Happy Reading
********
Raymond langsung bangkit dari duduknya dan bersimpuh di hadapan Chariva.
"Maafkan aku, sayang ... a-aku mohon jangan pergi dari hidupku. Aku sudah tersiksa selama 3 bulan lalu karena jauh darimu. Aku mohon padamu untuk bertahan di sisiku. Tetaplah berada di sampingku. Aku akan melakukan semuanya agar kau tetap disisiku. Aku mohon" ucap Raymond diiringi linangan air mata.
Chariva segera membantu Raymond berdiri. Hatinya teriris ketika melihat wajah Raymond yang memerah karena menangis. Raymond menangkupkan kedua tangannya dan memohon pada Chariva.
"Jangan pergi, sayang. Aku tidak bisa jauh-jauh darimu. Aku tidak kuat untuk berdiri sendiri. Aku membutuhkanmu untuk menjadi penopangku. Maafkan kesalahanku. Aku sadar telah melukai perasaanmu. Tapi, tolong maafkan aku. Berilah aku kesempatan kedua. Aku janji akan menggunakan kesempatan kedua itu sebaik mungkin"
Kedua tangan Chariva terulur untuk menghapus air mata yang terus menetes dari kelopak mata milik pria yang sangat dicintainya.
"Aku sudah memaafkanmu, Ray ..." Raymond membuka kedua matanya dan memegang pergelangan tangan Chariva dengan lembut.
"Aku ... akan tetap disini bersamamu sampai kita menua bersama"
Raymond membawa tubuh wanita yang sangat dicintainya ke dalam pelukannya. Dia memeluk Chariva sangat erat. Chariva merasa sesak karena Raymond.
"R-ray ... apa kau ingin membunuh kandunganku?" Raymond segera melerai pelukannya dan menyamakan tingginya denagn perut Chariva. Tangannya terulur untuk mengusap lembut perut Chariva yang mulai membesar.
"Hai baby. Maafkan Dady-mu ini, dady tidak bisa menemani baby dan juga mommy karena suatu urusan. Dady harap baby tidak marah dengan Dady. Dady janji akan selalu berada di samping baby dan mommy untuk esok dan selamanya" Raymong memberikan kecupan di perut Chariva dan memeluknya dengan pelan.
~~~~~~~~~
"ARGHHH!"
"Keluarlah dari pikiranku"
Daniel mencengkram kuat sprai. Dia segera mendudukkan tubuhnya dan menyandarkan punggung lebarnya di sandaran ranjang. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Kenapa aku terus memikirkannya? Kenapa harus dia?" gumam Daniel.
Dia mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya yang berada di nakas.
Daniel, hubunganku dengan istriku sudah membaik. Thanks for all, bruh.
Daniel menarik kedua sudut bibirnya. Dia sangat bahagia ketika mendapat kabar kalau hubungan Raymond dengan Chariva membaik. Dia melihat jam di ponselnya. 3 am.
"Shit, kenapa aku harus bangun sekarang? Tidak mungkin aku tidur lagi"
Daniel menghembuskan napas kasar.
Ponselnya berdering. Dia melirik sekilas pada layar ponsel dan setelahnya, kedua matanya membulat. Dengan secepat kilat, Daniel mengambil ponsel itu dan menjawab panggilan suara dari gadis yang akhir-akhir ini sering datang di mimpi dan pikirannya.
"H-halo, Daniel..."
"Ada apa? Kau baik-baik saja?" tanya Daniel dengan khawatir.
"Tolong bantu aku..." jawab seseorang di sebrang sana dengan lirih.
"Ada apa Chel, apa yang bisa aku bantu?"
"K-kau datanglah ke rumah grandma"
"Baiklah, aku ke sana sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lightover
RandomMaafkan aku aku adalah pengkhianat. Aku pria terbrengsek. Aku yang berjanji dan bersumpah memastikan kau selalu bahagia tapi akulah yang membuat luka yang teramat dalam di hidup mu -Raymond Xander Benito- Aku rapuh, aku lemah, aku marah...