[41] What if?

77 15 10
                                        

  Yoohyeon duduk di taman kampus menunggu Minhwan datang. Pria itu berjanji untuk meminjamkannya gitar. Memang terasa sangat panas menunggu di bawah terik matahari. Namun itu bukan masalah baginya. 

  Pria yang Ia tunggu muncul di ujung taman berlari sembari melihat jam di tangannya. Syukurlah dia sadar kalau Yoohyeon sudah menunggunya. Tapi kegembiraan Yoohyeon musnah ketika dengan centilnya Minhwan mulai menggoda mahasiswi di tengah taman. 

  Dengan sangat percaya diri dia memetik gitar dan bernyanyi. Setelah puas menggoda dan membuat mahasiswi itu tersipu, Ia pergi. Minhwan melambaikan tangannya pada Yoohyeon tanpa rasa bersalah.

"You're late dummy"

[Kau terlambat bodoh]

"Shut up. I have an urgent thing do to" Minhwan melirik gadis itu lagi dan mengedipkan matanya.

[Diam. Aku ada urusan mendadak]

"Listen here you playboy, you can done whatever little shit you want. After!" Yoohyeon merebut gitar di tangan Minhwan.

[Dengar sini kau, kau bisa melakukan apapun hal kecil sialan yang kau mau. Setelah!]

"You give me this"

[Kau memberikan aku ini]

"Be carefull with it. You bet me twenty dollars if there's any damage" Yoohyeon memutar matanya.

[Berhati-hatilah dengan itu. Kau bertaruh padaku dua puluh dollar jika ada kerusakan]

"So, who is she?"

[Jadi, siapa dia?]

"Laura, Laura Hendsal" Minhwan bersiul sembari mengusap dagunya.

[Laura, Lauran Hendsal]

"Good luck bro. I bet you she has a boyfriend"

[Semoga beruntung teman. Aku bertaruh kalau dia sudah punya kekasih]

"Don't you think she's pretty?" Minhwan merapikan rambutnya sembari menatap gitar kesayangannya.

[Tidakkah kau pikir dia cantik?]

"Pretty?"

[Cantik?]

"Pretty obvious she's bi"

[Cukup kelihatan dia adalah bi]

"Whatever. I'm not into bi" Yoohyeon mulai memetik senar gitar sembarangan.

[Terserah. Aku tidak tertarik dengan bi]

"You like di-"

[Kau suka pe-]

  Belum sempat Minhwan selesai bicara mulutnya sudah dicium oleh leher gitar. Yoohyeon sedang tidak ingin meladeni omong kosongnya. Wanita itu mulai beranjak sembari memetik gitar. Ia bahkan bersenandung kecil. 

  Sudah waktunya Ia pulang dan mungkin menghabiskan waktu untuk menggelar konser pribadi di kamarnya. Berbelok ke kerumunan orang di seberang kampusnya, Yoohyeon berjalan perlahan. Ia begitu menikmati perjalanannya. Matahari yang begitu terik tidak lagi mengganggu. Senandung dan petikan gitar itu menenangkan dan mengalihkan pikirannya.

"Excuse me bitch"

[Permisi jalang]

"What the hell?!"

[Apa-apaan?!] 

Yoohyeon berbalik dan menatap kurcaci kecil dengan mulut pedas tersebut. Sua menyodorkan sekaleng soda dan berjalan menyeret Yoohyeon. 

Summer to AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang