Happy reading ^^
___________________________
Langkah kaki gadis itu terlihat sangat teratur dengan ritme yang sedikit dia percepat. Beberapa menit lagi tim basket kelasnya akan tanding di lapangan. Tapi dia harus berjalan di lorong kelas yang sepi hendak menuju ruangan kepala sekolah.
Dia mengetuk pintu di depannya dengan sangat hati-hati.
"Masuk." Suara seseorang dari dalam ruangan menginterupsi.
Tangan kanannya pun membuka pintu itu. Dan dia muncul dari balik pintu. Ruangan ini sama seperti dulu, tatanan dan hiasan di ruang ini tidak berubah. Mungkin yang berbeda hanya tumpukan kardus yang berada di sudut ruangan. Ah, pasti kepala sekolahnya sedang membereskan sesuatu. Itulah pikiran yang terlintas di kepalanya.
"Silahkan duduk, Rain," kata seseorang yang duduk di kursi yang berada di tengah-tengah ruangan.
Rain melangkah hati-hati, nyaris tidak menimbulkan bunyi. Lalu duduk di kursi yang ada di hadapan kepala sekolahnya.
"Maaf Pak, sebelumnya saya mau tanya. Ada apa ya bapak panggil saya kemari?" tanya Rain sopan.
Pak Azhar, selaku kepala sekolah SMA Dharma bakti itu tersenyum, memperlihatkan kerutan tipis di sekitar kelopak matanya. Menandakan bahwa waktu perlahan-lahan menggerogoti usianya.
Lalu dia mengulurkan selembar kertas, membuat Rain kebingungan.
Rain menerima selembar kertas yang diberikan kepadanya. Lalu membacanya sejenak. "Olimpiade tingkat nasional, Pak?"
Pak Azhar mengangguk. "Kamu siap kan, Ra? Kali ini lawan kamu bukan sembarang orang. Mereka adalah siswa terbaik pilihan dari 34 provinsi yang mewakilkan provinsinya masing-masing."
Hati Rain berdesir hebat. Dia merasa ragu dan takut secara bersamaan. Tapi dia tidak bisa mengecewakan kepala sekolahnya yang sudah berharap dan percaya penuh padanya.
"Iya, Pak. Saya siap," ucapnya sangat yakin.
"Bagus, Ra. Olimpiade-nya dua minggu lagi. Kamu bisa berlatih dari sekarang."
Rain mengangguk. "Apa Kak Langit juga ikut olimpiade ini, Pak?"
Mendengar pertanyaan lugu itu, Pak Azhar tergelak. "Nggak, Rain. Masing-masing provinsi hanya boleh mengirimkan satu perwakilan terbaiknya saja. Dan kamu akan menjadi perwakilan provinsi DKI Jakarta. Jadi kamu harus hati-hati dan bersiap secara sungguh-sungguh, ya?"
"Siap, Pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin."
🌧️🌧️🌧️
"Semangat Gara, Bintang, Fendi, Haikal, Aji! Semangat! Jangan kasih kendor!" teriak Fina, menyoraki atlet basket kelasnya.
Poin sementara saat ini 18-15. Kelas X IPA 1 unggul dari lawannya, kelas X IPS 3.
Suasana di lapangan basket SMA Dharmabakti sangat ramai. Semua siswa dari angkatan kelas X sampai kelas XII ada berkumpul di sini.
Bunga yang berdiri di samping Fina menutup kupingnya rapat-rapat. "Fin, jangan teriak-teriak bisa gak sih?"
"Hah, mana bisa!" balas Fina, "Lagian kalian berdua kok gabung ke tim musuh kelas kalian sih?!" sinis Fina pada Bunga dan Tari yang berdiri di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain Story [END]
Teen FictionPernahkah kamu merasakan hidup kamu berubah 180 derajat? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini berputar? Pernahkah kamu merasa kehidupan ini tidak adil? Pernahkah kamu dibenci oleh semua orang, karena kamu bisa mendapatkan segalanya? Aku pernah merasa...