Yoohyeon mengikuti Minhwan masuk ke sebuah club yang cukup ramai. Dia menempel pada pria itu takut tersesat ataupun terpisah dari teman bodohnya itu. Jujur dia tidak terlalu ingin mabuk, tapi itu tidak terdengar buruk juga.
Mungkin dia hanya akan minum tiga empat gelas lalu pulang. Yoohyeon cukup yakin Minhwan akan menelantarkannya disini jika Ia sampai tidak sadarkan diri. Mereka duduk di bar dan Minhwan memesan minuman untuk mereka. Ketika minuman mereka datang, Yoohyeon langsung menghabiskannya dalam satu kali minum.
"Woah woah girl calm down! Let it flow first, don't be to harsh"
[Woah woah tenanglah! Biarkan mengalir dulu, jangan terlalu keras]
"Shut up....."
[Diam.....]
Minhwan tersenyum kecut dan memberi kode pada bartender untuk menuangkan minuman lagi. Wanita itu tanpa ragu-ragu langsung menghabiskannya lagi. Yoohyeon mengusap sudut matanya dan mengangkat gelasnya untuk lanjut minum.
"To bad she leave you right?"
[Sayangnya dia meninggalkanmu bukan?]
"I.... Don't care about it"
[Aku.... Tidak peduli tentang itu]
"Shut up bastard. You gonna run and cry for her right?"
[Diam bajingan. Kau akan berlari dan menangis untuknya bukan?]
"For what? She'll not forgive me either"
[Untuk apa? Dia juga tidak akan memaafkanku]
"You still love her?"
[Kau masih mencintainya?]
"Why would I tell her everything if I don't want that....... Fuck!"
[Kenapa aku menceritakan segalanya jika aku tidak menginginkan itu....... Brengsek!]
Yoohyeon menghentakkan gelasnya. Dia pikir Yoobin akan kembali. Wanita itu akan datang dan memeluknya. Sungguh, Yoobin sepertinya benar-benar tidak memaafkannya.
"Dia memang sudah tidak mengharapkanku lagi..... Percuma saja aku memohon sampai bersujud agar dia kembali...." Minhwan terdiam dengan satu alis terangkat.
"Well.... Eheum! Maksudku.... Tidak ada salahnya mencoba bukan?"
[Baiklah....]
"Huh....! Aku sudah mencobanya, tapi sepertinya aku terlalu bodoh untuk bisa mempertahankannya...."
"Kau tahu..... Banyak yang mengatakan, jika kau memilih untuk berselingkuh maka kau harus siap untuk kehilangan segalanya. Apa yang kau lakukan itu adalah pilihan yang kau ambil"
"Kau benar-benar membuatku terdengar sangat buruk....."
Yoohyeon berdecak kesal dan kembali minum. Dia tidak berhenti dan terus menerus meneguk minuman beralkohol itu. Membiarkan tubuhnya memanas untuk melupakan rasa sakit yang begitu mendalam. Mulutnya terus terbuka berusaha meraup oksigen lebih banyak.
Dia membiarkan api rasa sakit dalam tubuhnya terus membesar dan menjalar ke seluruh tubuhnya. Minhwan tidak berusaha menghentikan temannya itu. Dia berusaha mengerti rasa sakit yang wanita itu rasakan. Namun jujur, dia cukup tidak tega melihat hal itu.
"Kau akan terus minum?"
"Apa masalahmu?" Jawab Yoohyeon ketus.
"Tidak ada teruskan saja...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer to Autumn
Fanfiction"Permisi..." "Ada apa?" "Apa, kau punya ponsel?" "Tidak punya" "Apa, kau ada waktu sebentar?" "Aku tidak punya" "Kalau begitu, mau jadi sahabat pena denganku?" "Baiklah" Yoohyeon harus kembali ke Korea Selatan karena masalah lama yan...