chapter 36

126 8 0
                                    

Happy Reading

Klo nemuin typo komen

************

Zahera berlari secepat langkahnya menuju lift. Dia tak memperdulikan teriakan-teriakan Raymond dan orang-orang yang mengejarnya. Zahera masuk kedaalm lift dan menekan tombol 2 tempat loby berada. Raymond sudah hampir sampai di depan pintu lift tapi dia kalah cepat dengan pintu lift yang tertutup. Raymond melihat kesebelah lift yang dinaiki gadisnya. Raymond memencet tombol berharap lift itu cepat tiba di lantai 15.

Emillio yang tak sabaran memilih menuruni tangga darurat menuju lantai tempat loby berada. Carlos yang melihat sahabatnya lari menuju tangga darurat pun mengikutinya begitu juga Raymond. Sedangkan Florie,Stera,Kayla dan kedua pelayan menunggu lift tiba dilantai 15.

Lift yang dinaiki Zahera sudah sampai dilantai dua. Zahera langsung berlari keluar dari gedung apartemen. Carlos,Raymond dan Emillio langsung berlari mengejar Zahera. Zahera melihat ke belakang dan melihat ketiga pria yang berusaha berlari mengejarnya. Zahera tak sadar jika didepannya adalah jalan raya.

Emillio melihat ada sebuah mobil yang melaju kearah Zahera. Emillio mempercepat langkahnya untuk menyelamatkan putri kandungnya dari kecelakaan yang akan terjadi.

Tin..tin..tinnnn...

"ZAHERAAA!!!" teriak Raymond

"AAAAAaaaa"

Brukkk...

Zahera memejamkan matanya. Dia membuka matanya perlahan. Dia berpikir jika dia sudah pergi dari dunia ini karena dia tak merasa sakit di tubuhnya kecuali siku nya yang sedikit berdarah. Zahera melihat kedepan. Tubuh Emillio sudah mengeluarkan banyak darah. Zahera meneteskan air mata dan langsung memeluk tubuh Emillio yang sudah terkapar diatas aspal.

Anak buah Raymond langsung membawa tubuh Emillio dengan mobil yang sudah disiapkan. Florie,Stera,Kayla,Daniel dan Carlos sudah masuk kedalam mobil dan mengekori mobil yang membawa tubuh Emillio menuju rumah sakit. Raymond memapah Zahera menuju mobil sport berwarna putih milik Raymond yang diberikan padanya Zahera.

Sebenarnya Raymond tak ingin mengajak gadisnya untuk menyusul Emillio. Raymond tau kalau saat ini gadisnya sedang shock karena kejadian yang baru saja terjadi. Tapi siku gadisnya terluka jadinya sekalian saja dibawa kerumah sakit,Raymond takut luka yang ada pada Zahera semakin tambah parah jika tak ditangani langsung oleh dokter.

Brankar yang membawa tubuh Emillio menuju ruang UGD dikelilingi oleh orang-orang yang mengantarkannya. Pintu UGD tertutup dan lampu berwarna merah diatas pintu UGD menyala menandakan ada penanganan darurat didalam. Florie menangis histeris,Stera berusaha menenangkan sahabatnya yang pasti terpukul dengan keadaan seperti tadi.

Pintu UGD terbuka dan keluarlah seorang dokter yang tadi menangani Emillio. Sontak Florie langsung menghampiri dokter itu begitu juga dengan semua orang yang sedang menunggu Emillio.

"keluarga pasien?" ucap dokter yang berusia 35 tahun

"saya istrinya dok" ucap Florie

"begini Mrs. Guztavo. Stok darah yang sama dengan Mr.Guztavo sedang habis di rumah sakit dan di negara ini" papar dokter itu

"astaga,cepatlah kau hubungi bank darah internasional" perintah Florie

"jika kita meminta bantuan dari bank darah internasional saya khawatir kalau nyawa Mr. Guztavo tak terselamatkan" ucap dokter

Florie menangis semakin histeris. Stera langsung membawa sahabatnya dalam pelukannya. Zahera muncul disamping Florie. Sebenarnya Zahera malu menampakkan wajahnya di depan istri dari pria yang sudah menyelamatkan nyawanya.

"sepertinya golongan darah saya sama dengan pasien" ucap Zahera dan tangisan Florie berhenti

"sayang tapi kondisimu tak memungkinkan untuk donor darah sekarang" ucap Raymond memegang bahu Zahera

"iya sayang benar apa kata Raymond" timpal Florie

"tidak..aku tak bisa mengikuti saran kalian. Karena Mr. Guztavo aku masih selamat mungkin jika tadi dia tak menolongku aku yang berada di posisinya atau bahkan aku akan pergi"

"sayang..." tatapan sedih Raymond

"tenanglah sayang aku tak apa" ucap Zahera sambil memegang wajah bagian kiri Raymond

"kalau begitu mari ikut saya Mrs..." ucap seorang suster yang berada disamping dokter tadi

"Mrs. Vildana"

Zahera pergi bersama seorang suster menuju suatu ruangan. Kepergian Zahera,Florie teringat sesuatu.

"dok tolong tes DNA antara suamiku dengan Zahera dan secepatnya langsung berikan informasi yang sebenarnya" ucap Florie disela tangisannya

"baik Mrs. Guztavo saya pamit kembali keruangan Mr. Guztavo" pamit dokter itu

Emillio sudah melewati masa kritisnya dan kini semuanya hanya tinggal menunggunya sadar. Florie sejak 3 jam yang lalu masih setia berada di samping suaminya dan memegang tangan suaminya yang tak diberi infus. Zahera tertidur di sofa sedangkan Raymond rela duduk dilantai untuk bisa mengamati wajah damai saat tidur milik gadisnya. Pintu ruangan terbuka dan masuklah seorang dokter dengan sebuah amplop putih ditangannya. Florie bangkit dari duduk dan menghampiri sang dokter. Dokter itu tersenyum sambil menatap Zahera,Florie dan Emillio bergantian. Dokter itu menatap Raymond yang sedang menatapnya tajam karena dia berani melihat wajah cantik sang gadis milik trillionare.

"selamat malam. Tenanglah anak muda aku tak akan mengambil kekasihmu. Aku hanya ingin memberitahu kabar yang sangat sangat bahagia" Raymond berdiri lalu melangkah menghampiri dokter sebelum itu dia mengecup kening dan bibir gadis yang dicintainya

"jadi begini,saya sudah melakukan tes DNA antara Mr. Guztavo dengan Mrs. Vildana dan hasilnya anda bisa melihatnya langsung di dalam ampolop ini. Kalau begitu saya harus kembali mengurus pasien yang lain. Selamat malam" ucap dokter itu lalu memberi sebuah amplop putih pada Florie

"pergilah cepat" ucap Raymond dengan ketus

"apa yang cepat pergi nak?" ucap Carlos menatap putra dengan bingung

"itu dad,tadi dokter tua itu menatap wajah gadisku. Ya aku tak terima" ucap Raymond dengan raut wajah percampuran kesal dan manja

"astaga lihatlah Carlos putramu sama sepertimu saat muda dulu" ucap Stera

"biarkan saja itu tandanya dia sangat mencintai gadisnya dan tak ingin ada pria lain yang bisa memiliki gadisnya. Sama sepertiku dulu" ucap Carlos sambil menyisir rambut yang sedikit beruban menggunakan tangannya

"iya iya dasar tuan posesif. Oh ya itu apa Florie?" ucap Stera berjalan mendekat pada sahabatnya

"ah ini hasil DNA suamiku dengan putriku" jawab Florie sambil menatap suaminya dan putrinya

"dan hasilnya?" tanya Stera tak sabaran

Florie mengedikkan bahu. Dia membuka amplop itu secara perlahan dan mengeluarkan selembar kertas yang tersimpan rapi didalamnya. Dibukanya perlahan lipatan kertas itu. Setelah semua lipatan pada kertas terbuka secara sempurna,dia membaca semua dari atas sampai bawah. Setelah melihat 1 kalimat bercetak tebal air mata kebahagiaan menetes dari kedua mata indah miliknya. Stera langsung merangkul Florie dan tangan kirinya mengusap air mata yang keluar dari matanya. Raymond dengan sang ayah,Carlos saling berpelukan dan meneteskan airmata.

**************

To Be Continue

~Thank You So Much Fo Read,Vote,and Comment~

3 Desember 2020

11.10 am

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang