Happy reading ^_^
__________________________Semilir angin menyentuh lembut pipi orang yang sedang duduk di bangku taman depan sekolah saat ini. Banyak siswa dan siswi SMA Dharmabakti berlalu lalang di depan matanya.
Tiba-tiba saja, seseorang datang dan duduk di sampingnya. Sontak saja matanya langsung menoleh, sekadar ingin tahu siapa yang datang menghampirinya.
"Gar ..." panggil orang yang baru saja duduk.
Gara membenarkan posisi duduknya menjadi menghadap cewek ini. "Kenapa, Nga?"
Bunga kelihatan gugup dan dia tidak tahu harus berkata apa. "Um ... G-gue, gue mau ... minta maaf sama lo."
Orang yang ingin dia mintai maafnya malah menaikkan sebelah alisnya. Gara tidak mengerti 'maaf' untuk apa yang dimaksud Bunga. Entah karena Bunga terlalu banyak kesalahan pada Gara, sehingga Gara lupa pada semua kesalahan Bunga. Entah juga karena ada hal lainnya.
"Gue tadi udah marah sama lo pas di kelas, soal ... Rayhan," lanjut Bunga, "Maafin gue, seharusnya gue percaya pada perkataan lo."
Gara manggut-manggut, mengerti. Akhirnya dia paham maksud Bunga. Sebenarnya, dia tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Bunga sudah mengetahui sifat Rayhan yang sebenarnya pun, dia sudah sangat bahagia.
"Sans, Nga. Gue juga B aja, kok."
"Tapi gue ngerasa bersalah banget sama lo. Lo maafin gue, kan?" tanya Bunga memastikan.
Gara mengangguk. "Iya, gue udah maafin lo. Gak usah dipikirin lagi, ya?"
Bunga tersenyum lega. Meskipun hubungannya dengan Rayhan sudah berakhir, tapi dia tidak ingin hubungannya dengan Gara berakhir juga. Hubungan sebatas teman maksudnya.
Tidak ada percakapan lagi setelah itu beberapa menit. Baik Bunga ataupun Gara merasa sedikit canggung. Ini berbeda seperti biasanya, tidak ada lagi perdebatan konyol antara mereka.
"Gar,"
"Nga,"
Mereka berdua malah memanggil nama berbarengan. Lalu mereka terkekeh geli.
"Lo aja duluan," putus Gara.
"Gue mau nanya," ucap Bunga hati-hati, "Lo kayaknya udah kenal banget sama Rayhan, ya?"
Gara terkejut, dia tidak menduga kalau Bunga akan mengajukan pertanyaan itu.
"Iya, tapi dia lebih duluan kenal sama lo, kok." Gara terkekeh.
Bunga mengerucutkan dahinya, tidak mengerti. "Maksudnya?"
"Enggak, sebenarnya gue sama dia tuh teman SMP. Tapi emang gak sekelas sih, dia kakak kelas gue. Tapi kita sering nongkrong bareng gitu. Jadi gue tahu semua sifat Rayhan," jelas Gara.
Tidak heran jika mata Bunga terbelalak kaget, Gara dan Rayham sebelumnya tidak pernah kelihatan dekat bahkan bertegur sapa pun tidak pernah. Tapi faktanya, dia adalah teman nongkrong Gara. Bunga berpikir, hal apa lagi yang Rayhan sembunyikan darinya.
"Saat gue denger lo jadian sama Rayhan, gue sedikit terkejut sih. Tapi katanya lo sama dia itu sahabatan dari kecil. Jadi gue kira, dia gak akan mainin lo, dia udah berubah. Tapi ternyata sama aja kayak dulu." Gara tersenyum sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Teen FictionPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...