Part 48

203 36 12
                                    

Hayo jam berpa kalian baca part ini?
Wajib baca part sebelumnya.!!!

•Falling For You•

Happy reading
📚

Suasana pagi ini cukup cerah, Hanna baru saja menyelesaikan sarapan paginya. Dokter juga terus mengontrol kondisi Hanna yang berangsur pulih. Wanita bermata indah itu masih terus menanyakan apa yang terjadi pada sang ayah.

"Papa... Kapan kita pulang? Aku harus menyelesaikan skripsiku" imbuhnya lagi.

Abraham tertawa "Untuk apa Nak? Kau sudah lulus..."

Hanna nampak terkejut dengan kedua mata terbuka lebar "Benarkah? Tunggu dulu... Kau sedang bercanda kan?"

"Kau memang tidak mengingatnya karena kondisimu saat ini nak" balas Abraham cepat dan mengeluarkan ponselnya. Ia pun membuka galeri foto dan menunjukkan foto kelulusan Hanna.

"Ini foto kelulusanmu"

Masih tak percaya Hanna nampak begitu terkejut. Ia masih bingung dan keheranan, karena tidak mengingat. "Separah itukah luka di kepalaku?" gumamnya pelan.

Abraham menarik nafas berat dan mengusap pipi putrinya itu dengan gemas. "Aku bersyukur karena kau masih selamat..."

"Eeuung... Thanks God..." jawab Hanna.

"Baiklah aku akan pergi keluar sebentar untuk menemui dokter..." ucap Abraham dan mengecup kepala Hanna yang masih terbalut perban.

Hanna kembali melihat layar ponsel milik ayahnya. Ada banyak foto kebersamaannya dengan sang ayah dan juga mendiang sang ibu. Ia bahkan sempat tersenyum saat melihat fotonya yang berpose konyol. Di saat ia sibuk dengan ponselnya terdengar suara ketukan pintu.

Suara pintu terbuka dan muncul sosok Hans membawa satu bucket bunga. Hanna langsung terdiam saat melihat Hans yang saat ini sedang berjalan mendekat kearahnya.

"Hai... Bagaimana keadaanmu?" tanya Hans lembut, ia juga mengulas senyum.

Hanna tersenyum tipis "Sudah lebih baik..." balasnya cepat.

Suasana menjadi sangat canggung, Hans maupun Hanna sama-sama terdiam hingga akhirnya Hans memberikan bunga yang ia bawa. "Senang bisa melihatmu kembali..." ucap Hans.

"Terimakasih..." balas Hanna. Ia pun kebalik terdiam saat melihat Hans kini duduk di kursi tempat sang ayah duduk barusan.

Hans menyadari jika suasana sangat canggung. Dan ia tahu jika saat ini Hanna memiliki banyak pertanyaan. Dan ternyata benar apa yang ia pikirkan.

"Maaf... Kau...?"

"Aku Hans... Salah satu tangan kanan ayahmu..." balas Hans cepat.

Mendengar jawaban Hans membuat Hanna seketika terkesima. "I'm so sorry... Tapi aku belum pernah melihatmu sebelumnya"

Berusaha untuk tetap tenang Hans pun tertawa kecil. Dalam hatinya ia merasa lucu, dan juga merasa sedih karena Hanna tidak mengingat dirinya. "Mr. Abraham menempatkanku di tempat yang sangat jauh. Jadi tentu kita belum pernah bertemu"

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang