-40- PASAR KENANGAN

54 4 0
                                    

Happy reading ^^
_______________________

Rain dan ketiga temannya sedang berjalan menuju kantin. Suasana lorong yang mereka lewati sekarang cukup sepi, karena semua murid sudah berada di kantin mengisi perutnya atau ada juga yang pergi ke tempat lain.

Di depan sana ada sekelompok kakak kelasnya yang berjalan berlawanan dengan Rain. Tiba-tiba seorang dari mereka menabrak pundak Bunga dengan sengaja.

"Eh, lo apa-apaan sih, hah?!" sewot Bunga.

Dia pun berbalik menatap remeh Bunga. "Apa, lo nanya ke gue, hah?"

"Bukan, gue nanya ke manusia gak berguna macam lo!" balas Bunga.

"Nantangin lo tuh kayaknya, Lis!" kompor Anna, teman Lisa.

Lisa adeeva. Kalian kenal dia? Teman Riska. Dia masih memiliki dendam pada Rain dan teman-temannya. Karena mereka sudah mempermalukan Riska ketika pesta barbeque sehingga Riska memutuskan untuk sekolah di luar negeri. Tetapi, dia lebih membenci Bunga.

"Tenang aja, Na. Dia hanya bagaikan sehelai rambut yang jatuh ke lantai."

Rain yang disamping Bunga menahan lengannya yang hendak menjambak rambut Lisa. "Nga, tahan. Ini sekolah."

"Tapi dia sengaja nabrak gue, Ra. Dan gue gak bisa biarin itu! Walaupun dia kakak kelas gue, tapi dia gak bisa seenaknya kayak gitu!"

"Dasar cewek bodoh!" sinis Lisa.

"Lo ada masalah apa sih sama Bunga?" tanya Langi sewot.

"Gak ada. Gue gak suka aja sama dia." Lisa mengangkat bahunya tak acuh.

"Lo emang udah gila deh kayaknya," celetuk Tari.

"Gue gak nanya ke lo, 'ya!" bentak Lisa, "Dan lo, gue saranin sih mending jauhin Rayhan atau kalau bisa putusin aja sekalian!" tajam Lisa pada Bunga.

"Ngapain gue harus nurutin kata lo?! Emang lo siapa, hah?!" balas Bunga.

Lisa tersenyum sinis. "Terserah, gue cuma memperingatin lo aja. Rayhan gak sebaik yang lo kira!"

Setelah mengucapkan itu, Lisa dan teman-temannya yang lain pergi meninggalkan Bunga, Rain, Langi dan Tari yang berdiri mematung.

"Gue setuju sama ucapan lo, Tar," putus Langi, "Tuh orang emang gila!"

🌧️🌧️🌧️

Tidak ada pembicaraan di meja kantin ini setelah mereka menyelesaikan makannya. Mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing, kecuali Bunga. Dia memikirkan perkataan Lisa tadi.

Rain menoleh pada Bunga yang hanya diam sedari mereka masuk kantin. "Lo kenapa, Nga?"

Bunga mengerjap. "En-enggak, gak papa kok, Ra."

"Lo pasti kepikiran sama perkataan orang gila itu, 'ya?" tebak Langi.

Bunga menghembuskan nafasnya kasar. "Sebenarnya iya, maksud dia apa, 'ya?"

"Gak usah dipikirin, Nga. Dia cuma iri aja sama lo mungkin," ucap Tari.

"Wait-wait, kalian ini lagi ngomongin siapa sih? Orang gila? Kalian ketemu orang gila, Yang?" tanya Bintang.

Rain Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang