Happy reading ^^
_____________________Ruangan bernuansa abu dengan tempelan poster bergambar anime dan ada beberapa poster bergambar tokoh game online itu kini sedang dipijaki Rain.
Rain menerawang setiap penjuru ruangan kamar Laskar, sejauh ini tertata rapi dan baik. Memberikan kekaguman tersendiri dari Rain untuk teman sekelasnya itu.
Ekor mata Rain terhenti kala melihat kotak yang tergelatak begitu saja di atas meja belajar Laskar. Tutup kotak tersebut terbuka sedikit, membuat rasa penasaran Rain keluar.
Dia pun melangkahkan kakinya dan mendudukan dirinya di atas bangku. Matanya menghadap penuh ke sebuah objek benda yang ada di depannya. Lalu dia membawa kotak tersebut ke dalam pangkuannya.
Tangannya lihai membuka dan melihat isi kotak itu. Dahinya berkerut dan bertanya heran, "Mainan? Punya siapa ini? Laskar masih main mainan?"
Rain merasa tidak ada manfaatnya melihat isi kotak itu. Toh, bisa saja itu milik saudara Laskar yang masih kecil. Ketika hendak bangkit berdiri, sebuah foto jatuh dari dalam kotak itu.
Lengan Rain pun langsung mengambil foto tersebut. Matanya bisa dengan jelas melihat sebuah foto yang telah usang namun masih terawat itu, nampak seorang cowok yang masih mengenakan pakaian sekolah dasarnya—dari jidatnya sudah bisa Rain tebak dia adalah Laskar.
Tetapi dahi Rain berkerut lebih tajam kala melihat seorang cewek yang berdiri di samping Laskar dalam foto itu. Rain merasa kalau dia mengenalnya tetapi dia tidak ingat dimana dan siapa itu.
"Aku adalah orang yang sudah kamu selamatkan hidupnya."
Tiba-tiba saja perkataan seseorang yang tidak Rain kenal yang sempat datang ke dalam mimpinya kemarin malam terngiang kembali di telinganya.
'Mungkinkah dia adalah ...? Tetapi dia ini siapa?' batin Rain.
Ketika sedang fokus mencari jawaban akan pertanyaan yang muncul di benak Rain, pintu kamar Laskar terbuka dari arah luar. Sontak hal tersebut membuat Rain terkejut setengah mati. Buru-buru dia menyimpan kembali foto itu ke dalam kotak dan menyimpan kotak itu ke tempat semula.
Laskar datang menghampiri Rain yang sedang duduk di bangku belajarnya. "Lah lo lagi ngapain di sini? Ke toiletnya udah belum?"
Gara-gara rasa penasarannya yang tinggi Rain jadi lupa alasan dia ada di ruangan ini. Tadi dia kebelet ingin ke belakang, tetapi WC utama rumah ini mampet, jadi dia izin masuk WC kamar Laskar.
"U-udah kok, Las." Rain menggigit bibir dalamnya kuat-kuat untuk membantu menghilangkan rasa gugupnya.
"Terus ngapain lo masih di sini? Anak-anak udah pada nungguin tuh." Laskar menunjuk sebuah kaca besar yang secara transparan bisa melihat kerumunan pemuda-pemudi yang sedang berpesta ria di halaman outdoornya yang berada di lantai bawah.
Rain kebingungan, dia penasaran akan siapa yang ada dalam foto tersebut. Tetapi kalau dia bertanya, apakah Laskar akan marah padanya? Sungguh Rain sangat takut.
Rain mengambil nafas dalam-dalam, lalu mulai mengajukan pertanyaan yang memenuhi benaknya, "Las, ada yang mau gue tanyain. Tapi sebelumnya, gue mohon lo jangan marah sama gue."
Akhirnya Rain memutuskan untuk bertanya saja, daripada dia mati penasaran. Kalau urusan Laskar yang marah, Rain punya solusi untuk itu. Tetapi kalau untuk penasarannya, Rain tidak tahu harus bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Teen FictionPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...