Hai :)
¥¥¥
“Kau memang menyebalkan Ron,” Kata Ginny, yang tengah duduk di kursi sambil memandang wajah pucat Ron. Lelaki itu tak kunjung sadar juga meski madam Pomfrey telah mengobatinya semalam. “Tapi aku tak bisa membayangkan hidupku tanpamu, salah satu abangku yang paling konyol.” Ginny tidak menangis, hanya saja raut cemas tercetak jelas di wajahnya. Sesuatu yang jarang sekali kulihat.
“Bagaimana kejadian persisnya?” Tanya Hermione, ia duduk di kursi lain, berseberangan dengan Ginny.
“Semuanya terjadi begitu cepat bahkan aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat semalam,” Jawabku, berdiri di sebelah Harry sambil memandang cemas ke arah Ron. “Harry datang ke ruangan Horace, meminta bantuannya untuk menyadarkan Ron dari pengaruh ramuan cinta—“
“Ramuan cinta?!” Pekik Hermione. “Katakan siapa pelakunya? Aku akan menyeretnya ke hadapan McGonnagal.”
Ginny tertawa getir. “Lihat Ron? Kau terkenal sekarang. Tak kusangka, abangku yang bodoh ini diperebutkan banyak perempuan.”
“Ron memakan cokelat milikku, pemberian Romilda Vane. Dan seperti yang kau bilang sebelumnya Hermione, dia berniat memberi ramuan cinta padaku.” Jelas Harry.
“Ternyata kau hanya korban salah sasaran,” celetuk Ginny, masih memandangi wajah abangnya. “Dasar rakus! Apa kau akan memakan semua makanan yang ada di depan matamu? Tanpa berpikir bahwa mungkin saja itu beracun.”
“Setelah Ron sadar, Horace menawarkan kami segelas mead aroma ek,” lanjutku. “lalu tiba-tiba ia terjatuh dan keluar banyak busa dari mulutnya. Sejenak kami terdiam karena terkejut namun Harry langsung bergegas mencari bezoar dari kotak ramuan milik Horace, menjejalkannya ke dalam mulut Ron dan napasnya menjadi sedikit lebih lega.”
Hening sejenak sementara kami semua mengawasi Ron yang bergumam kecil dalam tidurnya. Hingga kemudian, Snape, Horace, Dumbledore, dan McGonnagal masuk ke dalam untuk melihat keadaan Ron.
“Kau berpikir sangat cepat Harry, menggunakan bezoar untuk menyelamatkannya,” Kata Dumbledore setelah mengamati keadaan Ron. “Sebenarnya apa yang dia minum?” ia menoleh ke arah Horace yang tengah memegang botol berisi mead aroma ek, berjalan menghampirinya.
“Awalnya aku berniat untuk memberikan ini kepadamu sebagai hadiah.” Kata Horace, menyodorkan botol itu pada Dumbledore.
“Dari mana kau mendapatkannya Horace?” Dumbledore mengarahkan botol itu ke dekat hidungnya untuk mencium aroma minuman itu. “Aroma lembut licorice dan Ceri yang akan tercium ketika tidak bercampur dengan racun.” Ia menyerahkan botol itu kepada Snape, yang ikut mencium aromanya.
“Aku membelinya di three broomsticks.” Jawab Horace. “Tapi aku ragu Rosmerta yang memasukkan racun ke dalamnya.”
Dumbledore tidak menjawab, ia justru kembali melihat Ron lalu tak lama tatapannya terpaku padaku yang berdiri tidak jauh darinya. Sorot matanya seolah-olah membenarkan apa yang kupikirkan setelah mendengar bahwa minuman itu sebelumnya disiapkan khusus untuknya. Aku memikirkan jika Draco lah yang melakukannya.
“Dimana Won-Wonku? Apa dia menanyakanku?” Seru Lavender, membuat Dumbledore mengalihkan perhatiannya dariku. “Apa yang dia lakukan disini?”
Hermione bangkit dari duduknya, menatap tajam Lavender. “Aku juga ingin menanyakan hal yang sama.”
“Kebetulan aku pacarnya,” balas Lavender, sengit. “Dan jangan buat aku tertawa, kalian bahkan tidak bicara selama seminggu. Kau hanya ingin baikan dengannya karena tiba-tiba dia jadi lebih menarik, bukan begitu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Belongs To Malfoy
Fanfiction15+ Ketika menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Hogwarts, semua yang Calla inginkan hanyalah memiliki teman dan menjadi murid berprestasi. Jatuh cinta adalah hal terakhir yang ia inginkan, bahkan itu tidak pernah sekalipun terlintas dalam piki...