemuan penting. para tamu juga memuji paras Arthur yang sangat tampan.

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang