Mungkin memang benar, seharusnya kita hanya mengenal sebatas nama. Meskipun ayah kami merupakan kawan lama. Dan keluarga kami memiliki hubungan yang cukup dekat. Namun, akan jauh lebih baik jika aku tidak mencoba untuk mulai mendekatinya di tahun ketiga dulu. Calla hanya mengenalku sebagai Draco Malfoy yang selalu saja mengganggu teman-teman Gryffindornya, tidak lebih dari itu. Dan aku tidak akan takut kehilangan dirinya. Seorang gadis keras kepala yang kini sedang tertidur lelap di sisiku, sambil memeluk erat tubuhku seolah-olah aku akan meninggalkannya lagi.
Tapi bagaimana bisa aku menahan diri untuk tidak menggodanya? Ia sangat menggemaskan setiap kali wajahnya mulai memerah lantaran kesal. Kuakui itu adalah suatu kebodohan, dan aku terus mengulangi kebodohan itu berkali-kali hingga saat ini. Melamar Calla adalah hal tergila yang pernah kulakukan, aku tidak tahu apa yang kupikirkan semalam. Seolah-olah akan ada hari dimana semuanya kembali damai karena pangeran kegelapan telah menghilang selamanya.
Sejujurnya aku tidak menyesal telah melamar Calla, meski aku tidak melakukannya hari ini, aku pasti akan melakukannya suatu hari nanti. Memilikinya seutuhnya adalah mimpi terindahku. Walaupun aku sendiri tidak yakin apakah hari seperti itu akan datang. Semua orang menaruh harapan kepada Potter hanya karena sebuah ramalan dari seorang wanita yang tidak waras, bukankah itu konyol? Oh, aku juga berharap dia bisa mengalahkannya. Namun, bagaimana jika dia gagal? Bagaimana jika dia tewas dalam peperangan? Atau pangeran kegelapan menggagalkan setiap rencananya? Dan seandainya Potter berhasil mengalahkannya, aku dan keluargaku pasti akan berakhir di Azkaban.
Lihat Calla? Sepertinya kita memang tidak ditakdirkan bersama. Tapi aku tidak peduli, karena aku akan mempertahankan apa yang sudah menjadi milikku. Untuk saat ini, aku hanya perlu memastikannya aman.
Calla semakin mengeratkan pelukannya saat aku mengubah posisiku agar menghadapnya, ia menempelkan wajahnya di dadaku sambil tertidur meringkuk di balik selimut. Aku tersenyum lalu mencium puncak kepalanya, ingin sekali bisa setiap hari menyambut pagi seperti ini. Bisa kulihat kelopak matanya perlahan mulai terbuka, menatapku dengan mata safirnya yang jernih.
“Apa tidurmu nyenyak?” Tanyanya sambil tersenyum lembut.
“Tidak pernah senyenyak ini sebelumnya,” jawabku sambil mengelus puncak kepalanya lalu menghela napas dalam-dalam. “Aku berharap aku bisa tetap disini denganmu selamanya.”
Senyum lembut miliknya kini berubah menjadi senyum sedih. “Kau baik-baik saja, Draco?”
“Ya. Hanya tidak siap untuk kembali ke kenyataan.”
Calla terdiam sejenak, pandangannya tertuju ke dadaku. “Aku bermimpi indah semalam.”
“Oh ya? Kau mau berbagi mimpimu padaku?”
Ia mengangguk pelan sebelum mulai bercerita. “Kau dan aku, kita tinggal di daerah pedesaan, sangat jauh berbeda dengan kehidupan yang sedang kita jalani sekarang. Keadaan disana sangat tenang dan damai, tidak ada ancaman dan rasa takut.” Tangannya terangkat untuk memainkan kancing piyamaku dan pikirannya menerawang ke ingatan tentang mimpinya, lalu ia kembali tersenyum lembut. “Hampir setiap hari kau akan datang ke rumahku sambil membawa bunga lalu mengajakku pergi kencan. Kau memastikanku bahagia sepanjang waktu meski tanpa kemewahan.” Calla mendongakkan wajahnya untuk menatap mataku. “Mungkinkah kita bisa seperti itu? pergi jauh dari sini dan memulai kehidupan baru di tempat lain.”
Aku akan melakukannya jika aku punya harapan sekecil apapun itu, tapi tentu saja hal itu tidak akan mungkin terjadi. Pangeran kegelapan akan berusaha mencariku hingga ke ujung dunia jika aku tiba-tiba menghilang dari pandangannya. Namun alih-alih memberitahu kenyataan padanya, aku kembali memberikannya janji yang tidak yakin bisa kutepati.
“Tentu, kita akan pergi kesana,” balasku sambil menyisiri rambutnya dengan jari-jariku. “Aku akan memberikanmu kencan terbaik yang belum pernah kau dapatkan dariku, lalu di malam hari, aku akan memelukmu sepanjang malam. Kau akan menjadi orang pertama yang kulihat setelah terbangun dan orang terakhir yang kulihat sebelum tertidur, dan aku akan memastikanmu bahagia setiap detiknya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Belongs To Malfoy
Fanfiction15+ Ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Hogwarts, semua yang Calla inginkan hanyalah memiliki teman dan menjadi murid berprestasi. Jatuh cinta adalah hal terakhir yang ia inginkan, bahkan itu tidak pernah sekalipun terlintas dalam piki...