Happy reading ^.^
__________________________________"Langi! Lo lagi ngapain di sini?!"
Wajar bukan jika Rain saat ini kaget melihat pacarnya sedang dideketin sama cewek lain, apalagi cewek itu adalah adiknya sendiri.
Langi menoleh, sama terkejutnya. Tapi dia terlihat sama sekali tidak peduli. Lalu dia berdiri dan menghampiri Rain yang masih mematung di depan pintu.
"Emang kenapa, hah? Gak boleh? Gak suka?" tanyanya sinis, "Gue ngapain di sini? Jelas, lagi nungguin Laskar-lah, Bodoh!"
Rain hanya bisa menarik nafas dalam-dalam, berusaha menahan segala amarah dan rasa sakitnya. "Oke, terima kasih udah mau nungguin Laskar. Sekarang di sini udah ada gue, lo boleh pulang."
Raut wajah Langi berubah kesal. "Maksud lo apa?!" teriaknya, "Emang lo siapa sih? Berani sama gue?"
"Gue PACAR-nya Laskar, sekaligus Kakak lo!" tekan Rain. Dia terlampau kesal, dia cape jika harus diam terus menerus menghadapi sikap Langi yang semakin brutal.
Jangan salahkan Rain jika dia balik melawan adiknya. Karena Langi terus saja menunjukkan sikap tidak sukanya pada Rain, mungkin Rain terlalu baik selama ini. Dia selalu diam saja ketika Langi mencelanya, memakinya, membully-nya, atau bahkan mengatakan perkataan kotor padanya. Hingga Langi keterusan dan kelewat batas.
Tapi tidak usah khawatir, Rain masih menganggap Langi itu adiknya. Namun bedanya, kali ini dia tidak akan tinggal diam jika Langi bersikap kasar padanya.
Gara masuk ke dalam ruangan dengan langkah yang terburu-buru. Dia takut terjadi perkelahian antara Rain dan Langi—mendengar suara Langi yang berteriak-teriak tadi.
"Eh, kalau mau berantem di luar! Ganggu Laskar lagi istirahat aja kalian ini!" titah Gara.
Rain mengerjap, lalu menggeleng lemah. "Gak, Gar. Gue gak peduli sama dia. Gue ke sini mau jenguk Laskar."
Lalu Rain berjalan mendekati kasur tempat Laskar terbaring lemah. Dia duduk di kursi yang berada di sampingnya.
Rain memegang lembut punggung tangan Laskar. "Las, cepet bangun, cepet sembuh." lirihnya.
Melihat Rain mendekati Laskar, Langi kesal dan dia hendak memberi pelajaran pada Rain. Tapi Gara menahan lengannya dan membawanya keluar ruangan.
Tangan Rain beralih menyentuh rambut dan wajah Laskar secara perlahan. Dalam hati dia bergumam bahwa Laskar sangat tampan ketika sedang tertidur seperti ini.
"Lo teduh banget Las, kalau lagi tidur. Tapi gue ingin lo cepet bangun Las, please!"
Rain menidurkan kepalanya di samping tangan Laskar. "Kok kamu bisa jadi kayak gini, Las? Apa yang gak gue tahu?"
🌧️🌧️🌧️
"Ih, aduh, lepasin Gara!" Langi menghempaskan cekalan tangan Gara. "Lo tuh kenapa sih malah narik gue keluar? Padahal gue ingin ngusir si ular kobra itu!"
Gara melepaskan cekalan tangannya setelah berada lumayan jauh dari ruangan Laskar. Bukan apa-apa, dia tidak ingin istirahat sahabatnya terganggu karena keributan antara Rain dan Langi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Teen FictionPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...