Happy reading
Klo nemuin typo komen
************
Manhattan,New York
Chariva, Florie, dan Emillio berada di ruang makan manison keluarga Guztavo. Mereka sedang menikmati sarapan. Florie dan Emillio sangat bersyukur bisa bertemu dengan putri kandung mereka. Usaha dan doa yang dilakukan selama 18 tahun akhirnya tak sia-sia. Sedangkan Chariva dia sangat bahagia bisa disatukan dengan orang tua kandungnya. Semula dia berpikir orangtuanya tak menyayangi dan tak menginginkan kehadirannya di dunia ini. Tapi semua yang dipikirkannya salah,orangtuanya selalu mencari informasi tentang putri kandungnya.
"mom dad, bolehkan Rachel tinggal disini?" tanya Chariva penuh harap
"kalau momy terserah pada dady mu saja" ucap Florie menyerahkannya pada Emillio
"dady mengizinkan asalkan dia juga mau tinggal disini. Dady tak mengizinkan jika kau tinggal di rumah mendiang Nathalie. Kau tau kan sayang momy dan dady mu sangat ingin kau tinggal bersama kami. Apalagi sebentar lagi kau akan menjabat sebagai Ny. Benxander tak mungkin jika Raymond tinggal di manison ini" ucap Emillio panjang lebar dia takut putrinya salah paham
"baik dad aku paham aku juga masih ingin tinggal bersama kalian"
Emillio tersenyum, dia bisa melihat sifat Florie saat remaja berada pada diri putri kandungnya. Mereka melanjutkan sarapan. Setelah sarapan Chariva harus pergi ke toko karena ada beberapa hal yang harus diurusnya. Emillio pernah meminta padanya untuk melanjutkan perusahaan yang sekarang dipimpin oleh Emillio. Chariva menolak karena dia tak kuliah dan juga belum siap memimpin perusahaan yang besar seperti milik Emillio.
Emillio, Florie, dan Chariva sudah menghabiskan sarapan yang dibuat langsung oleh Florie. Dari dulu Florie sangat ingin memasakkan makanan yang akan dimakan oleh suami dan anaknya. Bukan karena di manison ini tak ada chef. Tapi itu prinsip Florie ketika masih kuliah. Dan kini keinginannya terwujud. Dia bisa memasakkan makanan untuk suami dan putri kandungnya.
Mereka berada di teras depan manison. Emillio harus pergi ke kantor karena ada rapat yang sangat penting dan tidak bisa ditunda-tunda. Sedangkan Chariva harus ke toko. Mobil sport berwarna biru muda berhenti di samping mobil SUV berwarna hitam milik Emillio. Seorang pria muda keluar dari mobil itu dan berjalan menuju teras manison. Pria itu melepas kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya ketika sudah berada di depan kekasihnya.
Raymond memeluk dan memberikan kecupan singkat di bibir dan kening sang kekasih. Raymond menyapa Emillio dan Florie. Emillio harus pergi sekarang karena rapat penting itu. Emillio pamit pada sang istri lalu memberi kecupan di kedua pipi,kening dan terakhir bibir sang istri. Emillio masuk kedalam mobilnya yang dikendarai oleh sopir pribadinya. Mobil SUV berwarna hitam berjalan meninggalkan pekarangan manison mewah bergaya Amerika.
Raymond dan Chariva pamit pergi. Mereka berdua masuk kedalam mobil sport berwarna biru muda. Mobil sport itu sudah hilang dari pandangan Florie. Florie mengulas senyum di bibir tipisnya. Dia menatap langit. Langit yang sangat cerah. Dihiasi oleh awan-awan berwarna putih yang berbentuk tak beraturan. Udara,kicauan burung,pohon rindang,dan tanaman bunga yang terawat di pekarangan depan manison menambah keindahan pagi ini.
"Tuhan,terimakasih atas semuanya. Terimakasih Kau sudah mendengarkan doa ku. Kau sudah memberikanku dua orang yang sangat berarti dalam hidupku. Kau mengirimkan Emillio padaku. Setelahnya kau menitipkan putri yang sangat cantik pada kami. Biarpun aku tak bisa melihat bagaimana tumbuh kembang putriku tapi aku sangat bersyukur. Kau gantikan dengan Leona,aku bahagia bisa melihat tumbuh kembang pada putri angkat ku. Berikanlah tempat yang terbaik pada putri angkat ku, kedua orangtuaku,Nathalie dan orang-orang yang sangat berharga bagi hidupku. Thanks god" ucap Florie dalam hati sebelum masuk kedalam manison

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lightover
De TodoMaafkan aku aku adalah pengkhianat. Aku pria terbrengsek. Aku yang berjanji dan bersumpah memastikan kau selalu bahagia tapi akulah yang membuat luka yang teramat dalam di hidup mu -Raymond Xander Benito- Aku rapuh, aku lemah, aku marah...