[23] Made it

114 22 50
                                        

"Maaf aku terlambat Siyeon-a!"

"Kau darimana saja?"

"Aku ada urusan di dekat sini, aku tidak menyangka akan butuh waktu lebih. Maafkan aku"

"Karena itu kau ingin bertemu disini?"

"Iya.... Lagipula! Tujuan kita juga dekat dari sini, jadi tidak masalah"

"Terserah kau saja"

"Kau tidak memakai airpod?" Jiu bertanya saat merapikan sedikit rambut Siyeon.

"Tidak. Kenapa?"

"Tidak, tadinya aku ingin pakai satu agar aku bisa tahu kau ada di dekatku atau tidak" Dia tersenyum canggung.

"Jangan khawatir" Siyeon meraih tangan Jiu untuk dia genggam.

"Aku tidak akan hilang dari pandanganmu"

"Janji?" Jiu mengangkat kelingkingnya.

"Janji"

"Berikan kelingkingmu~!"

"Aku sudah mengucapkannya, untuk apa lagi?"

"Untuk membahagiakan kekasihmu tentu saja. Begitu saja kau tidak tahu"

"Kalau begitu setiap hari aku akan berikan kelingkingku, tapi tidak ada kencan, panggilan sayang, bertemu dengan sengaja, manja, dan sebagainya"

"KENAPA?!"

"Kau bilang jika aku berikan kelingkingku maka kau akan bahagia. Berarti cukup dengan itu saja untuk bisa membuatmu bahagia" Jiu terdiam dan terlihat sedih.

"..... Bodoh"

"Eh??"

Siyeon mendekatkan wajah mereka. Dengan cepat dia mengecup bibir Jiu.

"Aku mencintaimu Jiu-ya"

  Jiu terus berjalan dengan wajah menunduk. Pandangannya melihat ke kanan dan kiri beberapa kali dengan cepat memastikan tidak ada yang melihat hal tadi. Jiu memukul lengan Siyeon membuat serigala itu meringis kesakitan.

  Mereka berjalan bersampingan menuju ke sebuah halte bis. Hari ini sepasang kekasih ini akan pergi berkencan. Tujuan mereka cukup jauh dari sini jadi mereka akan naik bis menuju stasiun kereta api. Dan melanjutkan menuju tujuan dengan itu. Jiu melihat surat untuk Yoohyeon saat sedang bersiap-siap. 

  Tidak ingin buang-buang waktu dia berinisiatif untuk pergi ke kantor pos saat dalam perjalanan. Tapi dia tidak ingin Siyeon tahu, dia takut Siyeon cemburu. Jadi dia meminta Siyeon menunggunya di suatu tempat yang tidak jauh dari kantor pos. Untungnya dia tidak bertanya.

"Kita tidak akan menginap bukan?" Tanya Jiu.

"Tidak. Kita akan langsung pulang. Kenapa? Kau ingin menginap?"

"Bukan begitu, aku hanya bertanya saja"

"Kau bawa baju cadangan bukan? Jangan bilang kau tidak bawa"

Jiu berhenti berjalan dan memeriksa tas di punggungnya. Dia tidak bawa barang itu.

"Sudah kuduga"

Jiu terkejut dan melihat ke samping. Siyeon tengah mengintip isi tasnya. Wanita itu meraih tas Jiu dan mengacak isinya.

"H-hei...! Kenapa kau menarikku?!"

"Ayo pulang"

"Apa?!!"

Jiu memperbaiki posisi tas di punggungnya dan menghadap Siyeon. Wanita penyuka kelinci itu menatap tajam Siyeon.

"Aku tidak ingin pulang!" Jiu menghentakkan satu kakinya.

Summer to AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang