Draco mengernyit saat sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamarnya sehingga membuatnya terbangun dari tidurnya. Mata kelabunya menatap sekeliling ruangan. Dengan mudah, ia bisa langsung mengenalinya setelah melihat jendela-jendela besar yang memperlihatkan pohon-pohon yang menjulang tinggi dari kejauhan. Ia sadar bahwa saat ini ia sedang berada di kamarnya di Malfoy Manor. Tetapi ini bukan Malfoy Manor yang dikenalnya. Malfoy Manor yang ia kenal hanyalah sebuah bangunan megah yang selalu diselimuti aura dingin dan kegelapan. Dan tempat ini terasa jauh lebih hangat, lebih nyaman, lebih terasa seperti rumah... seperti saat-saat dimana Calla ada di sisinya, di dalam pelukannya. Namun, Draco tidak mungkin salah mengenali kamarnya sendiri, mengingat sebagian besar waktunya selalu ia habiskan di sana selama berada di Malfoy Manor.
Lelaki itu menoleh saat mendengar suara pintu kamar yang dibuka dari luar disusul oleh suara lembut milik seorang gadis. "Baru saja aku ingin membangunkanmu," ujar Calla seraya berjalan menghampiri Draco yang masih duduk terdiam di tempat tidur. "Tumben sekali, kau bangun sesiang ini." Calla menangkup wajah Draco dengan kedua tangan rampingnya, mendaratkan sebuah ciuman di dahinya yang sebagian tertutup oleh rambut pirang platinumnya.
"Kau tahu Draco? Bunga-bunganya bermekaran pagi ini." serunya, terlihat begitu antusias. Lalu menarik salah satu lengan Draco, berniat menunjukkan bunga-bunga itu kepadanya.
Draco tidak menahan diri, ia memilih untuk mengikuti kemana gadis itu akan membawanya. Begitu mereka telah keluar dari kamarnya, ia semakin dibuat takjub oleh keadaan Malfoy Manor yang mungkin hanya bisa ia lihat di dalam mimpi. Cahaya matahari dibiarkan masuk ke dalam, menerangi tempat yang biasanya selalu diselimuti kegelapan. Gorden-gorden hitam tebal yang selama ini menutupi seluruh jendela, kini terikat rapi. Draco berhenti berjalan saat Calla melepas genggamannya, ia terdiam di tempat seraya menatap gadis itu berlarian kecil melewati pintu besar yang dibiarkan terbuka lebar, menuju halaman belakang Malfoy Manor yang seingatnya hanyalah tanah berumput luas. Namun kini dipenuhi oleh petak-petak bunga mawar.
Senyum manis menghiasi wajah Draco saat melihat Calla yang tersenyum bahagia sambil memandangi bunga-bunga itu lalu bergantian menatapnya, seolah-olah meminta Draco untuk menghampirinya. Tidak peduli jika ini hanyalah sebatas mimpi semata ataupun memang benar kenyataan, ia tetap berjalan menuju gadisnya yang sedang menunggunya disana.
Tetapi kemudian, senyumnya meluntur saat melihat pintu besar itu mendadak tertutup dengan keras, menciptakan suara nyaring yang memekakkan telinga. Disusul oleh seluruh gorden terlepas dari ikatannya sehingga menghalangi jalan masuknya cahaya. Dan kini keadaan Manor hanya diterangi oleh cahaya remang dari lilin-lilin yang mengisi kandelir kristal, bagian yang tidak terkena cahaya diselimuti oleh kegelapan pekat.
"Sayang sekali Draco..." ia membelalak saat mendengar suara itu, suara yang dikenalnya sebagai milik pangeran kegelapan. "Kau gagal melakukan tugasmu," Draco berbalik dan mendapati Voldemort berjalan keluar dari kegelapan sambil mendorong Calla yang kini berada dalam cengkramannya.
"Lepaskan dia," desis Draco dengan gigi terkatup.
"Sepertinya kau sudah tahu apa hukumanmu, Draco." Balas Voldemort, tajam. "Bukankah aku sudah terlalu baik dengan tidak membunuhmu dan keluargamu? Aku hanya ingin memberimu hukuman kecil agar kau tidak berani melawanku."
"Jangan pernah melibatkan dia dalam masalah ini," Seru Draco yang mulai frustrasi. "Kau bisa membunuhku karena ini kesalahanku."
"Aku belum berniat untuk membunuhmu karena kau tidak akan berguna untukku kalau kau mati," Jawab Voldemort. "Lagipula melihatmu hidup menderita terlihat jauh lebih baik dibanding membunuhmu."
Calla meringis kesakitan saat Voldemort menarik rambutnya kuat-kuat dari belakang. Melihat itu, Draco menerjang maju, namun gerakannya terhenti saat Voldemort mengarahkan tongkatnya ke leher Calla. "Ada kata-kata terakhir?" ucapnya tertuju pada Calla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belongs To Malfoy
Fanfic15+ Ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Hogwarts, semua yang Calla inginkan hanyalah memiliki teman dan menjadi murid berprestasi. Jatuh cinta adalah hal terakhir yang ia inginkan, bahkan itu tidak pernah sekalipun terlintas dalam piki...