chapter 13

91 7 0
                                    

Happy Reading

Klo kalian ad nemuin typo komen

*********

Raymond POV

Aku menyusuri lorong, sambil berjalan kulihat ke arah kiri manison yang mengarah ke laut. Setibanya di depan pintu aku merasa gugup yang luar biasa. Aku memejamkan mata dan mengambil napas perlahan. Ku buka pintu perlahan. Kulihat Zahera mulai membuka matanya. Aku menatap kedua manik mata milik Zahera yang berada di atas tempat tidur sedangkan aku berada di pintu.

Mata yang sangat indah. Mata yang bersinar terkena cahaya lampu kristal yang menggantung dilangit-langit kamar. Kuharap setiap pagi, siang, sore, malam dan selama-lamanya aku bisa menatap mata indahnya itu.

Aku memanggil namanya dengan lembut. Itulah kebiasaanku. Aku tidak bisa menunjukkan sikap dinginku padanya. Kalian tau lah kenapa. Karena aku mencintainya. Aku sangat sangat mencintainya. Bahkan sampai rohku tak ada pada jasadku aku akan tetap mencintainya. Dia wanita yang berbeda dibandingkan wanita-wanita yang pernah kutemui.

Tuhan berikanlah yang terbaik untukku dan kekasihku

❤️🌟❤️

Zahera POV

Aku membuka mataku perlahan. Rasanya sangat pusing. Aku menatap langit-langit kamar dan berusaha mengingat apa yang telah terjadi. Aku sudah mengingatnya. Tadi, Raymond memintaku menjadi kekasihnya, aku menuju ke dalam manison dan berhenti, aku meminta Raymond mengantarkanku ke ruangan grandma, aku merias wajahnya, aku berada di pelukan Raymond dan aku merasa pusing yang hebat di kepalaku lalu aku merasa semuanya gelap. Baru kali ini aku pingsan.

Tunggu, tapi aku ada di kamar siapa. Ku edarkan pandanganku ke sekeliling kamar ini. Kamar berwarna abu-abu dan putih, ada beberapa foto-foto yang terpajang di dinding dan di atas meja. Kuhirup aroma kamar ini. Aroma maskulin. Ah ya aku tau ini kamar Raymond.

"Sayang..." panggil seseorang dengan lembut sambil membuka pintu berjalan mendekat ke arahku. Bisa kupastikan itu adalah Raymond.

"Akhirnya kau sadar juga sayang, aku sangat khawatir tadi" ucapnya sambil menggenggam tangan kiriku dan dia berjongkok disampingku.

"Apa masih terasa pusing, sayang?" tanyanya mengelus rambutku lembut. Aku tersenyum dan menggeleng.

"Oh ya, aku membawa makan malam. Ayo makan. Aku suapi yah?" ucapnya memohon padaku.

Aku hanya tersenyum padanya. Aku bangun dari tidur mengambil posisi duduk dibantu olehnya. Punggungku kusenderkan pada sandaran ranjang. Tuhan, aku sangat bersyukur bisa memiliki kekasih sepertinya. Kuharap dia bisa menjaga ucapannya yang tadi sore di ucapkannya. Kuharap.

Dia naik ke atas ranjang dan duduk di depanku. Dia menyuapiku dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang. Aku merasa menjadi orang yang paling beruntung didunia. Terimakasih Tuhan. Aku baru teringat, tadi ketika aku sadar kenapa Raymond tidak ada di sampingku. Daripada aku penasaran lebih baik aku bertanya padanya.

"Ray....tadi kau kemana saja?" tanyaku dengan penasaran.

Aku melihat raut wajahnya yang berubah ketika aku bertanya. Aku menatap manik mata miliknya lekat berusaha mencari jawaban di sana. Tapi aku tak menemukan apapun. Aku pasrah dan menunggunya membuka suaranya.

"Tadi...aku mengambil makan malam untukmu.....dan tadi dady memanggilku. Maaf ya sayang, aku tak berada disampingmu ketika kau sadar" ucapnya dan di kalimat terakhir dia seperti merasa bersalah. Tapi saat dia membuka mulutnya untuk berbicara aku merasa ada yang disembunyikan dariku. Tapi aku tak tau apa itu. Kalau tentang pekerjaan sepertinya tak mungkin. Astaga aku harus percaya kepadanya dan tak boleh berpikiran yang buruk-buruk

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang