Happy reading ^^
_________________________________
Perlahan kedua matanya terbuka. Pandangan yang pertama kali dia lihat adalah ruangan yang bernuansa putih. Telinganya dapat mendengar suara layar monitor yang ada di sampingnya.
Rumah sakit. Itulah pikiran pertamanya saat mendefinisikan tempat dia berada sekarang.
Suara langkah seseorang mendekat ke arah brankarnya. Dia menengok dan menemukan Ibunya sedang menatapnya nyalang. Oh tidak, kesalahan apalagi yang sudah dia buat?
"Kamu ini memang nyusahin saya aja! Kamu kenapa malah pingsan saat ada tamu penting seperti Pak Andi?! Dia itu calon besan saya, alias calon mertua Langi!" hardik Senja.
"Ma ... Maafin, Rain." Kini sedikit-sedikit dia ingat semua yang terjadi sebelum dia tidak sadarkan diri.
Dirinya yang sudah bertemu dengan Ayah kandungnya, lalu Laskar yang sulit dihubungi. Tiba-tiba saja Laskar dan Ayahnya datang ke rumahnya untuk melamar Langi.
"Dia pasti iri tuh Ma. Karena Laskar lebih milih aku dari pada dia," kompor Langi.
"Ya jelaslah. Orang cucu Nenek yang paling cantik." Nenek Kay menyahut.
Langi berjalan mendekat ke samping Rain. Dia berbisik, "Sekuat apapun lo mertahanin hubungan lo sama Laskar. Kalau dia milik gue, lo bisa apa?"
Rain terdiam. Langi benar, kali ini dia akui itu. Dia sudah kalah telak dengan adik angkatnya itu. Karena jelas-jelas Langi-lah putri kandung dari Guntur. Sudah pasti, dia yang akan dijodohkan dengan anak sahabat Ayah angkatnya.
Tapi yang menjadi pertanyaan besar bagi Rain adalah kenapa Laskar malah ikut mendiamkannya? Kenapa dia menerima perjodohan ini dengan begitu mudahnya?
Sepertinya Rain harus menemui Laskar secepatnya. Karena dia ingin semua penjelasannya itu. Dia yakin ini ada yang salah. Mereka berdua sedang ada salah paham.
Tidak apa jika nantinya yang memiliki Laskar itu adalah Langi. Tapi setidaknya perpisahannya dengan Laskar harus baik-baik, tanpa dendam ataupun kesalahpahaman.
Belum sempat dirinya keluar dari ruangan yang mencekam ini. Pintu ruangannya terbuka dari arah luar.
"Rain, kamu tidak apa-apa Sayang?"
🌧️🌧️🌧️
Laskar menatap kesal Ayahnya yang sedang menyetir mobil. Sekarang mereka dalam perjalanan pulang setelah dari rumah keluarga sahabat Ayahnya. Motornya dibawa oleh supir pribadi keluarga mereka.
Bohong jika Laskar tidak peduli pada Rain saat dia pingsan tadi. Ingin sekali rasanya Laskar sendiri yang membawa Rain ke rumah sakit. Tapi Ayahnya menatapnya tajam. Seakan memberitahu kalau Laskar harus tetap diam, seolah-olah dia tidak mengenal Rain.
Dan di satu sisi, dia juga masih marah pada pacarnya itu. Rain bahkan tidak menjelaskan apa-apa mengenai hal yang dilihat Laskar di pinggir jalan tadi siang.
Bodoh.
Laskar merasa sangat bodoh sekarang. Dia benci pada dirinya sendiri karena dia tidak bisa bertindak tegas pada keadaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Fiksi RemajaPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...