chapter 43

103 4 0
                                    

Happy Reading

Klo nemuin typo komen

*******

Chariva POV

Aku terus menatap kearah pintu UGD. Sudah 3 jam kami menunggu disini. Semua orang yang menunggu sudah terlelap dalam tidurnya. Sedangkan aku tak berminat untuk menutup kedua mataku. Lampu UGD berubah menjadi warna hijau, menandakan operasi telah usai. Pintu terbuka dan muncullah seorang pria berusia lebih dari 50 tahun mengenakan jas berwarna putih keluar dari ruangan. Aku langsung berdiri dan menghampiri dokter itu.

"bagaimana dok?" tanya ku tak sabaran

"operasi pasien berjalan lancar dan kini pasien masih kritis"

Aku bahagia ketika mendengar operasi berjalan lancar. Napas ku tersekat ketika mendengar dokter berkata bahwa pria ku masih kritis. Aku menatap lesu kedalam ruang UGD. Tubuh kekasihku dibawa keruang inap. Kedua orang tuaku dan orang tua Raymond masuk kedalam ruang inap.

"sayang ayo kita pulang" ajak momy

"aku mau disini mom,menemaninya sampai sadar" tolak ku

"sudah biarkan putri kita menemani kekasihnya" ucap dady sambil memegang kedua bahu momy

"tapi kalau sampai putri kita terluka bagaimana?" protes momy

"kalau untuk keamanan nyonya tenang saja saya sudah memerintahkan anak buah Tn. Raymond di depan pintu ruangan ini dan sekitar rumah sakit. Saya pastikan nona Chariva aman" ucap Daniel meyakinkan momy

"kau tenanglah Florie aku juga sudah menambah anak buah ku untuk mengawasi setiap sudut rumah sakit" sambung dady Carlos

"tapi bagaimana kalau mereka lengah dan nyawa putriku terancam?" tanya momy

"aku akan menambah anak buah ku sayang, kau tenanglah" ucap dady

Momy menghela napas dan mengangguk pelan. Semua pamit pulang. Tinggallah aku berdua dengan Raymond. Ku tatap wajah damai Raymond. Wajah yang biasanya menampakkan raut dingin, senang, posesif, dan tegas kini hanya satu raut yang terutas yaitu datar. Mata yang biasa bersinar ketika terkena cahaya, menatap aku penuh cinta, menatap orang lain dengan dingin, tatapan tajam kini tertutup rapat seolah enggan tuk melihat dunia.

Tubuh yang biasanya berdiri tegap kini terbaring lemah diatas ranjang pasien. Aku merindukan suaranya, tatapannya, perilakunya, pelukannya, dan perhatiannya. Aku teringat kejadian sore tadi. Seharusnya aku yang berada di posisi nya sekarang. Seharusnya aku yang terkena peluru itu. Aku masih bisa merasakan pelukan dan genggaman tangannya yang tadi diberikannya tuk melindungi ku dari peluru.

Ku genggam tangannya yang dan ku arahkan pada wajahku. Aku kembali meneteskan air mata lagi. Kedua kelopak mataku terasa memberat. Ku pejamkan kedua mata dan semuanya gelap.

Raymond POV

Aku menatap sekelilingku. Aku berada di aula manison ku. Sekelilingku ramai dengan para tamu mengenakan pakaian formal. Kulihat ke kanan kiri pintu masuk aula, dipenuhi oleh pajangan foto-foto aku bersama dengan kekasihku,Chariva. Aku menatap lurus ke depan, ke sebuah panggung yang berdiri dengan megah. Aku melihat sebuah tulisan besar yang menjadi latar belakang panggung.

'10th Anniversary Raymond and Chariva Wedding'

Aku mengerutkan dahi ku. 10 tahun? Pernikahanku dengan kekasihku? Aku paham sekarang. Aku melihat masa depan. Aku melihat diriku 10 tahun ke depan naik keatas panggung bersama seorang wanita yang tak asing bagiku. Astaga ternyata aku semakin tampan dan kekasihku semakin cantik. Aku dan Chariva berhenti disebuah meja berbentuk bundar yang diatasnya ada kue. Ku pastikan itu kue anniversary pernikahan.

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang