16

299 53 0
                                    



~ Selamat Membaca ~



Setelah mendapatkan tamparan sinb hanya diam dia hanya menangis dalam diam walaupun terlihat pundaknya naik turun dia hanya diam menunduk dan berlindung di balik badan krsytal dan yang lainnya

" Uncle apa yang kau lakukan?? " Tanya umji mungkin dia juga sudah menangis melihat kejadian itu

" S-sinb " lirih tuan hwang dia mengaku tak seharusnya dia kasar pada sinb bahkan sampai harus menggunakan fisik dan tuan hwang hendak bangun dan mendekati mereka tapi satu tangan menahannya yang membuat tindakannya terhenti.

" Stop di situ dad kumohon jangan mendekat." 

" Jeongmal mianhe d-dady tak bermaksud menamparnya krsytal dady akui dady salah." Tuan hwang menunduk dan bahkan masih melihat tangannya yang gemetar atas tindakannya tadi

" Tapi tak harusnya kau menyakitinya dad dia hanya ingin mengeluarkan segalanya dia hanya ingin kau mendengarkannya bukan maksud lain aku tau sinb tak sepenuhnya ingin melakukan itu hiks..hikss.. kau kejam dad." 

" Sinb-ah gwenchana?? " Tangan yerin gemetar saat ingin menyentuh sinb tapi satu pasang mata yang berkaca kaca melihatnya membuatnya iba dan saat itu pula yerin tau sinb tak selamanya kuat dan menyebalkan ada satu sisi dimana dia terpaksa melakukan sesuatu hal tak terasa air mata lolos dari pipinya membuatnya tersadar dan mengusap pipinya,, sinb memejamkan matanya tak lama dia menyingkirkan tangan krsytal membuat krsytal kaget sinb berdiri walaupun dia masih membelakangi dengan keadaan yang masih menunduk 

" Unnie bereskan segalanya mari kita akhiri segalanya." Ucapnya membuat semua kaget begitu juga tuan hwang sinb berangsur pergi dan tak ada satupun yang mencegahnya paham akan maksud sinb krsytal juga mengikuti langkahnya beberapa saat kemudian keduanya terlihat turun sambil menenteng tas dan keperluannya.

" Gomawo atas segalanya ini sudah membuktikan segalanya hari ini aku paham akan posisi ku dan juga unnie ku,, aku melepaskan segalanya hari ini." Sinb meletakkan segalanya entah itu kunci ponsel atm melihat itu krsytal juga melakukan hal yang sama dia juga meletakkan segalanya

" Kami akan pergi bukan sebagai anak atau putri kami hanya akan menjadi sinb dan krsytal bukan hwang soojung atau hwan eunbi." Sinb kembali menunduk dan meraih tangan krsytal perkataannya membuat tuan hwang membeku dan tak bisa berkata kata

" Unnie siap kan?? Unnie mau ikut dengan ku kan?? " Tanya ya ada perasaan tak tega di hati sinb untuk melibatkan krsytal tapi hatinya lebih sakit jika jauh dari krsytal dan melihatnya menderita

" Selalu sinb aku akan selalu bersama mu." Krsytal tersenyum setidaknya membuatnya nyakin sinb mulai melangkah dan di ikuti krsytal dan yang lain nyonya hwang nampak gelisah dan seperti mencari sesuatu dia tak bisa membiarkan mereka pergi begitu saja melihat tuan hwang hanya diam dan tak mencegah keduanya membuat nyonya hwang mencibirnya dalam hati

" Aku harus berbuat sesuatu untuk mencegah atau mengancamnya tapi apa?? " Nyonya hwang nampak buntu untuk memikirkan sesuatu dia melihat keduanya hampir keluar membuatnya berpikir keras hingga satu langkah lagi mereka keluar akhirnya nyonya hwang tersenyum dan berucap membuat langkah mereka terhenti.

" Apa kalian nyakin melakukan ini?? Hidup tanpa dady kalian dan serta semua ini?? Apa kalian mampu hidup menyendiri tidakkah kalian berpikir dunia luar sangat tak baik untuk kalian berdua yang belum mengenal dunia luar yang sebenernya." Sinb menunduk kembali melihat itu krsytal menggenggam kuat tangan sinb membuatnya nyakin krsytal berbalik dan menatap tuan hwang yang masih terdiam di sana dan air matanya yang membanjiri pipinya dan nyonya hwang yang nampak tersenyum puas membuat krsytal ingin mencekiknya krsytal menutup matanya menarik nafas sedalamnya karna mungkin dia harus bisa sabar saat melayani iblis itu dia membuka matanya dan menatapnya tajam

" Kau harus bisa krsytal demi sinb." Batin krsytal 

" Dunia luar memang kejam aku akui itu untuk seumur kami tapi rumah ini lebih kejam dari pada dunia luar lebih baik kami menjalani kehidupan luar dari pada harus bertahan di sini dan untuk untuk bertahan hidup tak usah khawatir kami berdua punya cara untuk itu tak usah menghawatirkan kami nyonya." Senyuman yang merekah tadi seketika luntur nyonya ingin mencibir perkataan krsytal tadi membuatnya tak bisa berkata kata lagi dan itu membuat krsytal merasa puas dia berbalik lagi dan tersenyum kembali pada sinb dan menggenggamnya lalu melanjutkan langkahnya yang terhenti tadi


" Kalian ingin kemana?? " Tanya sowon 

" Entahlah " krsytal nampak berpikir kemana dia pergi dan bahkan sinb tak mengucapkan apapun dari dia keluar rumah tadi dia hanya diam menatap jalan 

" Apa unnie mau ke rumah ku saja?? " Tanya umji krsytal tak memberikan jawaban tapi tatapannya tertuju pada sinb membuat umji mengerti

" Eunbi-ya jebal katakanlah sesuatu." Sinb menghela nafasnya tapi tatapannya tetap kosong

" Pergilah ke arah kanan saat persimpangan antarkan kami berdua ke sana unnie."  Sowon mengkerutkan alisnya perkataan sinb membuatnya berpikir

" Bukankah di persimpangan depan adalah halte?? " Yak tepat perkataan sowon membuat semua mengarahkan arah pandangnya ke sinb 

" Aku sudah memberikan kabar pada seseorang untuk menjemput kita unnie,, dan unnie akan tau nanti saat kita sampai."  Krsytal tak merespon dia hanya diam saja menyerahkan semuanya pada sinb tak lama saat di persimpangan tiba mereka semua mengarahkan pandangannya pada sebuah mobil van hitam 

" Kajja turun." Mereka semua turun dan mengikuti sinb tak lama seseorang turun dari mobil van hitam itu dan menuju ke mereka

" Annyeong haseyo " ucapnya sambil membungkuk mereka semua nampak bingung dengan kedatangan orang itu tapi tidak dengan sinb dia hanya diam dan tak menunjukkan apapun

" Kau sudah datang ahjussi mianhe sudah merepotkan mu untuk datang ke sini." Orang itu tersenyum kepada sinb krsytal nampak mengenal orang itu tapi dia sedikit lupa dengan namanya

" Tunggu bukankah dia."  Belum sempat krsytal menyelesaikan perkataannya sinb menghentikan seakan mengerti maksud krsytal sinb mulai memperkenalkan orang itu 

"  Kau mengenal dia unnie dia bogum ahjussi orang kepercayaan mommy dan tangan kanan dari grandpa dan grandma."  

" Ahh ahjussi annyeong sudah lama tak bertemu terkahir kali kita bertemu saat di pemakaman mommy dan kau tak pernah terlihat lagi." 

" Mianhe karna ku kira pekerjaan ku sudah selesai saat itu karna dady nona tak membutuhkan ku lagi itu mengapa aku pergi tapi tuan besar meminta ku kembali padanya saat mendengar bahwa saya tak bekerja pada keluarga nona." 

" Gwenchana ahjussi aku tidak mempermasalahkan itu yang terpenting kau masih setia pada mommy,, dan kalian bisakah kalian tak memberitahu siapapun soal ini anggaplah tidak terjadi apapun dan lupakanlah jebal." Sinb berbalik menatap mereka semua dan yang lain hanya saling menatap tanpa mengatakan apapun

" Sinb apakah ini akan baik² saja dan untuk kalian?? " 

" Tentu jangan kalian takut selama aku dan unnie masih di lingkungan yang aman tapi untuk berjaga jaga kalian tetaplah hati² mianhe karna melibatkan kalian tapi aku pastikan kalian akan baik² saja." Ucap sinb sambil melipat kedua tangannya membuat mereka semua kaget tapi yerin langsung menurunkan tangan sinb dan menatapnya lekat

" Jangan bertindak seperti itu kami berjanji tidak akan mengatakan apapun sinb." 

" Gomawo." Sinb tersenyum saat itu juga membuat mereka semua tenang terutama yerin setidaknya dia sedikit melupakan kejadian tadi 

" Setidaknya kau tersenyum sinb itu lebih baik walaupun hati mu merasa sakit." Batin yerin


.


.


.

Tbc

Mr. CoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang