Laskar melangkahkan kakinya menuju seseorang yang berdiri di samping motornya.
"Lo kalau mau cari pelampiasan jangan ke Rain!" ucap Laskar tanpa basa-basi.
"Kata siapa gue cuma jadiin Rain pelampiasan doang?" tanya Langit menatap sengit Laskar.
"Lo deketin Rain hanya karena Lo merasa bersalah sama Bulan 'kan?"
Langit terkejut karena Laskar pun merasakan hal sama dengannya. Mereka berdua merasa kalau Rain itu mirip dengan teman masa kecil mereka, Bulan.
"Enggak," sergah Langit, "Las, lupakan semua yang telah terjadi. Bulan sudah tenang di sana."
"Lo! Lo dengan mudahnya bilang begitu atas semua yang telah Lo lakuin ke Bulan!" ucap tajam Laskar sambil menunjukkan jari telunjuknya ke depan wajah Langit.
Langit menjauhkan jari telunjuk Laskar darinya. Karena bagaimana pun di sini Laskar adalah juniornya sedangkan Langit adalah senior Laskar. Langit tidak ingin ada siswa lain yang salah paham terhadap perlakuan Laskar.
"Gue gak tahu apa pun tentang itu," ucap Langit, "Minggir, gue banyak urusan." Lalu Langit pergi meninggalkan Laskar di parkiran.
"Lo gak pantes buat dia, Ra!" gumam Laskar, "Gue pasti akan jauhin Lo dari dia!"
Lalu Laskar teringat janjinya pada Rain untuk mencari buku referensi buat presentasi kelompoknya Minggu depan. Jadi dia memutuskan untuk menemui Rain di perpustakaan.
Sesampainya di perpustakaan, Laskar langsung melihat Rain dan Fina yang sedang mencari buku di salah satu rak buku.
"Ra, udah Nemu belum bukunya?" tanya Laskar. Rain menggelengkan kepalanya tanpa melihat ke arah Laskar.
"Fin, di sebelah sana ada gak?" Rain mencoba bertanya pada Fina setengah teriak.
"Gak ada, Ra!"
Rain membalikkan badannya menghadap ke Laskar. "Kayaknya gak ada deh!"
"Masa sih?" tanya Laskar. Lalu dia menghampiri rak buku yang tadi diobrak-abrik Rain. Rain pun mengangguk pasrah.
Ketika sedang sibuk mencari buku, ada petugas perpustakaan menghampiri mereka.
"Dek, lagi sedang cari buku apa? Kok dari tadi belum ketemu juga?" ucap seorang petugas yang kerap dipanggil Kak Wawan itu.
"Ini kak, kami lagi mencari buku tentang kerajaan Hindu-Buddha, ada gak?" tanya Rain.
"Oh buku itu lagi di pinjam sama kelas XI, kemarin mereka mengambilnya. Mungkin Minggu depan baru dikembalikan," jelas kak Wawan.
"Minggu depan kak? Bukannya waktu peminjaman buku maksimal 3 hari ya?" tanya Laskar tidak mengerti. Jika buku itu dikembalikan Minggu depan, maka kelompok mereka tidak bisa meminjamnya untuk referensi mereka.
"Iya, tapi ini perintah guru mata pelajarannya."
'Bisa gitu ya?' pikir Laskar.
"Oh gitu, yaudah kak makasih ya atas infonya," ucap Rain sopan.
"Iya sama-sama."
Lalu Rain, Laskar dan Fina pun melangkahkan kakinya keluar perpustakaan.
"Eh guys, bentar ya, ini yokap gue telpon," izin Fina dan diangguki oleh Rain.
"Las, mau tidak mau kita harus ke Gramedia," putus Rain.
"Kapan, sekarang?" tanya Laskar, Rain menganggukkan kepalanya.
"Yaudah sih gue mah ayo-ayo aja!"
"Mantep!" balas Rain sambil mengacungkan kedua jempolnya. "Tapi gak biasanya Lo nurut kayak gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Teen FictionPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...