Happy reading ^^
_____________________________
Laskar melangkah gontai turun dari motor ninja kesayangannya. Dia baru pulang ketika langit sore memerlihatkan seluetan jingganya. Setelah selesai acara seni dan olahraga di hari pertama, dia harus rapat dulu dengan pengurus osis untuk mempersiapkan kegiatan di hari berikutnya hingga dua pekan ke depan.
Baru saja hendak membuka daun pintu, suara barang pecah memekakkan kedua telinganya.
Prang!
"Pergi kamu dari sini! Dasar wanita jalang!" teriak Ayahnya dari dalam rumah, tapi masih terdengar jelas oleh kedua telinganya Laskar.
Dengan gerakan cepat, dirinya membuka pintu asal-asalan sehingga menciptakan bunyi nyaring.
Ibunya yang sedang terduduk di lantai pun menoleh kaget sekaligus senang. Seolah dia melihat pahlawannya datang untuk menyelamatkan dari iblis yang kejam.
Laskar membulatkan matanya. Dia langsung menghampiri sang Ibu. "Bunda, Bunda gak papa?"
Andi memalingkan wajah tak acuh. Merasa mual dan malas melihat akting istrinya.
Nira hanya terisak di dalam pelukan putranya. "B-bunda, Bunda akan pergi dari sini, Sayang. Kamu yang baik-baik ya sama Ayah kamu."
Perlahan tubuh Nira bangkit, lalu membawa kopernya hendak pergi.
"Bunda!" pekik Laskar, dia berlari lalu menahan pergelangan tangan Ibunya. "Laskar mohon, jangan pergi, Bun. Kalau Bunda pergi, Laskar sama siapa?"
Nira mengusap air matanya yang turun dengan kasar. "Lepasin Bunda, Las. Percaya sama Bunda, kita pasti akan ketemu lagi."
Laskar menggeleng tegas. "Nggak, Bun. Laskar mohon, jangan pergi!"
"Udahlah, biarin aja dia pergi. Kenapa kamu manja banget, Laskar. Ingat kamu itu udah besar!" cerca Andi yang berdiri tidak jauh di belakang Laskar.
Laskar mendelik tajam. Tapi matanya kembali menuju sang Ibu. "Bun ...."
Nira menggeleng tegas. Lalu merengkuh anaknya. "Jaga diri baik-baik, ya. Bunda sayang kamu."
Setelah mengucapkan kalimat meyakinkan itu, Nira melepaskan pelukannya dan pergi dari pandangan Laskar.
Bagi Laskar, Nira adalah dunianya. Namun kini dunianya telah pergi dan hilang.
"Ini semua salah Ayah!" tuduh Laskar, "Kenapa Ayah selalu saja usir Bunda dari rumah?! Bunda gak salah! Ayah yang salah!"
Tanpa menjawab pertanyaan dan tuduhan anaknya, Andi menyodorkan ponselnya. Di sana dapat dilihat dengan jelas, Ibunya sedang bermesraan dengan pria lain.
"Dia mantan kekasih Bunda kamu. Tapi mungkin sekarang mereka sudah balikan dan akan menikah," ucap Andi sangat enteng. Seolah hal itu bukan hal yang besar lagi.
"Maksud Ayah apa, hah? Gak mungkin, itu pasti hasil edit-an!" sanggah Laskar.
Andi tertawa kecil. Lalu dia melangkah untuk duduk di sofa ruang tamu. Karena penasaran Laskar pun mengikutinya. Kini mereka duduk di sofa, di tengah kekacauan istana mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Teen FictionPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...