[33] Let go

99 21 24
                                        

  Yoobin terpaksa memapah Yoohyeon. Hatinya yang masih diselimuti amarah membuatnya ingin membiarkan Yoohyeon terkapar di jalan. Namun semata-mata hanya karena Ia masih punya rasa kemanusiaan, Yoobin menyingkirkan sedikit egonya. 

  Dengan tangan Yoohyeon melingkar di pundaknya Yoobin terus berjalan. Dia cukup risih karena beberapa pasang mata memperhatikan mereka. Dia cukup lelah dan bukannya mendapat istirahat yang tenang, Ia harus membawa orang mabuk pulang pukul dua dini hari.

"Dasar.... Minhwan sialan.....!" Yoohyeon berucap dengan sedikit cegukan.

"Kau.... Benar-benar be-brengsek..... Astaga....."

Yoobin membenarkan posisi Yoohyeon dan tidak mempedulikan ucapan wanita yang masih menjadi kekasihnya itu. 

"FUCK YOU MINHWAN!!!"

[BRENGSEK KAU MINHWAN!!!]

Yoobin menjauhkan wajahnya dan berdecak kesal.

"Kau pikir aku ini sedang apa?! Aku tidak akan begini kalau.... Kalau saja....." Yoohyeon mulai menangis.

"Kalau saja..... Aku tidak mengkhianati Yoobin..... Dasar Kim Yoohyeon bodoh...."

  Wanita itu mengusap wajahnya walau air matanya terus saja mengalir. Pipinya yang sangat merona ditambah bau alkohol yang sangat menyengat membuat Yoobin tidak nyaman. Sekarang wanita itu menangis membuatnya berhenti dan melepaskan Yoohyeon. Wanita yang masih membawa tasnya itu langsung terguling di tanah. 

  Melihat kekasihnya menangis segugukan sembari terus meminta maaf tidak juga membuat Yoobin luluh. Semua ucapan wanita itu hanyalah bualan baginya. Tidak berarti apa-apa meski mabuk dan mengatakan yang sebenarnya sekali pun.

"You're the one who make me do this Kim Yoohyeon....."

[Kaulah yang membuatku melakukan ini Kim Yoohyeon.....]

  Yoobin berlutut dengan satu kaki dan menatap wajah Yoohyeon. Dia mengusap pipi itu perlahan. 

  Merasakan sentuhan yang sangat familiar itu Yoohyeon lantas menggenggam tangan Yoobin. Tangisnya semakin menjadi-jadi. Benar-benar terlihat kesakitan.

"Forgive yourself dummy, I told you... Just once"

[Maafkan dirimu sendiri bodoh, Aku hanya memberitahumu... Satu kali]

  Yoobin mengusap ujung matanya. Dia begitu ingin meninggalkan Yoohyeon. Meninggalkan semua kenangan dengan kekasihnya itu. Mungkin ini salahnya karena menaruh harapan yang sangat besar. Bukan salah Yoohyeon jika ekspetasinya hancur, itu murni salahnya. 

  Lagipula Yoobin tidak berani mengatakan yang sejujurnya. Dia tidak ingin bersama Yoohyeon yang telah mengkhianatinya. Bukan berarti dia ingin berhenti mencintainya. Wanita yang telah tersakiti hatinya itu akhirnya pergi meninggalkan Yoohyeon.

TAP TAP TAP....
















Summer to AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang