Part 38

360 38 6
                                    

•Falling For You•

Happy reading
📚

Tidak ada yang menyangka jika berita itu masih menjadi pembicaraan hangat di televisi maupun media sosial. Felipe akhirnya harus bertindak sebelum kasus yang sedang menimpa putranya benyerebak luas di media. Tiga hari sudah sejak kembalinya Arthur dari paris, membuat Felipe sedikit membatasi Arthur untuk berpergian.

Sura ketukan pintu membuat Felipe yang sedang menandatangani berkas pun menoleh.

"Boleh aku masuk?"

Terdengar suara perempuan di luar sana. "Masuklah Whitney..." jawabnya.

Pintu terbuka dan Whitney pun melangkah masuk. Raut wajahnya nampak berubah tidak seperti biasanya. Nampak lesuh dan juga sedikit sembab di kedua matanya. Felipe yang melihatnya pun merasa tidak tega.

Whitney nampak ragu untuk berucap hatinya terasa begitu berat. Ia hanya bisa menatap wajah sang ayah dengan tatapan sedihnya. Untuk kesekian kalinya ia di hadapkan dengan pilihan yang sangat sulit. Bagaimana tidak, kali ini ia harus menjadi korban untuk menutupi kasus sang kakak. Ia masih bisa belum menerima tentang semua berita yang sudah ayahnya buat.

"Bisakah kau hilangkan semua pemberitaan itu Dad...?" ucapnya lirih.

Menarik nafas berat Felipe berjalan menghampiri kemudian memeluk putrinya. "Maafkan aku... Aku melakukan ini untuk nama keluarga kita. Dia sudah melakukan kesalahan besar dan aku sebagai seorang ayah juga berperan penting untuk melindunginya" tukas Felipe pelan.

"Tapi ini tidak adil... Kenapa harus aku yang menjadi korban?! Kenapa tidak dia saja yang di hukum?" Whitney kini mulai menangis.

"I'm so sorry sweety... Hanya ini satu-satunya cara untuk menolongnya. Please wait a little bit. After this I promise to give you your name back" ucap Felipe.

Whitney hanya bisa menangis dalam pelukan sang ayah. Semenjak berita itu rilis ia tidak berani keluar rumah. Menghabiskan waktunya di dalam kamar dan menumpahkan semua tangisannya di sana. Sejak dulu ia selalu menjadi tameng untuk setiap permasalah yang terjadi di keluarganya. Walau yang di gunakan hanyalah namanya saja. Tapi itu sangat menyakitkan hatinya. Selama ini Whitney sudah menjadi anak yang baik dan penurut. Akan tetapi sampai kapan namanya selalu menjadi tameng untuk melindungi keluarganya.

"Tinggalkan aku sendiri..." ucapnya dengan tatapan kosong. "Please..."

Yolanda menghembuskan nafas berat dan meletakkan mangkuk ke atas nampan. Ia langsung menyerahkannya kepada maid dan memintanya untuk segera pergi.

"Baiklah, jika kau membutuhkan sesuatu panggil aku" tukasnya pelan dan mengusap puncak kepala wanita yang tak lain adalah Steva.

Steva tidak menjawab ucapan ibu mertuannya. Sampai Yolanda pergi dari kamarnya, ia hanya menatap kosong ke arah balkon kamar. Ia sudah kembali ke spanyol. Air matanya kembali jatuh bersama rasa sakit di hatinya.

"Aku tidak tahu jika rasa sakitnya akan sangat menyakitkan seperti ini" ucapnya lirih dan menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

Pintu terbuka dan muncul Arthur dengan penampilannya yang kasual. Berjalan mendekat ke sisi ranjang dan kemudian duduk di tepi ranjang. Satu tangannya terulur untuk menyentuh wajah istrinya yang sedang menangis.

"APA KALIAN SEMUA TULI!!! AKU BILANG TINGGALKAN AKU SENDIRI!!!" teriak Steva.

Tangan yang terulur seketika mengepal. "Mau sampai kapan kau seperti ini?!" ucapnya.

Falling For HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang