chapter 47

112 3 0
                                    

Happy Reading

Klo nemuin typo komen

************

6 month later.....

Chariva POV

Aku terbangun dari tidurku ketika perutku bergejolak. Aku buru-buru beranjak dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Ku tumpahkan semua isi perutku di wastafel. Padahal aku belum makan apa-apa pagi ini. Aku melihat suami ku masuk ke kamar mandi dengan raut wajah khawatir. Suami ku memijit tengkuk ku dengan lembut. Aku menatap wajah suami ku yang sangat khawatir padaku.

"sayang, aku akan memanggil dokter" ucap suamiku dengan nada khawatir

Aku menggeleng pelan "aku hanya kelelahan"

"tapi...."

"sudahlah sayang aku tak apa, lebih baik kau cepat bersiap-siap ke kantor" ujar ku berjalan keluar kamar mandi. Suami ku masih saja khawatir dan aku terus meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja.

Pintu kamar mandi sudah ditutup olehnya dan gemercik air terdengar sampai keluar kamar mandi. Aku berjalan menuju walk in closet dan menyiapkan pakaiannya. Aku menunggu suami ku di sofa yang berada di kamar kami. Dia keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggang nya dengan air yang masih menetes dari rambutnya.

Huh dasar kebiasaan

Aku mengambil handuk kecil yang sudah ku siapkan. Aku berjalan kearahnya, kepala ku sedikit pusing tapi ku tahan aku tak ingin dia sangat mencemaskan ku hingga tak masuk ke kantor seperti tempo waktu yang lalu. Aku mengusap rambut nya setelah itu dia berjalan ke walk in closet. Aku merapikan kamar kami. Biarpun disini ada belasan pelayan tapi aku tak mau mereka membersihkan kamar ini kecuali aku saat aku sedang sakit atau tak berada di manison. Aku tak mengijinkan mereka karena kamar ini adalah privasi ku dengan suamiku. Bahkan aku hanya mengijinkan satu pelayan saja yang memasuki kamar ini yaitu kepala pelayan di sini.

Suamiku keluar dengan pakaian formal yang selalu melekat di tubuhnya setiap hari. Dia berjalan kearah ku sambil tersenyum. Ku balas senyumannya dan kupasang kan dasi yang sudah disampirkan nya di bahu lebarnya. Kami keluar dari kamar dan berjalan menuju meja makan. Aku dan suami ku langsung memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh chef. Aku mengambil roti tawar dan ku olesi dengan madu. Baru beberapa gigitan aku merasa perutku kembali bergejolak. Aku berlari ke kamar mandi yang berada di dekat dapur. Aku mengeluarkan seluruh isi perutku di wastafel kamar mandi. Tanpa kusadari suami ku sudah memijit tengkuk ku. Aku membasuh bekas wajah dan mulut ku.

"sayang kau tak apa?" tanya nya khawatir dan kedua tangannya mencengkram bahu ku dengan lembut

"i'm okay, sayang ayo kita lanjut sarapan lagi" ucap ku menarik tangannya untuk keluar dari kamar mandi

Kami melanjutkan sarapan yang sempat tertunda. Aku terpaksa terus memasukkan roti yang sudah di olesi oleh madu kedalam mulut ku. Aku harus menahan gejolak yang ada di perutku. Akhirnya suami ku telah menghabiskan sarapannya. Aku mengantarkannya sampai depan manison. Sebelum suami ku masuk kedalam mobil sport kesayangannya, dia membawa ku dalam pelukannya lalu di kecupnya kening,kedu pipi ku, kedua mata ku, puncak kepala ku,bibir dan terakhir buku-buku tanganku.

Aku melambaikan tanganku sampai mobil itu keluar dari pelataran manison. Aku merasa gejolak yang lebih parah dari tadi,mungkin ini efek aku memaksa memasukkan roti kedalam mulutku. Aku sudah tak tahan dengan gejolak ini dan aku mengeluarkannya di semak-seamak taman depan manison. Kuharap tak ada orang yang melihat aku mengeluarkan nya. Aku mendongak dan mengelap mulut ku dengan tisu yang tadi sengaja ku bawa.

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang