chapter 42

94 3 0
                                    

Happy Reading

Klo nemuin typo komen

***********

Sore harinya, Chariva berniat ingin mengunjungi rumah mendiang Nathalie. Dia sudah siap dengan hoddie dan juga celana panjangnya. Rambut nya dibiarkan tergerai indah. Chariva menghampiri kedua orangtuanya yang sedang berduaan di taman belakang. Taman yang kanan kirinya dipenuhi oleh tanaman bunga berwarna-warni. Emillio yang melihat kehadiran putri kandungnya yang sudah mengenakan pakaian rapi.

"where will you go my daughter?" tanya Emillio

"mom dad, aku mau pergi ke rumah grandma dulu. May i?" ucap Chariva

"pergilah sayang" ucap Emillio

"jangan pergi sendiri okey" ucap Florie dengan cemas

"biarkan saja dia pergi menggunakan mobilnya. Lagipula putri kita sudah besar" ucap Emillio pada Florie

Florie tampak berpikir sejenak dengan berat hati dia mengizinkan putrinya pergi tanpa bodyguard dan sopir.

"mom dad aku pergi dulu" pamit Chariva sebelum meninggalkan taman belakang

Tubuh Chariva sudah tak terlihat dari pandangan mereka berdua. Florie menatap khawatir pada Emillio. Emillio langsung mengecup kening Florie lama. Emillio tau jika istrinya khawatir dengan putri kandung mereka, dia takut kehilangan putri kandungnya tuk kedua kalinya. Emillio juga merasa cemas dengan Chariva, tapi dia tak bisa memaksakan kehendak.

"ada apa hem?" tanya Emillio menatap kedua mata Florie yang terpancar kekhawatiran

"aku merasa akan ada hal yang buruk menimpa putri kita" ucap Florie dengan tatapan cemas

"kita serahkan semua pada Tuhan, Tuhan bersama orang-orang yang beriman" ucap Emillio menenangkan istrinya

Florie mengangguk dan tersenyum tipis. Florie sangat bersyukur Tuhan mengirimkan pria seperti Emillio. Yang akan menemani hidupnya sampai ajal menjemput. Emillio membalas senyuman istrinya. Emillio membawa kepala istrinya agar bersandar pada bahunya.

*********

Sebuah mobil sport berwarna putih terparkir di halaman sebuah rumah berlantai dua. Seorang wanita berusia 19 tahun turun dari mobil. Dia melangkahkan kakinya menuju pintu rumah itu. Dipencet nya bel yang berada di samping pintu. Setelah menunggu beberapa saat, pintu terbuka dan terpampang tubuh seorang wanita yang baru saja menginjak usia 18 tahun.

Wanita itu langsung tersenyum dan memeluk wanita yang bertamu di rumah mendiang Nathalie. Setelah berpelukan beberapa saat,Rachel mengajak Chariva untuk masuk kedalam rumah. Chariva berjalan menuju dapur bersama Rachel. Mereka berdua mengambil beberapa camilan dan dua gelas coklat dingin.

Mereka berdua memilih untuk duduk diruang tengah. Chariva meminum coklat dingin buatannya. Rachel memakan kukis yang dibuat di toko mereka. Rachel menatap Chariva. Dia bersyukur bisa bertemu dengan wanita sepertinya,yang dengan senang hati menampungnya.

"Chel bagaimana keadaanmu?" basa-basi Chariva

"i'm okay. Kakak sendiri bagaimana?" tanya Rachel

"as you look. Chel, bagaimana kalau kau ikut tinggal bersama ku dan kedua orangtuaku?" ucap Chariva

"kak Zah...ups maksudku kak Char aku tak bisa. Aku sudah sangat bersyukur bisa menempati tempat tinggal yang sangat nyaman ini" papar Rachel

"tapi aku khawatir padamu. Kau tinggal sendirian disini" ucap Chraiva dengan nada khawatir

"aku tak apa kak. Lagipula kadang Eryk menginap disini" balas Rachel

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang