chapter 17

91 6 0
                                    

Happy Reading

Klo nemuin typo komen

********

"Ray, kenapa kau memberikan uang sebesar itu kepadanya?" tanya Zahera menatap serius kepada Raymond.

"Sudah, biarkan saja" mengacak lembut puncak rambut kekasihnya.

"Tapi jumlahnya tidak sedikit Ray. Bayangkan satu juta dolar itu sangat banyak" protes Zahera.

"Biarkan saja sayang, anggap saja kita membantunya"

"Asal kau tahu, mereka akan menggunakan uang itu untuk membeli minuman laknat dan bersenang-senang"

"Tenanglah sayang, aku sudah mengurus semuanya" Zahera mengangguk malas.

"Oh ya, hari ini apakah tak ada pesanan, sayang?" tanya Raymond dengan lembut.

"Eum...ada tapi untuk nanti jam 2 siang" Raymond mengangguk.

Zahera berjalan menuju meja pesanan melihat catatan yang tertempel di dinding.

"Astaga!!!" panik Zahera

Raymond berlari ke arah kekasihnya yang sedang panik, "What's wrong, my queen? " panik Raymond memegang bahu Zahera

"Aku sampai lupa kalau jam 12 nanti ada pesanan. Aku harus membuatnya sekarang" Raymond terkekeh melihat kekasihnya.

"Ya ampun sayang. Kupikir ada apa. Ternyata...baiklah akan kubantu kau membuatnya, sayang"

"Tapi bagaimana dengan perusahaanmu?" tanya Zahera.

"Tadi sudah kubilangsayang, kalau aku akan masuk kantor sesuka hatiku" ucap Raymond dengan sombong.

"Huh, dasar sombong" Raymond tersenyum dan hendak membalas ucapan sang kekasih tapi dia kalah cepat karena kekasihnya sudah masuk ke sebuah ruangan. Dapur.

Raymond mendorong pintu secara perlahan. Dilihatnya Zahera sedang memasukkan tepung, telur, mentega, dan bahan-bahan lainnya kedalam mixer berukuran besar. Diwajahnya ada beberapa goresan tepung. Raymond tertawa dan berjalan mendekati kekasihnya. Zahera menyernyit bingung karena Raymond tertawa.

"Ray kenapa kau tertawa tanpa sebab?" tanya Zahera bingung

"Bukan tanpa sebab sayang, tapi lihatlah wajahmu. Hahaha"

"Ada apa diwajahku?" Raymond tak menjawab dan mendekat kearah kekasihnya.

"R-ray.....w-what are you doing?" tanya Zahera sambil berjalan mundur ke belakang. Raymond terus maju dan Zahera sebaliknya, mundur. Zahera menatap kekasihnya dengan waspada. Langkah mundur Zahera terhenti ketika tubuh bagian belakangnya menyentuh kitchen set. Tangan Raymond menyentuh bagian pipi kiri milik Zahera dan mengusap perlahan untuk menghilangkan tepung.

"Astaga sayang, tenanglah aku tak akan macam-macam. Aku hanya membersihkan tepung diwajahmu" akhirnya Zahera bisa bernapas lega.

"Makasih" Raymond hendak berbicara sesuatu kepada kekasihnya. Tapi, terganggu dengan suara panggilan masuk dari ponsel pintar miliknya. Raymond merogoh saku celananya. Setelah mendapatkannya, Raymond melihat ke layar dan yang melakukan panggilan suara adalah Parra, sekertarisnya.

"............."

"Baiklah Parra aku akan ke kantor sekarang"

Tutt

Panggilan suara dimatikan sepihak oleh Raymond. Raymond memasukkan ponsel pintarnya ke dalam saku celana miliknya. Zahera melihat raut wajah kekasihnya yang terlihat ditekuk.

My LightoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang