[11] Waiting you

132 30 41
                                    

"Aku menolak"

"Eh??"

Yoohyeon menatap Yonggeun.

"Maafkan aku, tapi aku menolak lamaranmu"

Tampak Nyonya Jo begitu terkejut.

"Ada alasannya?" Tanya Tuan Jo.

"Iya. Aku, tidak mencintai putramu. Aku sudah memiliki seseorang yang aku cintai dan orang itu juga mencintaiku"

"Kau tidak perlu terburu-buru, kau bisa habiskan waktu bersama Yonggeun dulu, rasa cinta itu bisa tumbuh jika kalian mengetahui satu sama lain" Yoohyeon menggeleng.

"Maafkan aku bibi, tapi meskipun Yonggeun terus menerus menghabiskan waktu bersamaku, aku tetap yakin dengan keputusanku untuk menolak lamarannya. Maafkan aku selama ini mengulur-ulur waktu untuk menjawab lamaranmu bibi"

Nyonya Jo menatap Yoohyeon lekat-lekat.

"Apa orang yang kau cintai itu lebih baik dari putraku? Apa yang dia miliki dan tidak putraku miliki? Apa kelebihannya dibanding putraku?"

"Keduanya sama-sama baik, baik putramu atau orang yang aku cintai, mereka sama-sama baik. Mereka berdua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak ada yang sempurna diantara mereka, pasti ada sesuatu yang mereka miliki dan tidak dimiliki orang lain, apa yang putramu miliki belum tentu dimiliki oleh orang yang aku cintai. Begitu juga sebaliknya"


O_O_O_O_O_O_O_O_O_O_O


"Kau menolak apa??"

Siyeon menatap Jiu kebingungan.

"Eum..."

Jiu tampak berpikir. Karena dia juga tidak mengerti kenapa dia dengan begitu yakin dengan perkataannya. Bahkan tidak tahu untuk apa.

"Aku menolak..... Dibawa ke rumah sakit...."

"Kau yakin??"

"Iya.... Karena, dadaku sudah tidak sakit lagi"

"Kau.... Yakin??"

"Iya, sudah tidak sakit lagi" Jiu merasa aneh.

"Jiu-ya... Kau benar-benar sakit sungguhan? Bukan karena kau ingin menghabiskan waktu berdua saja bersamaku bukan?" Jiu menatap Siyeon khawatir.

"Karena jika kau hanya berpura-pura, aku benar-benar marah"

"Ya sudah kalau kau tidak percaya, kau bisa marah sesukamu"

"Hah??"


O_O_O_O_O_O_O_O_O_O_O


Yoohyeon membanting pintu kamarnya. Air mata mengalir dari kedua matanya. Ini yang dia takutkan.

"Yoohyeon.... Yoohyeon... Are you okay?"

[Yoohyeon.... Yoohyeon... Kau baik-baik saja?]

Yoohyeon mengangkat wajahnya. Dengan tangan gemetar dia mengeluarkan ponselnya.

"Yoohyeon are you okay? Answer me if you still there"

[Yoohyeon kau baik-baik saja? Jawab aku jika kau masih ada disana]

Dia membawa ponsel tersebut ke telinganya.

"I-I'm h-here...."

[A-aku di-disini....]

"Okay okay... Calm down..."

Summer to AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang