[51] Hug me

60 10 5
                                    

  Sua duduk di sofa dengan kaki menyilang. Setelah pertengkaran dengan Yoobin dirinya memilih pergi dan tidak melanjutkan pembicaraan dengan orang itu. Sampai di rumah, membersihkan, berakhir duduk di sofa dengan isi kepala yang cukup berisik. 

  Urusan pribadinya cukup banyak tapi Ia malah masih bergelut dengan masalah lain. Ditambah pula tunangannya bersikeras untuk datang kemari. Sua hanya bisa memijat keningnya dan merasa semua sudah mulai terasa tidak memiliki jalan keluar.

"Bagaimana keadaannya?"

"Aku sudah membuatnya sebisa mungkin tidak lagi berpikiran tentang tunanganmu itu" Sua berdecak kesal.

"Apa ini? Apa kau sudah mulai kesal menjadi kaki tanganku Kim Bora?"

"Kau tahu aku sudah muak, jadi aku tidak akan menerima apapun permintaan ataupun perintahmu itu. Urus saja dengan tanganmu sendiri"

"Tidak, tidak Kim Bora. Tampaknya kau lupa kalau tunanganmu masih ada dalam genggamanku. Aku bisa memanfaatkannya kapan saja aku mau jikalau kau membangkang"

"Silahkan" Sua berdiri dan berjalan menuju sebuah lemari.

"Coba saja kau ancam aku dengan memanfaatkannya. Aku pastikan kau akan kehilangan orang yang kau cintai lebih dulu"

"Memang kau akan apa? Kau akan membunuhku seperti kisah di dalam novel?"

"Aku bisa membuatmu merasakan sesuatu yang lebih buruk dari kematian"

"Sungguh ucapan seorang tokoh utama"

"Aku belajar satu kalimat menarik dari seseorang hari ini"

"Apa itu sebuah nasehat atau kutipan bijak?"

"Tidak" Sua melemparkan satu set pakaian dari dalam lemari ke tempat tidurnya.

"Let's see what happen next dumbass" 

  Sua memutus panggilan tersebut dan segera bersiap-siap. Pakaian tadi Ia kenakan dengan terburu-buru sembari terus memperhatikan jam di dinding. Setelah Ia bersiap, barang-barang yang Ia butuhkan mulai dikumpulkan dalam sebuah tas kerja kecil terbuat dari kulit.

 Beberapa berkas yang entah apa isinya Ia bawa bersama dengan sebuah kartu akses kecil. Sua tidak buang-buang waktu dan segera melesat dengan sebuah mobil mewah. 


O_O_O_O_O_O_O_O_O_O_O


  Yoohyeon terdiam di depan pintu rumahnya begitu melihat Yoobin berdiri dalam keadaan seperti orang sakit. Hari-hari tenangnya terganggu dengan ketukan pelan di pintu dan dengan kenyataan bahwa mantan kekasihnya ada disini. Tanpa basa-basi Ia menutup pintu dan kembali melanjutkan aktivitasnya. 

  Dalam benak Yoohyeon, pandangan Yoobin terhadap dirinya sudah buruk. Yoohyeon kini adalah orang jahat dalam hidup Yoobin dan akan seterusnya hidup seperti itu. Ia tidak ingin bersikap lemah lembut lagi ketika fakta mengatakan kalau hubungan mereka berakhir karena dirinya.

"Can we at least talk a minute?"  Suara Yoobin terdengar cukup jelas dari balik pintu.

[Bisakah setidaknya kita bicara sebentar?]

"You better go right now"  Ucap Yoohyeon sembari mengganti acara di televisi.

[Sebaiknya kau pergi sekarang]

"Can you be kind just this once again?"

[Tidak bisakah kau berbaik hati sekali lagi saja?]

Summer to AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang