Happy Reading
********
"Sayang, kau dimana?"
"Aku sedang rapat di kantor, ada apa, babe?"
"Tidak apa, aku hanya merindukanmu. Bisakah kau ke apartemenku setelah dari kantor?"
Raymond menghela napas pelan, "Of course, aku akan mengunjungimu nanti"
"Kau ingin aku mengenakan pakaian seperti apa?"
Cih, dasar jalang ucap Raymond di dalam hati
"Terserah kau saja, babe. Yang terpenting kau nyaman menggunakannya"
"Baiklah, i'm waiting you, babe. See you. Muach"
"Okay, muach" Raymond menunjukkan wajah ingin muntah
Raymond menaruh ponselnya dengan kasar di atas meja kantor. Dia menatap tajam pada Daniel yang terkekeh kecil melihat tuannya. Daniel yang sadar dengan tatapan Raymond, meredakan kekehannya.
"Bagaimana, nanti sepulang dari kantor kita jalankan rencana?" saran Daniel dengan memasang wajah serius.
"Benar juga. Jadi, aku tidak akan tersiksa terus-menerus"
"Hahahaha, aku tahu kau dan istrimu sangat tersiksa di situasi seperti ini"
Raymond menyenderkan tubuhnya di singgasana pertamanya. Dia melipat kedua tangannya dan kaki kanannya terangkat lalu menumpu pada kaki kiri. Pandangannya tertuju pada figura kecil berwarna putih. Di tengah-tengah figura itu terdapat foto dia dengan istrinya ketika berada di Hawai.
Dia teringat dengan ucapannya ketika berada di dalam kamar villa.
"Dengar baik-baik ucapanku ini istriku. Aku hanya bahagia ketika bersamamu. Jadi, aku tidak mau kau mengucapkan kalimat itu lagi. Biarpun Tuhan tidak mengijinkan kita untuk memiliki keturunan, tapi aku akan tetap berada di sisimu. Kita bisa mengadopsi anak, jika kau mau"
Raymond menghela napas berat, "Ternyata aku se-brengsek ini" pandangan Raymond tidak lepas dari wajah cantik milik istrinya. Daniel menatap Raymond, dia bisa melihat pancaran kerinduan dan rasa bersalah dari kedua mata milik Raymond.
"Di saat dia sedang mengandung anakku, aku tidak ada di sampingnya. Menemaninya, memberikan segalanya apa yang istriku inginkan".
~~~~
Raymond berjalan dengan semangat menuju apartemen milik wanita yang dicintainya, tapi itu hanya aktingnya. Di hatinya sekarang hanya ada satu nama wanita yaitu Chariva, istrinya yang sedang mengandung anaknya. Dia menekan bel apartemen. Tak perlu menunggu lama, pemilik apartemen langsung membuka pintu ketika mendengar suara bel.
Wajah bahagia dari pemilik apartemen terpancar jelas. Tanpa menunggu lama, wanita yang ada di hadapan Raymond langsung memeluknya erat. Raymond berusaha menutup raut wajah bencinya. Dia segera melerai pelukan dengan wanita yang dulu dicintainya.
"Kenapa melerainya? Apa kau tidak merindukan aku, babe?" rajuk wanita yang ada di hadapan Raymond.
"Bukan begitu ... maksudku, aku belum mandi. Aku takut ketika kau memelukku kau akan pingsan nantinya" ucap Raymond diiringi kekehan.
"Tidak masalah aku pingsan, yang terpenting kau ada disisiku" ucap wanita.
"Ayo masuk" Raymond mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju apartemen milik kekasih semasa kuliahnya.
"Kau duduklah dulu, aku akan mengambil minuman dan makanan" Raymond mengikuti ucapan wanita itu dan mendudukkan tubuhnya di sofa panjang ruang tengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lightover
SonstigesMaafkan aku aku adalah pengkhianat. Aku pria terbrengsek. Aku yang berjanji dan bersumpah memastikan kau selalu bahagia tapi akulah yang membuat luka yang teramat dalam di hidup mu -Raymond Xander Benito- Aku rapuh, aku lemah, aku marah...