Happy Reading
Klo nemuin typo komen
************
Seorang wanita terbangun dari tidur nyenyak nya. Dia melihat kesamping tempat tidurnya tapi tak menemukan suaminya. Dia tersenyum ketika mengingat semalam. Dia menatap jam yang berada di dinding. Betapa terkejutnya dia melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 9 pagi. Dia bergegas bangun dari tempat tidur dan melilitkan selimut yang dipakainya. Dia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dia keluar dari kamar mandi menggunakan gaun santai dengan rambut yang terurai indah.
Chariva membuka pintu kamar dan menemukan kepala pelayan yang hendak mengetuk pintu. Kepala pelayan itu memberitahu kalau Raymond menunggu di ruangan gym. Chariva tersenyum dan berjalan menuju ruangan gym. Chariva berhenti didepan pintu ruangan gym yang terbuat dari kaca. Dia melihat suaminya sedang menggunakan body weight training station. Dia bisa melihat keringat yang membasahi tubuh yang sangat sempurna dan otot yang terpahat sempurna di tubuh suaminya. Chariva menetralkan napas nya dan berjalan menghampiri suaminya yang sepertinya belum menyadari keberadaannya.
"morn sayang" ucap Raymond turun dari alat body weight training station dan memberi kecupan di kening istrinya
"morning too" balas Chariva
"apa tidurmu nyenyak sayang?" tanya Raymond menatap kedua mata indah milik istrinya. Kini dia bersyukur karena harapannya untuk menatap mata indah setiap hari terwujud. Harapan 1,7 tahun lalu.
"lumayan" jawab Chariva seadanya karena dia sedang menatap mata indah milik suaminya
"ayo kita sarapan pasti kau lapar" ucap Raymond merangkul melingkarkan tangannya di pinggang istrinya sambil berjalan keluar dari ruangan gym
"eits..kau harus mandi dulu" tolak Chariva dan Raymond hanya menghela napas
Raymond berjalan menuju kamar mereka berdua. Sedangkan Chariva berjalan menuju dapur. Di dapur, Chariva menemukan tiga orang chef yang hendak menyiapkan sarapan untuk tuan dan nyonya mereka. Chariva meminta pada ketiga chef itu untuk keluar dari dapur dan beristirahat. Tapi para chef menolak, Chariva memohon pada mereka. Dengan berat hati ketiga chef itu mengijinkan nyonya besar mereka untuk membuat sarapan tapi dengan syarat mereka harus berada di dapur.
Ketika Chariva hendak memindahkan sarapan yang sudah dibuatnya ke piring, tiba-tiba dia merasa ada yang melingkar di perut nya.
"masak apa hem?" tanya seseorang yang melingkarkan tangannya di perut Chariva
Chariva tak menjawab. Dia sudah memindahkan makanan yang sudah matang ke piring dan dia berjalan menuju meja makan dengan Raymond yang masih melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya.
"come on we breakfast" ucap Chariva setelah meletakkan dua piring di meja makan dan berusaha melepaskan tangan kekar suaminya
Dengan kesal Raymond melepaskan tangannya dari pinggang istrinya. Chariva duduk disampingnya dan mulai menyantap sarapannya. Raymond menatap istrinya dengan memelas. Chariva menoleh menatap suaminya dan menyernyitkan dahi.
"suapin" pinta Raymond
Big baby ucap Chariva dalam hati
Chariva menghela nafas pelan. Dia mengambil sendok yang berada di piring milik suaminya. Dan disuapkan nya makanan yang berada di sendok itu. Belum dua sendok Raymond mengambil alih sendok itu dan disuapkan nya ke istrinya.
"aaaa....." Chariva membuka mulutnya dan dimasukkan secara perlahan dan penuh cinta kedalam mulut istrinya
Tanpa sadar sarapan yang seharusnya untuk Raymond habis dimakan oleh istrinya.
"Ray...lihatlah sarapan mu sudah habis. Makanlah punyaku" ucap Chariva lalu menyuapi suaminya dengan sarapan miliknya
Setelah selesai sarapan mereka berdua memutuskan untuk bersantai di ruang tengah. Mereka berdua menonton TV, kepala Chariva berada di paha milik suaminya sedangkan Raymond meluruskan kakinya supaya istrinya nyaman dan tangannya mengusap rambut milik istrinya.
"sayang aku tak menyangka kita bisa berada di titik seperti saat ini. Sayang kalau aku posesif sama kamu, kamu tak boleh marah" Chariva mendongakkan mata dan menatap wajah suaminya dari bawah
"asal kamu tau sayang, aku posesif karena aku tak ingin kau pergi dariku. Aku ingin kita bersama sampai tua seperti mom and dad" ucapan Raymond mampu membuat Chariva tersenyum. Tangan Chariva terulur untuk menyentuh rahang kokoh suaminya
"Ray....dulu saat aku pergi ke Spanyol apa yang kau rasakan?" pertanyaan Chariva membuat Raymond membuka kedua mata yang tadi tertutup karena menikmati sentuhan tangan milik istrinya
"aku merasa hancur, tak punya semangat hidup, pekerjaan ku pun berantakan dan aku tak mengurus tubuhku" ucap Raymond menerawang masa-masa sulit dia harus berpisah benua dengan wanita yang dicintainya dan kini menjabat sebagai nyonya Benxander.
"andai saja kecelakaan itu tak terjadi. Apakah kita bisa bersatu?" tanya Chariva
"sepertinya iya. Dady Emillio bilang kalau yang sebenarnya dijodohkan sejak mereka kuliah adalah aku dan kau istriku" ucap Raymond memandang wajah cantik istrinya
"sayang, kau nyaman atau tidak tinggal di manison ini? Atau kita perlu membuat manison lagi?" Chariva langsung menatap Raymond
"aku nyaman berada disini bahkan sangat nyaman. Emangnya ada apa Ray?"
"tak apa sayang aku hanya bertanya" ucap Raymond sambil mengusap rambut istrinya lagi
Sore harinya Raymond mengajak istrinya untuk menikmati kota New York. Raymond membuka kap mobil nya, Chariva berdiri dan tersenyum. Tangan kanannya di genggam oleh Raymond. Rambut pirang milik Chariva berterbangan mengikuti arah angin. Raymond memberhentikan mobil nya di pinggir sungai Hudson. Mereka berdua turun dari mobil dan duduk di atas kap mobil. Raymond turun dari kap dan berdiri di samping istri nya yang sedang duduk menikmati matahari terbenam. Raymond menggenggam tangan istri nya dan diberinya kecupan di buku-buku jari milik istri nya.
*************
To Be Continue
~Thank You So Much For Read,Vote,and Comment~
22 Desember 2020
9.08 am
![](https://img.wattpad.com/cover/244641657-288-k571297.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lightover
RandomMaafkan aku aku adalah pengkhianat. Aku pria terbrengsek. Aku yang berjanji dan bersumpah memastikan kau selalu bahagia tapi akulah yang membuat luka yang teramat dalam di hidup mu -Raymond Xander Benito- Aku rapuh, aku lemah, aku marah...