chapter 19

90 6 0
                                    

Happy Reading

Klo nemuin typo komen

************

Raymond POV

Aku tiba didepan sebuah butik ter-mewah dan ter-megah di Manhattan, Aliza's Boutique. Aku masuk ke dalam butik dengan sangat-sangat malas. Mungkin jika ini acara pertunangan u dengan Zahera maka aku sangat-sangat excited. Seorang wanita menghampiriku dan memperkenalkan diri padaku. Aku menanggapinya dengan malas. Aku mengikuti langkah kakinya ke lantai dua. Gaun-gaun yang terpajang tidak jauh berbeda dengan lantai dasar, mewah. Aku mengedarkan pandanganku untuk melihat gaun-gaun yang terpajang di manekin, mungkin aku akan memesan secara exclusive untuk gaun pernikahanku dengan Zahera.

Aku duduk di single sofa yang disediakan pihak butik. Aku mengeluarkan ponsel yang dari tadi bersembunyi di dalam saku jasku. Aku menatap lockscreen yang memperlihatkan foto aku dengan kekasihku. Foto tersebut di abadikan oleh Luke saat kami berada di manison-ku. Saat dimana aku memeluk kekasihku dari belakang. Sedangkan pandangan kami mengarah ke Aaron, seperti mengawasi anak kami bermain. Kugeser lockscreen ke atas, kubuka galeri. Dulu galeri tersebut hanya terisi oleh beberapa fotoku, Luke, mommy, dan daddy. Tapi sekarang galeriku terpenuhi dengan foto-foto wajah cantik Zahera dan jangan lupakan aku. Dalam foto-foto itu kami terlihat bahagia. Tak jarang foto kebersamaan kami kubagikan di akun sosial mediaku. Sejak awal sebelum Zahera mengetahui namaku, aku mengambil potret dirinya ketika berada di Battery Park. Kusebarkan foto itu di akun sosial mediaku.

Para followersku bertanya-tanya siapakah gadis itu. Setiap pertemuanku dengannya selalu aku abadikan dan ku bagikan di akun sosial mediaku. Semua followersku mendukung hubunganku dengan Zahera. Ketika aku membagikan video ketika aku memintanya menjadi kekasihku dalam waktu kurang dari semenit video itu viral di sosial media. Bahkan aku dan Zahera mendapatkan banyak undangan untuk hadir di acara TV mereka. Tapi, aku menolak dengan alasan sibuk.

"Ray" aku mendongak mengangkat sebelah alisku, ternyata wanita sialan yang memanggilku.

"Lihatlah, bagaimana menurutmu?" ucapnya sambil memutar tubuhnya secara perlahan, "Apakah ada yang kurang? Actually aku menyukai gaun ini"

"Up to you" ucapku dingin dan kembali memandang wajah cantik bak dewi yunani yang berada di galeri ponselku.

"Aliza, aku mau gaun ini dan jas yang sepasang dengan gaunnya" ucap wanita sialan dengan nada sombong.

"Baik, nona"

What, apa aku tak salah dengar? Dia sangat sombong. Apa yang akan terjadi setelah pertunangan nanti? Pasti dia akan menyombongkan dirinya lebih dari ini. Astaga mom, kenapa kau tega menjodohkanku dengan wanita sombong ini. Tapi sifat sombongnya didapat dari mana? Bukankah, uncle Emillio dan aunty Florie tidak sombong biarpun harta mereka banyak. Huh, dasar sombong. Padahal uang yang dimilikinya bukan hasil kerja kerasnya melainkan kerja keras uncle Emillio.

"Ray, aku lapar ayo kita makan siang" pintanya bergelayut manja dilenganku. Kusingkirkan tangannya dari lenganku dan aku menghapus sisa-sisa gelayutannya tadi.

"Oh ya, aku tagu restoran yang lezat di daerah ini" ajaknya lalu menarik tanganku untuk meninggalkan butik ini. Aku langsung menyentakkan tangannya ketika hampir pada tangga.

"Don't touch me and don't approach me"

Dia mengerucutkan bibirnya. Jika yang didepanku adalah Zahera maka sudah aku peluk. Wanita sialan itu menghentakkan kakinya kelantai dan menuruni anak tangga dengan keras seperti anak kecil yang tidak dituruti keinginannya membeli mainan.

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang