-25- SUDUT PANDANG RISKA

79 6 0
                                    

Happy reading ^^
___________________

Mobil berwarna hitam yang dia kendarai berhenti jauh dari rumah orang yang dia tuju. Sejauh mata memandang, Langit melihat Rain dan Laskar masuk ke dalam mobil dan bergegas hendak pergi.

"Oh, jadi urusan lo itu pergi sama Laskar, Ra?" gumam Langit pada dirinya sendiri.

Dirinya nampak berpikir sejenak apa yang akan dia lakukan selanjutnya? "Gue ikutin aja deh."

Langit pun mulai menjalankan mesin mobilnya dan mengikuti arah mobil Laskar pergi. Sepanjang jalan, Langit menerka-nerka kemana Laskar dan Rain akan pergi. Dan nafasnya berderu lebih kencang, ketika dia menyadari kalau mobil Laskar berhenti di jalan yang membuatnya kehilangan sahabat terbaiknya.

"Ngapain dia ke sini?" monolognya lagi. Mobilnya kini menepi tidak jauh dari mobil Laskar berhenti.

Dari kaca tembus pandang mobilnya, Langit bisa melihat kalau Laskar dan Rain memasuki sebuah toko roti ternama. Dia pun bergegas turun dengan menggunakan jaket dan masker berwarna gelap, supaya kedua objek yang sedang dia mata-matai tidak mengenalinya.

Langit masuk ke dalam toko roti dan duduk di meja seberang—di mana Laskar dan Rain duduk bersama pemilik toko tersebut. Oleh karena itu, secara langsung Langit bisa mendengar semua obrolan antara kedua adik kelasnya dengan pemilik toko roti tersebut.

Matanya menatap kepergian Laskar dan Rain yang mulai keluar hendak melanjutkan penyelidikan. Dia pun langsung mengikuti keduanya lagi, tanpa mereka ketahui.

Dan sekarang di sinilah dia berada. Arah tujuan mobil Laskar berhenti adalah di rumah temannya, Riska.

"Riska, bukan pembunuh!" tegasnya sekali lagi, "Apalagi dia sampai membunuh adiknya sendiri!"

Laskar maju ke hadapan Langit dan mencengkeram erat kerah baju Langit. "Lo! Lo ngapain di sini dan malah ngebela dia, hah?!"

Langit melepaskan kasar cengkeraman tangan Laskar. "Karena lo udah kelewatan, Laskar!"

"Lo sebenarnya sahabat Bulan atau bukan, hah? Di sini gue udah berusaha mencari pelaku tabrak lari sahabat kita tapi lo, lo malah ngebela pelakunya. Gila lo?!" Laskar tidak habis pikir dengan orang yang berada di hadapannya.

"LO YANG GILA!" teriak Langit tepat di depan wajah Laskar. "LO GILA KARENA LO GAK TERIMA BULAN PERGI. DAN SEKARANG LO MALAH NUDUH KAKAKNYA SENDIRI YANG UDAH NGEBUNUH BULAN, MASIH WARAS GAK LO?!"

"GUE ADA BUKTI, BANG**T!" sanggah Laskar tidak kalah ngegas.

"Apa hah? Lo punya bukti apa? Hasil obrolan lo yang gak guna sama pemilik toko tadi?" Langit berdecih pelan.

Alih-alih menjawab, Laskar menghampiri Rain yang sedang ketakutan melihat kejadian di depannya. "Ra, mana vidio yang dikirim ibu tadi?"

Rain pun menyodorkan handphone- nya yang menampilkan sebuah rekaman vidio yang baru saja dikirim oleh ibu-ibu yang dia ajak bicara tadi.

Laskar menunjukkan vidio itu pada Riska dan Langit. "Lo lihat ini mobil siapa, hah? Ini mobil lo, Riska!"

"Yang punya mobil kayak gitu banyak!" elak Langit.

Rain Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang