chapter 49

92 4 0
                                    

Happy Reading

*********


Raymond membalikkan tubuhnya. Betapa terkejutnya dia melihat wanita yang sangat dicintainya ada ditempat seperti ini. Raymond dapat melihat linangan air mata yang terus menetes dan gelengan kepala dengan lemah. Raymond melangkahkan kakinya pada wanita itu dan menggelengkan kepala, berusaha meyakinkan bahwa apa yang di dengarnya salah. Kurang selangkah lagi dia bisa menggapai pergelangan tangan wanita yang dicintainya, tapi wanita itu sudah berlari.

Raymond mengejar wanita yang dicintainya. Dia tidak mau wanita yang dicintainya salah paham. Wanita itu berlari menuju jalan raya. Dia tidak memikirkan kandungannya yang sangat rentan. Dipikirannya saat ini adalah pergi dari tempat ini dan tidak ingin melihat wajah suaminya lagi. Disetiap langkah larinya, air mata terus menetes. Raymond masih terus mengejarnya dan meneriaki namanya.

Wanita itu tersandung oleh sebuah batu yang berukuran lumayan besar. Dia meringis dan tangannya terulur untuk menyentuh kakinya yang mengeluarkan darah segar karena batu yang mengenai kakinya sangat tajam dan lancip.

Raymond berhenti dan menatap penuh khawatir pada istrinya. Wanita itu adalah Chariva. Chariva menepis tangan Raymond yang hendak menyentuh kakinya.

"Menjauhlah dariku!" ucap Chariva dengan datar.

"Sayang, kakimu terluka dan apa bayi kita tidak apa-apa?" tanya Raymond dengan khawatir.

"Dia bukan bayimu. Dia hanya bayiku" balas Chariva dengan cepat.

Raymond memajukan tubuhnya dan hendak membawa Chariva ke dalam dekapannya. Tapi, Chariva menolak dan mendorong tubuh Raymond dengan sisa tenaganya.

"Jangan menyentuhku!" Raymond menahan diri untuk tidak membawa istrinya dalam dekapannya.

"Pergilah kau, temui wanita yang kau cintai!" Chariva mengalihkan pandangannya dari Raymond. Dia menahan air mata yang hendak keluar. Dia tidak boleh lemah dihadapan pria yang hanya menjadikannya sebagai pelampiasan.

"Aku hanya mencintaimu, Char. Aku tidak mencintai wanita itu"

"Lisanmu berbicara seperti itu tapi hatimu menolak" sarkas Chariva.

Chariva berdiri dan melangkahkan kakinya dengan tertatih-tatih. Raymond bangkit ketika melihat noda darah di tanah yang tadi diduduki oleh istrinya. Dia melihat bagian belakang dress istrinya yang terdapat noda darah. Darah itu menetes ke jalan yang dilewati oleh istrinya. Pikiran negatif mulai memenuhi otaknya.

Raymond menghalangi langkah Chariva. Terlihatlah bibir pucat milik Chariva. Tangannya terulur untuk menyentuh kedua bahu wanita yang dicintainya. Dia merasakan tubuh istrinya melemas. Jantung Raymond terpompa dua kali lebih cepat. Ditatapnya kedua mata Chariva. Chariva mendongakkan kepalanya dan menatap lemah pada sang suami.

"Sayang..."

Chariva tersenyum dengan bibir pucatnya. Tubuhnya lunglai dan langsung ditangkap oleh Raymond. Raymond memeluk tubuh istrinya. Dia menghubungi Daniel untuk membawa mobil secepatnya melalui earphone. Raymond menyalahkan dirinya sendiri karena menuruti ucapan Chariva.

"Sayang...kau harus kuat...bertahanlah demi aku...demi bayi kita. Aku berjanji akan, a-akan menceritakan tentang masa laluku. Tapi kau harus berjanji, untuk bertahan demi aku d-dan bayi kita" ucap Raymond terbata-bata diiringi dengan air mata yang mengalir.

Mobil SUV milik Daniel berhenti tepat di depannya. Daniel turun dan melihat kondisi istri dari tuannya dalam kondisi tak sadarkan diri. Dengan sigap Daniel membukakan pintu penumpang. Raymond menggendong istrinya ala bridal style. Raymond menaruh istrinya dengan perlahan di jok penumpang.

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang