chapter 3

193 8 0
                                    

Happy Reading

Klo kalian ad nemuin typo komen

**********

Zahera POV

Aku tercenung mengingat pembicaraan dengan grandma tadi. Terimakasih Tuhan kau telah mengirimkan malaikat tak bersayap seperti grandma. Aku sangat bersyukur mengenal dan bisa menjadi cucunya. Dia orang yang sangat baik dan tak pernah mengeluh. Semoga saja di hari terakhirnya nanti ada anak-anaknya, menantu-menantu, dan cucu-cucunya bisa menemaninya. Dan juga bisa bahagia karena bertemu dengan sang mendiang suaminya.

Tapi bagaimana caraku untuk ijin pergi dari rumah. Apa aku jujur atau tidak? Kalau jujur itu lebih baik tapi disaat mereka telah kehabisan uang mereka akan meminta padaku bukannya aku pelit tapi uang yang kuberi akan mereka gunakan untuk bersenang-senang di club dan membeli minuman laknat. Kalau tak jujur entahlah apa yang kan terjadi. Apa mereka peduli dengan ku? Sepertinya tidak mereka hanya peduli dengan uangku. Tapi bagaimanapun mereka keluarga ku. Aku harus bagaimana di satu sisi aku tak mau berbohong tapi di sisi lain kalau ku beritahu pasti mereka akan menggangguku dan grandma. Bagaimana ini Tuhan tolong bantu aku berikanlah yang terbaik.

Drttt...drtt

Ponsel yang berada di saku celanaku berdering. Setelah ku lihat dilayar ponselku siapa yang menelpon segera ku geser menjadi warna hijau.

"............"

"ini sudah hampir selesai mungkin sekitar setengah jam lagi"

"............"

"iya terimakasih Nona Leona"

Setelah ku matikan panggilannya aku segera ke dapur untuk menghias kue nya. Seperti yang kubilang di telfon tadi aku sudah selesai menghias kuenya sekitar setengah jam. Dan sekarang tinggal di masukkan ke box. Dua box berukuran besar aku bawa ke depan bagian kasir. Aku menunggu pelanggan baruku itu datang.

15 menit kemudian masuk seorang gadis berparas cantik dan sepertinya dia dari kalangan atas. Sepertinya dia seumuran denganku. Dia tersenyum pada ku. Ya Tuhan senyumnya sangat manis dan terlihat bahwa dia ramah dan humble.

"Hai aku Leona mau mengambil pesanan ku yang kemarin"

"Baiklah ini pesanan anda"

Aku memberikan dua box tadi kepada Leona dan Leona memberikan uang dengan jumlah yang lebih. Aku kembalikan sisanya

"Ini nona kembaliannya"

"Tak usah untuk kau saja. Dan jangan panggil aku nona okey. Panggil saja aku Leona. Dan siapa namamu? Sepertinya usia kita sama"

"Namaku Zahera Vildana aku 18 tahun dan kamu berapa Leona?"

"berarti kita sama. Bolehkah kita berteman em maksudnya bolehkah aku menjadi temanmu"

"Of course"

Kami sekarang sudah berteman. Kami semakin akrab mulai membahas tentang banyak hal layaknya teman yang sudah berteman lama.

"Ternyata kau asik juga ya diajak ngobrol"

"Benarkah?" Leona mengangguk

"Oh ya kemarin aku sudah mencoba kue yang disediakan untuk taster. Kemarin aku mencobanya bukan hanya sendiri tapi dengan mommy, dady, dan pelayan-pelayan di rumahku"

"Benarkah bagaimana rasanya apa kurang manis atau gimana?"

"Tidak... Tidak kue buatan mu sangat enak bahkan yang biasanya toko kue langganan keluargaku saja rasanya kalah dengan di toko ini. Aku penasaran siapa yang membuat kue tersebut. Bolehkah aku bertemu dengannya?" pintanya

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang