Happy reading ^.^
____________________________"Gue gak akan pernah ninggalin lo, Ra. Gak akan!"
Fina menghentikan langkahnya kala mendengar suara lembut Laskar. Menurutnya, sangat aneh ketika Laskar—cowok bar-bar, aneh dan ketus—kini berucap lembut.
Fina menutup pintu kamar rawat Rain hati-hati, tidak ingin mengganggu dua sejoli yang ada di depannya. Dasar warga bucin, tidak pernah peduli pada jomblo yang melihat keuwuan mereka!
"Aduh, manisnya ...." sindir Fina.
Laskar dan Rain terkesiap. Mereka berdua melerai pelukannya. Fina pun mulai melangkah maju dengan wajah yang pura-pura merasa bersalah.
Tangan kanan Fina menutupi mulutnya. "Oopss ... Sorry, gue ganggu, ya? Hehe ...."
Laskar berdecih. Kini dia sudah duduk kembali di bangku samping brankar, tempat tidur Rain.
"Iya, lo ganggu. Banget!" ketusnya.
Rain terkekeh melihat wajah sebal Laskar. Kemudian dia menoleh ke arah temannya itu yang masih berdiri mematung di tengah ruangan karena suara Laskar tadi.
"Sini, Fin. Duduk," ajak Rain.
Fina menghampiri Rain. Dia mengerucut sebal. "Gue duduk dimana, Ra? Orang bangkunya juga cuma ada satu. Itupun diduduki Laskar!"
Rain terkekeh kembali. "Gue basa-basi aja sih. Sorry!"
"Siyalan!" decak Fina.
Laskar tertawa terbahak-bahak melihat adegan di depannya. "Nah, gitu dong, Ra! Dia itu ngeselin banget tau gak sih?!"
"Siyalan juga lo, Las!" Fina kembali berdecak. "Lagian emang gue ngeselin apa, hah?!"
"Lo gak ngasih contek gue pas ulangan fisika kemarin!" ucap Laskar, menyudutkan Fina.
"Y-ya, ya sorry. Kan gak ada celah buat ngasih contekan waktu kemarin tuh. Lagian kalau lo nyontek ke gue juga, percuma. Orang gue juga kena remed!" sebal Fina, dia jadi teringat baru selesai remedial Fisika tadi siang.
"Iya, sih. Yang pinter fisika cuma bidadari gue doang!" Laskar menatap lekat wajah Rain yang kini sedang bersemu merah.
"Apa sih?" Rain berusaha untuk menahan senyumnya.
"Senyum aja, Ra. Gak usah ditahan," goda Laskar.
Fina menghela nafas berat. "Ekhem, inget di sini masih ada manusia yang bernafas terus jomblo lagi. Lo pada jangan buat gue bunuh diri di pohon toge, ya!"
🌧️🌧️🌧️
Taburan bintang memenuhi gelapnya langit malam yang tengah ditatap oleh dua insan yang sedang saling membagi kasih saat ini. Tatapan dan ucapan manis yang mereka lontarkan membuat ribuan bintang di atas sana berucap iri. Biarlah, biarlah seperti itu. Biarlah mereka memadu kasih untuk saat ini. Karena esok, atau nanti, tidak ada yang tahu akan seperti apa.
Rain menolehkan wajahnya ke seseorang yang duduk di sampingnya. "Las, gue suka bintang."
Laskar buru-buru balas menoleh, dengan gelengan kepalanya. "Jangan, nanti lo abis kena omel si Tari." Kemudian mereka berdua terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Teen FictionPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...