chapter 50

125 6 1
                                    

Happy Reading

*********

Chariva sedang menatap hamparan bunga yang berada di taman rumah sakit. bunga-bunga yang semakin indah ketika terkena pancaran sinar matahari pagi. Dia tidak sendirian, tapi ada kedua sahabatnya. Kayla dan Rachel.

"Aku tidak habis pikir. Kenapa Raymond bisa melakukan hal itu?" Chariva dan Kayla menatap Rachel. Sedangkan yang ditatap, dia menatap langit.

"Aku hanya pelampiasannya. Angggaplah aku bodoh. Memberikan pria yang aku cintai pada wanita yang dia cintai" ucap Chariva dengan lirih.

"Tapi, apa kau tidak memikirkan kandunganmu. Saat dia lahir, pasti dia akan menanyakan siapa dan dimana ayahnya" ucapan Kayla membuat Chariva menunduk dan mengelus lembut perutnya.

Dia tidak ingin anaknya menjadi bahan omongan orang lain seperti dia dulu. Dia tidak mau anaknya kekurangan kasih sayang. Chariva mengehela napas pelan. Dia bertekad untuk memerankan dua peran sekaligus. Menjadi ibu sekaligus ayah untuk anaknya.

"Apa kakak sudah tidak mencintai Raymond?" tanya Rachel. Chariva hanya bisa memberikan tatapan sendu.

Chariva mengalihkan pandangannya pada langit, "Aku, sangat, sangat mencintainya. Oleh karena itu, aku ingin melepaskannya, agar bisa bersatu dengan wanita yang benar-benar dicintainya. Bukankah fase mencintai yang paling tinggi adalah melepaskan?" Chariva menatap kedua sahabatnya. Kayla dan Rachel menatap sendu pada Chariva dan tersenyum. Mereka bertiga berpelukan seperti Teletubies.

~~~~~~~

"Chel, sepertinya aku akan menginap di rumah grandma" ucap Chariva pada Rachel. Mereka berdua berada di lobi rumah sakit. Taksi berwarna kuning berhenti di hadapan mereka. Rachel dan Chariva masuk ke dalam taksi.

"Baiklah, tapi apa kakak tidak ke manison kedua orangtua kakak?" tanya Rachel ketika sopir taksi menancapkan gas meninggalkan area rumah sakit.

"Sepertinya mereka tidak perlu tahu tentang ini"

"Tapi ini masalah besar kak" Chariva hanya tersenyum.

Chariva menatap keluar jendela. Saat taksi berhenti di lampu merah, dia melihat Raymond sedang menggenggam kedua tangan seorang wanita. Mereka berdua duduk di sebuah cafe dan berada di dekat jendela berukuran besar. Hati Chariva sangat sakit ketika melihat pria yang dicintainya bermesraan dengan wanita lain. Dai berusaha mati-matian untuk tidak meneteskan air matanya. tangannya terulur untuk menyentuh perutnya.

Mata Chariva membulat ketika wanita itu melumat bibir suaminya. Ada perasaan tak rela ketika miliknya disendtuh wanita lain. Tapi, dia kembali terngat kejadian kemarin. Denagn terang-terangan, Raymond memilih wanita itu ketimbang dirinya, yang berstatuskan istri sahnya. Chariva memejamkan kedua matanya dan menetralkan napasnya. Mobil berjalan ketika lampu sudah berubah menjadi hijau.

Chariva mendudukkan tubuh letihnya di osfa ruang tengah. Rumah sederhana berlantai dua yang sangat dirindukannya. Chariva mengedarkan pandangannya, mengingat-ingat kembali kenangan yang ada di rumah ini. Hati Chariva sedikit tenang ketika melihat figura wajah Nathalie dan Logan yang berada di dinding. Air mata melolos dan senyumannya terbit.

Grandma, andai kau masih ada di sini. Aku merindukan pelukan dan nasehatmu. Aku merindukan segalanya darimu

"Kakak merindukan grandma?" Chariva langsung menghapus air matanya yang hendak menetes lagi.

Chariva tersenyum, "Sangat merindukan grandma" ucap Chariva dengan tersenyum dan air mata menetes tanpa ijin.

"Bagaimana kalau besok kita ke makam grandma dan grandpa?" Chariva langsung menganggguk dengan semangat.

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang