Laskar kini sedang mengendarai motornya meninggalkan rumah menuju sekolah.
Keberuntungan berada di pihaknya, karena saat itu masih pagi, jadi jalanan tidak terlalu ramai kendaraan dan dia bisa mengendarai motornya di atas rata-rata.
Tidak membutuhkan waktu lama, Laskar pun sampai di sekolah. Dia berjalan dari parkiran menuju kelasnya sambil memamerkan kharisma yang dia punya, membuat banyak cewek lupa cara berkedip.
Dari kejauhan Laskar melihat dua temannya yang sedang bersenandung ria tanpa malu.
"Pagiku cerahku, matahari bersinar ..." Bintang bersenandung.
"Ku gendong tas merahku, di pundak ..." sahut Gara yang berada di sebelahnya.
"Selamat pagi semua ...!" Bintang menyanyikan bait selanjutnya sambil berteriak membuat banyak pasang mata meliriknya.
"Kunantikan dirimu ..." sahut Gara.
"Di depan kelasmu ..." Bintang menyahut.
"Menantikan kamu ..." Gara mengakhiri bait kedua lagu itu.
"Halah, Lo menantikan siapa, hah?!" Bintang menjawab nyanyian Gara sambil tertawa mengejek.
Nyanyian itu pun berakhir yang tersisa hanya bully-an dari Bintang untuk Gara.
"Selly dung!"
"Emang Selly mau sama lo? Hahaha, gue yakin sih enggak bakal mau."
"Buset tuh mulut abis makan sambel apa? Pedes amat!"
"Hah, kesian lo suka sama cewek tapi ceweknya gak suka balik." Bintang tertawa terbahak-bahak.
"Iyain aja, umur gada yang tahu." Gara pun mendapat toyoran dari Bintang.
"Woy, duo sengklek!" teriak Laskar dari arah belakang Bintang dan Gara.
Bintang dan Gara melihat ke asal suara.
Laskar pun menghampiri kedua temannya. "Lo berdua nyanyi-nyanyi gak ngajakin gue!"
Bintang dan Gara saling melirik.
"Siapa?" tanya Bintang pada Gara.
"Gak tahu gue. Emang kita kenal dia?" balas Gara sambil menunjuk hidung Laskar.
"Entah. SKSD banget dia, kenal juga kagak."
"Pergi aja yuk!"
"Yaudah hayuk!"
Gara dan Bintang pun pergi meninggalkan Laskar.
"Anjir, Lo kagak ada akhlak banget sih!" teriak Laskar, namun tidak dipeduliin oleh kedua temannya yang sudah berjalan menjauh darinya. "Awas aja, gue akan suruh Rain buat gak ngasih contekan ama Lo berdua!"
Kalimat terakhir Laskar membuat langkah kaki Bintang dan Gara berbalik arah.
"Jangan gitu dong!" pinta Gara.
"Kita becanda, Las. Ealah becanda, Lo gak bisa diajak becanda emang. Gak asiklah!" tambah Bintang.
Laskar masih menjual mahal kata maafnya, dia sengaja ingin mengerjai kedua teman gak tahu dirinya itu.
"Iya dih, Lo malah main adu sama Rain terus pake ancam-ancaman lagi."
"Padahal emang dia siapanya Rain ya gak?" tanya Bintang dan diangguki Gara.
"Diem Lo!" marah Laskar, lalu dia melemparkan tasnya ke arah Bintang. "Nih, ambil. Lo bawain sampe ke kelas, terus gue lupain ketidakwarasan kalian hari ini!"
Laskar pun berjalan mendahului mereka berdua.
"Kok gue sih?!" teriak Bintang.
"Hahahaha mampus, rasain, Lo!" puas Gara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Novela JuvenilPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...