-41- KEBUSUKAN RAYHAN

51 5 0
                                    

Happy reading ^^
__________________________

Jalanan sore ini sangat ramai, membuat mobil Gara susah untuk bergerak. Gara bersiul santai sembari menunggu kemacetan jalan ibu kota.

Tiba-tiba matanya melihat sebuah motor yang melintas cepat di samping mobilnya. Namun bukan itu, yang menarik perhatiannya yaitu si pengendara motor.

"Bentar, gue kayak kenal sama tu orang?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Motor tersebut berhenti tidak jauh di depannya. Mobil Gara pun berjalan sedikit demi sedikit dan akhirnya bisa mendekati pengendara motor yang membuatnya penasaran.

Mata Gara akhirnya kini bisa melihat si pengendara motor tersebut. "Nah, kan. Bener. Itu si Rayhan, pacarnya si Bunga!"

Matanya menyipit sekali lagi untuk melihat orang yang dibonceng Rayhan. "Itu Bunga? Tapi kok beda, ya? Bunga kan lumayan berisi, itu mah ramping banget!"

Sedetik kemudian, cewek yang dibonceng Rayhan menengok ke arah mobil Gara.

"Lah, bukan Bunga!" pekik Gara dalam mobil, "Siapanya, ya? Dilihat dari cara dia memeluk Rayhan itu kayak seorang pacar deh." Gara mengerut keningnya yang terasa berat.

Gara mengangkat bahunya, tidak peduli. "Ah, bodo amat! Bukan urusan gue!"

Pandangannya kembali lurus ke depan. Jalanan masih macet, kayaknya dia tidak bisa sampai di tempat tujuan tepat waktu.

Matanya kembali melirik motor Rayhan yang berjalan lambat tidak jauh di depannya. Gara sedang menimbang-nimbang sesuatu, apa yang akan dia lakukan sekarang.

Gara menghembuskan nafasnya kasar. "Yaudahlah. Itung-itung minta maaf karena gue udah kasar banget tadi pagi sama Bunga."

"Gue akan bongkar semua kebusukan lo, Ray!" tajam Gara.

Mobil Gara berjalan mengikuti arah motor Rayhan. Meskipun kecepatan mobilnya tidak secepat motor Rayhan di saat macet seperti ini, tetapi untung saja dia bisa mengejar motor Rayhan.

Rayhan menepikan motornya di depan sebuah rumah mewah. Di jarak yang lumayan jauh, Gara juga menepikan mobilnya.

Gara dapat melihat, Rayhan dan cewek yang dibonceng Rayhan turun dari motor. Entah apa yang dikatakan si cewek, tetapi setelah itu Rayhan mencium keningnya.

Gara tersenyum miris. "Emang brengsek lo, Ray!"

"Gue kira penyakit lo udah sembuh, ternyata belum." lanjutnya.

Di depannya motor Rayhan kembali berjalan. Buru-buru Gara mengikutinya dari belakang. Dia ingin memberi pelajaran pada cowok brengsek itu.

Tepat di tengah tempat yang sepi, mobil Gara menghadang motor Rayhan. Gara langsung keluar dari mobilnya, lalu menonjok keras pipi kiri Rayhan.

Rayhan yang tidak siap menahan serangan pun, kini harus terjatuh ke jalan. "Lo apa-apaan sih!" teriaknya.

"Gue gak nyangka ternyata lo masih sama kayak dulu. Tetap jadi cowok brengsek, Ray!"

Rayhan bangkit, lalu langsung balas menonjok pipi Gara. Namun Gara selalu siap menahan serangan Rayhan.

"Lo gak akan pernah bisa lawan gue, Ray!" tegas Gara.

Rain Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang