chapter 31

141 6 0
                                    

Happy Reading

Klo nemuin typo komen

**********

Leona dan Zetta sudah masuk kedalam pesawat yang akan lepas landas 10 menit lagi. Langit berwarna cerah sepertinya mendukung rencana mereka tuk pergi ke Spanyol tepat waktu tanpa harus menunggu penundaan penerbangan karena cuaca buruk. Leona tak sabar melihat Zahera meregang nyawa. Sedangkan Zetta tangannya sudah gatal untuk membunuh Zahera. Pesawat sudah mulai berjalan tuk melepas landas. Setelah pesawat sudah mengudara Leona melepaskan sabuk pengaman yang digunakannya saat take off. Ponsel Leona yang berada pada genggaman tangannya bergetar.

"huh wanita tua itu lagi" gumam Leona

"ada apa?" tanya Zetta yang melihat perubahan wajah pada sahabatnya

"wanita tua itu menelfonku lagi" jawab Leona dengan malas

"sini biar aku yang bicara dengan momy mu"

"dia bukan momyku" ucap Leona sambil memberikan ponsel nya pada Zetta

Zetta mengambil ponsel yang diberikan Leona. Dengan malas Zetta mengangkat panggilan suara dari momy angkat Leona.

"halo mom tolong jangan ganggu Leona lagi karena kondisi hatinya tak stabil" ucap Zetta dengan nada yang dibuat se sopan mungkin

"KALIAN JANGAN PERNAH DEKATI PUTRIKU,ZAHERA. KALAU SAMPAI KALIAN MELUKAI PUTRI KANDUNGKU MAKA AKU TAK SEGAN-SEGAN MELAPORKAN KALIAN KE PIHAK BERWAJIB" teriak Florie dari sebrang

Panggilan suara langsung dimatikan sepihak oleh Zetta. Leona menatap penasaran pada Zetta dan menanyakan apa yang dibicarakan antara dia dengan Florie. Zetta mengatakan yang sejujurnya pada Leona. Kadar kebencian yang berada dalam hatinya semakin besar pada Zahera. Gara-gara Zahera,dia harus menderita dalam urusan cinta,orangtua,dan harta.

Kalau benar Zahera anak kandung mereka pasti warisan akan diberikan sebesar 80% pada Zahera sedangkan aku hanya mendapat 20%. Mana cukup tuk memenuhi kebutuhan hidupku. Aku harus segera menghabisi Zahera kalau aku tak mau kehilangan harta warisan Emillio ucap Leona dalam hati

"dasar wanita tak tau terimakasih,dia seharusnya mengejar kau dan membujuk kau untuk tak pergi" ucap Zetta dengan nada kesal

"kenapa harus Zahera yang mendahului ku. Dia sudah merebut cinta Raymond,dia merebut perhatian Florie dan Emillio dan juga kalau sampai bukti tes DNA mengatakan benar maka dia akan mendapat 80% atau 90% warisan sedangkan aku hanya mendapat 20 atau 10% harta kekayaan mereka"

Kalau dia hanya mendapat kekayaan hanya segitu maka rugi aku bersahabat dengannya ucap Zetta dalam hatinya

"tenanglah aku akan membantu kau tuk mendapat harta kekayaan mereka....e-eh maksudku aku kan membantu kau tuk menghabisi Zahera" ucap Leona yang keceplosan untungnya Leona tak menaruh kecurigaan pada sahabatnya yang dilihatnya tulus bersahabat tapi kenyataannya Zetta mau bersahabat dengannya karena dia anak dari billionare kedua Amerika,ralat anak angkat.

Tiba-tiba cuaca berubah drastis. Dari yang cerah berubah menjadi gelap,sangat gelap. Awan hitam pekat sepertinya hanya mengelilingi pesawat yang dinaiki oleh Leona dan Zetta. Awan hitam pekat tak sendiri,awan itu bersama dengan petir dan kilat yang menggelegar. Petir yang menyambar apapun tanpa ampun. Cahaya secepat kilat setiap detik muncul. Suara petir menggelegar memekikkan telinga siapa saja yang mendengarnya.

Pesawat sedang berada ditengah-tengah badai. Angin berhembus sangat kencang diluar. Air hujan turun dengan derasnya hingga turunnya hujan terdengar seperti turunnya bongkahan es yang besar dari langit ketika mengenai bagian pesawat. Para awak pesawat memberitahukan pada para penumpang untuk tetap tenang dan mengikuti arahan. Pramugari meminta para penumpang menggunakan pelampung yang sudah disediakan dibawah bangku penumpang.

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang