[44] Back again

63 13 6
                                    

"Apa-apan kau ini?!" Siyeon hampir saja menarik kerah baju Minji.

"Bagaimana? Kepalamu sudah dingin? Apa mau sekali lagi?" Ucap Minji sembari mengusap manja pipi Siyeon.

"Hentikan! Kita bicara di tempat lain"

  Siyeon berjalan mendahului Minji sembari menggerutu. Pandangan Minji terus mengikuti Siyeon tanpa melangkah sedikit pun dari tempatnya. Untuk bicara dengan Siyeon Ia harus menguatkan diri. Tidak boleh ada rasa kasihan dalam dirinya sampai Ia mengetahui apa yang Ia ingin ketahui. Minji sadar, bahwa selama ini ada yang salah dengan Siyeon tapi tidak pernah berpikir untuk membantu. 

"Maafkan aku Siyeon-a......"

  Minji akhirnya mengekori Siyeon untuk duduk di tepi pantai dengan beralaskan kain tipis. Pandangannya tidak terlepas dari senja yang menghilang. Di sisi lain Siyeon menggerutu karena sepatu barunya basah begitu saja, bahkan sekujur tubuhnya basah. Minji tidak tahu harus mulai darimana meski Ia yang berinisiatif untuk bicara duluan. Namun terlalu banyak pertanyaan yang bahkan tidak bisa Ia runtutkan satu-satu. Semuanya seperti mendobrak mulutnya agar bisa segera terucapkan.

"Apa yang kau inginkan?"

"Apa?! Kau tidak bisa lihat aku basah seperti ini?? Diamlah!"

"Jawab aku Lee Siyeon!" Seketika itu juga Siyeon membulatkan matanya dan menatap Minji.

"Aku bertanya, apa yang kau inginkan. Jawab aku" Minji membalas tatapan Siyeon.

"Aku yang sedang bicara"

  Sangat terlihat hanya dengan tatapan dan nada bicara Minji, Siyeon tertekan. Ia tampak seperti anak kecil yang telah membuat kesalahan. Ketakutan,satu-satunya ekspresi di wajah Siyeon. Pandangannya menurun dengan cepat bahkan kedua tangannya langsung rapat di di depan perut. Tidak sama sekali menengok, mencuri pandang, atau sekedar terlihat berpikir. 

"Maaf....." Ucap wanita itu pelan.

"Aku tidak ingin berlama-lama. Jadi, katakan apa yang kau inginkan Lee Siyeon? Apa yang seorang Lee Siyeon inginkan dari Kim Minji sampai dia melakukan segala cara untuk memisahkan kekasihnya itu dengan selingkuhannya?"

Siyeon mengangkat kepalanya menatap Minji. Sungguh dia tidak percaya kalau wanita itu benar-benar mengatakannya.

"Kau.... Kau mengakuinya? Kau akhirnya mengakuinya?" Senyuman kikuk itu tidak bisa diartikan.

"Iya" Minji tertawa kecil.

"Aku sadar kalau jika aku ingin kau jujur maka aku harus jujur terlebih dahulu. Aku mengakui bahwa aku berselingkuh dengan Kim Yoohyeon, wanita asing di hotel waktu itu. Aku mencintainya bahkan ketika aku tidak tahu siapa dia. Aku mencintainya bahkan ketika aku sadar aku adalah kekasihmu. Aku mencintainya, sampai aku bahkan berpikir dua kali untuk bertahan denganmu dan semua obsesimu. Aku tahu aku terdengar sangat egois, tapi aku mohon padamu untuk jujur dengan apa yang kau inginkan. Karena aku tidak sepenuhnya berharap berpisah denganmu jika kau juga menginginkannya Lee Siyeon!"

  Kalimat-kalimat itu keluar begitu saja tanpa Minji pikirkan. Perasaan terdalamnya keluar begitu saja tanpa Ia kendalikan. Kesadaran yang Ia pertahankan menguap begitu saja selama Ia bicara. 

  Untaian kata yang bahkan meleset jauh dari apa yang Ia rencanakan. Minji berbalik dan mengusap kedua matanya. Rasanya lega dan sesak bersamaan. Perasaan yang membuatnya takut juga penasaran. Kebimbangan yang Ia hindari tapi juga Ia dambakan.

"Aku butuh pengakuan itu darimu" Siyeon merapikan rambut yang menutupi matanya.

"Aku ingin kau mengakui kesalahanmu. Mengatakan semua yang kau berusaha sembunyikan dariku. Aku senang akhirnya kau sendiri yang membongkar semua kelicikanmu. Bagaimana kau menjadi begitu egois hanya karena wanita yang bahkan kau cintai dalam sekejap" 

Summer to AutumnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang