Part 40

253 47 4
                                    

•Falling For You•

Happy reading
📚

Terdiam tak berkata semua terasa begitu berat dan nafas mereka yang saat ini sedang berdiri menatap layar televisi itu tertahan persekian detik. seperti mimpi mereka kembali di hadapi dengan masalah yang sangat serius. Felipe mengepalkan satu tangannya dan langsung menatap ke arah putranya yang berdiri tak jauh darinya. Dengan langkahan besar Felipe menghampiri Arthur yang masih fokus pada layar televisi. secepat kilat Felipe memberi tamparan keras di pipi putranya itu.

"Bisakah kau tidak membuat masalah Hah!!!" serkanya.

Arthur memegang pipinya yang terasa sangat panas. ia langsung memberanikan diri menatap sang ayah. tatapan marah dan juga penuh kebencian, Ia merasa tidak takut dengan sosok ayahnya.

"Aku tidak habis pikir denganmu Arthur" ucap Felipe sambil menarik nafas dalam berusaha untuk mengontrol emosinya. "Aku sudah menuruti semua kemauanmu. Semuanya!!! lalu inikah balasanmu padaku.!"

Felipe bukanlah orang bodoh yang tidak tahu apa-apa tentang putranya. untuk kasus yang saat ini sedang tersiar di televisi ia juga mengetahuinya. tapi kasus itu sudah di tutup karena tidak menemukan bukti jika putranya adalah pelaku pembunuhan.

Arthur masih terdiam tak bersuara, hingga salah satu pengawal datang dan mengatakan jika di luar sudah banyak wartawan. Felipe langsung melangkah pergi menuju ruangannya.

"Mommy yakin kau tidak bersalah" Yolanda berjalan menghampiri dan memberikan pelukan.

"Maafkan aku..." ucap Arthur pelan. Ia merasa bersalah pada ibunya Yolanda. "Aku akan membereskannya, jangan khawatir"

Yolanda tidak bisa berkata apa-apa selain memberikan dukungan pada putranya. Sebagai seorang ibu ia mengerti keadaan dan situasi sulit yang sedang di hadapi putranya itu.

"Sebaiknya kau temani Steva..." tukas Yolanda yang di terima anggukan oleh Arthur.

Di dalam kamar Arthur duduk di sofa dengan tatapan mata kosong. Semua masalah berputar menjadi satu. Ia tidak menyangka jika kasus kematian itu akan kembali muncul kepermukaan.

"Tapi bagaimana bisa ini terjadi?" ucapnya seorang diri.

Seketika nama Hans melintas di kepalanya. Ia pun mengepalkan tangannya dengan erat. "Kau sudah melewati batas Hans" erangnya pelan.

"Bagaimana rasanya ? Menyenangkan bukan?!"

Arthur langsung menoleh dan ternyata Steva yang sudah duduk di atas ranjang. Wanita itu menatapnya dengan smirk khasnya. "Apa perlu bantuan sayang"

"Jangan meremehkanku.! Dan ku peringkatkan kau untuk hati-hati" tukas Arthur mengancam.

Steva mendengus "Apa yang akan kau lakukan? Membunuhku" ucap Steva menantang.

Arthur langsung saja beranjak, berjalan menghampiri dan naik keatas ranjang. Merangkak hingga ia berhasil membuat Steva seketika terdiam dengan menatapnya. Wanita berparas cantik itu ia akui cukup berani padanya.

"Tidak hanya dirimu" ucap Arthur berbisik dan mendekatkan wajahnya. Menatap lekat mata Steva dengan tatapan tajam dan menusuk. "Bahkan mereka, aku akan membunuhnya agar kau tidak mati sendirian"

Mendengar itu Steva seketika tertawa. "Dan kau pikir akan semudah itu kau membunuhku?"

Ia pun mengalungkan tangannya di tengkuk Arthur. Mengangkat sedikit kepalanya dan di detik kemudian memberikan kecupan di bibir. "Bukankah kau mencintaiku? Bahkan kau sudah bersumpah di hadapan Tuhan"

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang