Hari berganti hari, peraturan baru yang dibuat oleh Umbridge semakin memenuhi dinding. Saking banyaknya, hanya beberapa aturan baru yang bisa kuingat. Dia berhasil merubah Hogwarts menjadi sebuah penjara dan kami dipaksa mengikuti pemikirannya yang kolot itu. Semua murid harus terlihat berpakaian rapi di sepanjang koridor, segala jenis organisasi dan perkumpulan ditiadakan, lelaki dan perempuan harus saling menjaga jarak sesuai aturan dll.
Mengenai yang terakhir, aku jadi teringat pesan ayahku bahwa aku dan Draco tidak boleh berdekatan kurang dari lima langkah. Pasti dia akan bersorak senang jika mendengar kabar yang satu ini. Tapi sayangnya, Draco tidak mungkin menuruti aturan konyol yang satu itu, dia terlahir sebagai Slytherin dan tidak ada yang bisa menghalanginya jika dia menginginkannya, bahkan aturan kementerian sekalipun. Oh mungkin hanya kedua orangtuanya yang bisa.
Saat ini aku sedang berjalan menuju kelas pertamaku hari ini, yaitu kelas ramuan yang diajar langsung oleh Snape. Kali ini aku tidak pergi bersama Draco, tujuan kami berbeda, kelas pertamanya adalah kelas mantra dibawah bimbingan Profesor Flitwick dan ia juga menjabat sebagai kepala asramaku.
"Calla tunggu!" Seru seseorang dari arah belakang dan aku tidak asing dengan suaranya, seperti milik Harry.
Begitu aku berbalik, aku menatap terkejut ke arah Ron, Hermione dan Harry. "Ya?"
"Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Ucap Harry lalu kami berempat melanjutkan perjalanan menuju kelas ramuan.
"Dan aku mendengarkanmu." Jawabku sambil tersenyum.
Mereka bertiga saling bertukar pandangan. "Calla, kami minta maaf karena telah berpikiran sempit." Kata Hermione, kedua alisnya bertaut cemas.
"Aku bertemu dengan Luna kemarin dan dia benar, ini bukan saat yang tepat untuk menjauhi teman-temanku, maksudku dia pasti senang melihatku sendirian dan dia akan menganggapku sebagai lawan yang mudah." Ucap Harry gugup.
"Aku paham maksudmu Harry dan aku sudah memaafkan kalian."
Hermione menyikut tubuh Ron, sepertinya dia masih belum bisa menerima fakta bahwa aku berkencan dengan Draco. "Aku akan menganggap kalian tidak memiliki hubungan apapun." Ucapnya dengan nada malas.
"Well... keputusan yang bijak, Ron." Aku melirik kearahnya dan ia tersenyum tipis.
"Akhirnya kita kembali bersama." Seru Hermione sambil tersenyum senang lalu merangkul tubuhku dan Harry, kami bertiga pun ikut tersenyum.
"Tapi... aku tidak bisa mengatur Draco. Maksudku aku tidak berhak ikut campur dalam urusan pribadinya. Jadi maaf, kalau dia masih mengganggu kalian."
"Tenang saja Calla, kami bisa mengurusnya sendiri." Jawab Harry.
Kami berempat tiba di kelas ramuan dan langsung mengambil posisi duduk di meja bagian depan, setiap meja bisa memuat hingga delapan orang. Kami bergabung dengan Neville, Parvati dan saudara kembarnya, Padma.
Aku duduk bersebelahan dengan Hermione sedangkan Ron bersama Harry. Tak lama kemudian, Snape muncul dan menyuruh kami menyalin segala penjelasan mengenai ramuan yang akan kami pelajari nanti. Suasana kelas menghening seketika, aura Snape begitu mendominasi di dalam sini, membuat kami semua tidak berani mengeluarkan suara, terutama Neville yang terlihat tegang sekali, hingga detik ini ia masih takut dengan Snape.
Di tengah keheningan yang kian lama terasa mencekik ini, Umbridge masuk ke dalam kelas, membuat perhatian Snape sedikit teralihkan dan setidaknya kami bisa bernapas lega. Ia masuk lalu mengamati sekeliling ruangan sambil tersenyum dan membawa beberapa lembar perkamen yang diletakkan di atas papan kecil.
"Kau awalnya melamar sebagai guru pertahanan terhadap ilmu hitam, betul?" Tanyanya tiba-tiba.
"Ya." Jawab Snape dengan wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belongs To Malfoy
Fanfiction15+ Ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Hogwarts, semua yang Calla inginkan hanyalah memiliki teman dan menjadi murid berprestasi. Jatuh cinta adalah hal terakhir yang ia inginkan, bahkan itu tidak pernah sekalipun terlintas dalam piki...